Menuju konten utama

Sri Mulyani: Kapitalisasi Pasar Modal RI Kalah Dibanding Malaysia

Sri Mulyani mengatakan, nilai kapitalisasi pasar modal dalam negeri yang masih tertinggal dibanding Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina.

Sri Mulyani: Kapitalisasi Pasar Modal RI Kalah Dibanding Malaysia
menteri keuangan sri mulyani memberikan sambutan saat menghadiri acara "39 tahun pasar modal indonesia" di bursa efek indonesia (bei), jakarta, rabu (10/8). peringatan 39 tahun pasar modal indonesia tersebut diharapkan menjadi momentum guna menghasilkan terobosan baru yang membuat industri keuangan khususnya pasar modal semakin berkembang. antara foto/rivan awal lingga/aww/16.

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sektor keuangan Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara tetangga lainnya. Hal ini tercermin dari nilai kapitalisasi pasar modal dalam negeri yang masih berada di bawah 50 persen.

"Kapitalisasi pasar modal Indonesia hanya 48 persen. Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina mereka bisa memiliki rasio kapitalisasi pasar modal hingga mendekati 100 persen," ujar Sri Mulyani dalam Literasi Keuangan Indonesia Terdepan, Jumat (12/8/2022).

Sri Mulyani mengatakan, sektor keuangan Indonesia saat ini masih berorientasi akumulasi dana yang sifatnya jangka pendek. Sehingga, konsep itu mempersulit negara di saat membutuhkan dana untuk infrastruktur.

"Biasanya pertama membutuhkan dana sangat besar dan kemampuan mengembalikannya butuh waktu sangat panjang, katakanlah 20 hingga 30 tahun. Oleh karena itu kemampuan Indonesia untuk mampu memupuk dana jangka panjang menjadi sangat penting," ucap dia.

Tidak hanya itu, Sri Mulyani mencatat, sebanyak 80 persen dana masyarakat mandek di perbankan, yang mana mayoritas dananya dalam bentuk deposito jangka pendek. Sedangkan sektor yang memiliki kemampuan mengakumulasi dana jangka panjang, seperti industri asuransi, dana pensiun, kontribusi dalam sektor keuangan Indonesia hanya 14 persen.

"Ini menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi kita, terutama KSSK, untuk terus mampu membangun sektor keuangan yang mampu mengumpulkan dan memobilisasi dana dalam jangka panjang yang kuat dan kredibel," pungkas dia.

Baca juga artikel terkait PASAR MODAL atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang