tirto.id - Jumat, 19 Mei 2017, pukul 7.15 pagi, sebuah gudang di Stasiun Klender terbakar. Para petugas ada di stasiun mencoba memadamkan, tetapi gagal. Api membesar dan merambat ke bangunan hingga pintu gerbang stasiun. Lokasi Stasiun Kelender bersisian dengan Jalan Bekasi Timur Raya dan Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur.
Karena api semakin membesar, pemadam kebakaran pun dikerahkan. Api baru padam seluruhnya pada pukul 08.05 WIB. Selain gudang, bangunan kantor, suang server, ruang keamanan dan loket di stasiun hangus terbakar.
Saat kebakaran berlangsung, arus kereta rangkaian listrik yang melintasi stasiun itu terhambat. Jangankan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di stasiun, kereta bahkan tak bisa melewati Stasiun Klender. Akibatnya, banyak penumpang yang terdampar di stasiun-stasiun sebelumnya.
Machrida Bahalwan adalah salah satu dari ratusan penumpang yang terhambat perjalanannya pagi tadi. Ia dari Bekasi, ingin menuju Stasiun Senen. Karena kereta yang ia tumpangi tak bisa melewati Stasiun Klender, ia terpaksa turun di Stasiun Buaran, satu stasiun sebelumnya.
Dari Buaran, Machrida naik bajai ke Stasiun Jatinegara dan menaiki kereta ke Stasiun Senen. "Aku naik kereta jam 7.10 WIB dari Bekasi, terdampar jam 7.30 WIB,” katanya seperti dikutip Antara.
Stasiun Klender baru bisa dilintasi sekitar pukul 8.50 WIB. Itupun penumpang belum bisa naik atau turun di stasiun itu. Ia hanya bisa dilewati kereta saja. Menurut Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek, Eva Chairunisa, keadaan ini akan berlangsung setidaknya sampai besok. Jadi dalam dua hari ini, Stasiun Klender belum bisa beroperasi.
Pihak PT KAI juga sedang mencari tahu penyebab kebakaran dan menghitung total kerugian. Dugaan sementara penyebab kebakaran adalah hubungan pendek arus listrik. Tak ada korban jiwa dalam kebakaran ini.
Ini bukan kebakaran pertama yang menimpa stasiun di Jabodetabek. Empat tahun lalu, dua stasiun terbakar, yakni Stasiun Cikini dan Stasiun Gambir. Kebakaran di Stasiun Gambir juga terjadi di hari Jumat, pada 27 Desember 2013. Ledakan gas elpiji dari salah satu restoran cepat saji menjadi sumber api. Restoran yang berada di lantai dua stasiun itu pun hangus terbakar.
Kebakaran di Gambir terjadi sekitar pukul 9.05 pagi. Tak butuh waktu lama untuk memadamkan api. Sekitar pukul 09.25, petugas pemadam kebakaran telah berhasil membuat api padam.
Sistem operasional Stasiun Gambir terhenti saat kebakaran berlangsung. Stasiun ini bukan stasiun tempat menaikkan dan menurunkan penumpang komuter. Mayoritas aktivitas di Gambir adalah melayani perjalanan luar kota di Pulau Jawa. Pada tahun yang sama, sebulan sebelum Gambir terbakar, Stasiun Cikini yang lokasinya tak jauh dari Stasiun Gambir pun terbakar. Kebakaran di Stasiun Cikini berlangsung malam hari. Api berkobar sejak pukul 21.30 WIB, bersumber dari salah satu toko di lantai II stasiun. Malam itu, 14 mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Sekitar setengah jam kemudian api padam.
Tak separah kebakaran di Gambir dan Klender yang membuat kereta tidak bisa melintas, di Cikini, kereta masih melewati stasiun, hanya saja tidak berhenti untuk menurunkan atau menaikkan penumpang.
Pada Juli, 2010, kebakaran juga terjadi di Stasiun Pondok Cina, Depok. Tak ada korban jiwa, memang. Namun, 36 motor yang ada di parkiran habis terbakar, begitu juga dengan loket, kantor, toilet dan musala di stasiun.
Dalam tujuh tahun terakhir, setidaknya ada empat stasiun yang terbakar di Jabodetabek. Selama tujuh tahun itu juga, beberapa kali terjadi kebakaran di gerbong kereta.
Tahun lalu, misalnya, kereta Commuterline Jabodetabek nomor KA 1846 terbakar saat menuju Bogor. Penumpang dievakuasi di Stasiun Pondok Cina, tetapi ternyata kereta sudah mulai terbakar sejak di Stasiun Universitas Indonesia, satu stasiun sebelumnya.
Setahun sebelumnya, tahun 2015, terjadi kebakaran di gerbong kereta jurusan Serpong-Tanah Abang. Saat kereta memasuki Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 05.00 WIB, terlihat asap dan api di gerbong kereta. Tak ada korban jiwa, tetapi penumpang tertahan di stasiun selama satu jam. Tahun 2011, kereta Jurusan Serpong-Tanah Abang juga pernah terbakar di Stasiun Sudimara. Saat itu, kebakaran terjadi karena ada korslet.
Kebakaran demi kebakaran di stasiun dan gerbong kereta api terjadi cukup sering. Penyebabnya beragam, tetapi hampir selalu disebabkan kelalaian manusia, mulai dari korsleting hingga tabung gas yang meledak.
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Maulida Sri Handayani