tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, infrastruktur merupakan hasil nyata kerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk masyarakat. Menurutnya, menjelaskan APBN lewat angka tidak selalu dapat mudah diterima.
"Kalau menjelaskan APBN melalui angka, orang biasanya tidak nyambung. Tetapi begitu melihat hasilnya seperti jalan raya, bendungan, dan kampus yang terbangun entah itu untuk ruang kelas, laboratorium, atau akses jalan, orang baru merasa APBN itu hidup angkanya," katanya dikutip Antara, Jakarta, Rabu (7/12/2022).
Dengan demikian pemerintah terus menyampaikan ke publik hasil penerimaan negara dari berbagai sumber sehingga masyarakat memahami pengelolaan uang negara dan melihat hasil nyatanya.
Sri Mulyani menjelaskan, infrastruktur yang merupakan aset negara atau Barang Milik Negara (BMN) dibangun menggunakan APBN yang diperoleh dari penerimaan pajak, bea dan cukai, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), bahkan sebagian dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) atau Surat Utang Negara (SUN).
Dari berbagai proses pembangunan yang sudah dilakukan selama ini, kata dia, nilai dari BMN dan aset milik negara hingga tahun 2021 mencapai Rp11.454 triliun. Nilai tersebut tentu sangat tergantung kepada valuasi dan kualitas dari aset, sehingga tidak hanya dilihat dari sisi nilainya.
Karena itu Sri Mulyani menilai, peran Kementerian PUPR sangat penting dalam menjembatani dan membantu Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mengkomunikasikan APBN secara konkret dari berbagai proses pembangunan.
"Kita semua memahami bahwa esensi pembangunan adalah membangun untuk menciptakan dampak kesejahteraan rakyat," tutur Sri Mulyani.
Untuk pembangunan ini, sebagian dilakukan oleh uang negara, sebagian oleh masyarakat dan pihak swasta. Sehingga untuk pembangunan yang menggunakan uang negara harus dipertanggungjawabkan pula kepada publik melalui mekanisme APBN.
Editor: Anggun P Situmorang