Menuju konten utama

Sri Mulyani Waspadai Dampak Virus Corona ke Perekonomian Indonesia

Sri Mulyani menuturkan saat ini ketidakpastian dan risiko di global terjadi sangat cepat dan tidak dapat diprediksikan waktunya sehingga semua negara harus terus waspada.

Sri Mulyani Waspadai Dampak Virus Corona ke Perekonomian Indonesia
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) didampingi Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Astera Primanto Bhakti (kiri) saat menyampaikan paparan dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/1/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai dampak dari virus Corona yang sedang mewabah di beberapa negara. Sebab, hal ini memiliki potensi untuk berdampak terhadap perekonomian Indonesia.

Sri Mulyani mengatakan pemerintah berkaca dengan wabah virus SARS pada 2003 yang selain mempengaruhi perekonomian Cina sepanjang kuartal I dan II, tapi akhirnya India juga terimbas cukup dalam.

“Ini menggambarkan bahwa risiko itu bisa unpredictable dan very volatile jadi semua negara wajib selalu mewaspadai,” kata Sri Mulyani, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Sri Mulyani menuturkan saat ini ketidakpastian dan risiko di global terjadi sangat cepat dan tidak dapat diprediksikan waktunya sehingga semua negara harus terus waspada.

Tak hanya itu, Sri Mulyani juga menekankan perlunya menyiapkan kebijakan instrumen yang baik untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah terjadinya berbagai risiko yang datang tiba-tiba.

“Siapkan instrumen kebijakan, tapi enggak bisa buta terhadap environment karena sekarang unpredictable dan volatile-nya sangat tinggi dan enggak terbaca,” ujar dia.

Ia menyatakan seharusnya 2020 berpotensi menjadi tahun pemulihan setelah pada 2019 terdapat banyak momentum yang memberatkan seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina serta Brexit.

“Semua outlook menggambarkan dunia mengalami recovery pada 2020 dari sisi pertumbuhan maupun dari trade-nya karena pada Desember 2019 terjadi pengumuman Cina dan AS masuk agreement termin pertama itu menimbulkan positif,” kata dia.

Sementara itu, ia menyebutkan pada Januari 2020 berbagai momentum penghambat ekonomi global datang lagi seperti hubungan antara AS dan Iran yang memanas, kondisi politik di AS meningkat, termasuk virus Corona.

“Pada Januari perkembangan kondisi eksternal tidak membuat kita senang terutama dengan virus corona dan kondisi geopolitik di AS. Ini harus kita antisipasi terhadap spill over-nya untuk berbagai ekonomi global,” kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan kini virus Corona tersebut telah menimbulkan pesimisme terhadap perekonomian Cina yang salah satunya melalui hilangnya momentum pertumbuhan pada tahun baru Cina.

Ia menuturkan seharusnya momentum tahun baru Cina mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi domestik di negara tersebut namun tak terealisasi karena adanya virus Corona.

“Adanya virus Corona terjadi policy lock down sehingga potensi perekonomian Cina dari faktor domestik tidak terealisasi. Kehilangan momentum,” kata dia.

Di sisi lain, Sri Mulyani tetap optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus membaik dan berada di atas 5 persen sepanjang 2020 ini yang salah satunya ditunjang dari konsumsi domestik.

Ia juga menyatakan Indonesia termasuk negara dengan pertumbuhan yang cukup tinggi dibandingkan negara G20 lainnya sehingga Indonesia memiliki ketahanan yang baik dan harus tetap dijaga di tengah kondisi global seperti sekarang.

“Indonesia termasuk negara yang cukup punya relatif sangat tinggi dibanding negara lain seperti Turki dari 5 persen jadi 0, India dari 7 persen jadi 4,5 persen, Meksiko dari 2 persen jadi 0, apalagi Argentina krisis,” kata dia.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Abdul Aziz