Menuju konten utama

Sri Mulyani Targetkan Pendapatan Negara Tahun Depan 12,38%

Pendapatan negara tahun depan akan naik 11,08 persen - 12,38 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sri Mulyani Targetkan Pendapatan Negara Tahun Depan 12,38%
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan saat acara High Level Dialogue (Seminar) on Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy for MSMEs di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Rabu (29/3/2023). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/tom.

tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menuturkan pendapatan negara tahun depan akan naik 11,08 persen - 12,38 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, belanja negara diperkirakan dalam rentang 13,97 persen hingga 15,01 persen dari PDB.

“Belanja negara dalam rentang 13,97 hingga 15,01 persen dari PDB. Dengan demikian keseimbangan primer akan terus bergerak menuju seimbang dan positif di kisaran antara defisit 0,43 persen, hingga surplus 0,00 persen dari PDB,” kata Sri Mulyani dikutip dari Antara, Senin (22/5/2023).

Dia menjelaskan kebijakan APBN 2024 diarahkan untuk terus mendukung optimalisasi pendapatan, transformasi ekonomi digital, menjaga iklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha serta lingkungan. Lebih lanjut, Bendahara Negara itu memaparkan strategi yang akan ditempuh pemerintah untuk mendorong pembiayaan yang lebih inovatif, bijaksana (prudent), dan berkesinambungan

Pertama, mendukung kebijakan fiskal yang ekspansif, terarah, serta terukur untuk mendukung transformasi ekonomi. Kedua, mengendalikan defisit dan utang dalam batas yang aman dan berkelanjutan (sustainable).

Ketiga, mendorong efektivitas pembiayaan investasi dengan memberdayakan BUMN, Sovereign Wealth Funds (SWF), Special Mission Vehicle (SMV), serta badan layanan umum (BLU).

Keempat, memperkuat ketahanan fiskal di tengah ketidakpastian global dengan menyusun fiscal buffer atau bantalan fiskal yang handal dan kredibel. Kelima, mendukung pembiayaan investasi dengan memperkuat peranan Indonesia di forum internasional.

Terakhir, mendorong akselerasi pembiayaan bagi masyarakat berpendapatan rendah, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta mendorong pembiayaan kreatif dan inovatif melalui kerja sama pemerintah dan badan usaha.

“Ini disusun dengan mempertimbangkan perkembangan, tantangan dan dinamika ekonomi global dan domestik. Tantangan dan risiko yang harus kita hadapi, dan sasaran pembangunan yang terus kita ikhtiar untuk dicapai,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait REALISASI PENDAPATAN NEGARA

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin