tirto.id - Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan wabah virus Corona di Cina sudah mulai berdampak pada perekonomian global termasuk Indonesia.
Piter mengatakan pengaruh pada sektor riil Indonesia hari ini memang belum terasa tetapi bila wabah memburuk, maka dampak negatifnya semakin tak terelakkan.
“Akibat wabah corona, permintaan global akan menurun dan menekan harga komoditas [yang saat ini belum recover]. Penurunan harga komoditas akan menyebabkan ekspor kita semakin terpuruk, neraca dagang akan terus defisit,” ucap Piter dalam keterangan tertulis yang diterima reporter Tirto, Senin (27/1/2020).
Piter menjelaskan hal ini perlu diwaspadai karena saat harga komoditas menurun maka daya beli masyarakat akan ikut terhantam. Sebab, konsumsi di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi harga komoditas.
“Konsumsi akan sulit tumbuh. Pada akhirnya pertumbuhan ekonomi sulit membaik,” ucap Piter.
Piter bilang di luar sektor riil, sektor pariwisata sudah terdampak. Pasalnya, sektor ini bergantung pada posisi China sebagai negara asal wisatawan asing utama selain Australia meskipun negara itu sedang terjangkit wabah cukup parah.
“Wabah corona akan menurunkan jumlah wisman asal China secara signifikan,” ucap Piter.
Ia mengatakan sektor yang terdampak cukup cepat juga mencakup pasar keuangan lantaran ada kekhawatiran masa depan ekonomi global sehingga investor akan berlomba-lomba menempatkan dananya di lokasi yang lebih aman.
“Akibatnya aliran modal ke negara-negara berkembang tertahan termasuk ke Indonesia. Dampaknya pasar modal global memerah demikian juga dengan pasar modal Indonesia. IHSG merosot dan rupiah melemah,” ucap Piter.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri