tirto.id - Rusia terus melakukan referendum di beberapa wilayah Ukraina seperti di Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia. Apabila referendum ini berhasil, maka Rusia mendapatkan 15 persen bagian wilayah Ukraina.
The Guardian melaporkan, orang-orang di Rusia melarikan diri dari perintah mobilisasi militer yang mengharuskan mereka berperang di Ukraina, sehingga menyebabkan antrean panjang di perbatasan Rusia dan Mongolia.
Menurut kepala pos pemeriksaan di kota Altanbulag, lebih dari 3 ribu orang Rusia telah memasuki kawasan Mongolia lewat penyeberangan sejak hari Rabu lalu.
Dalam rangka meningkatkan pertahanan di wilayah timur, negara-negara anggota NATO termasuk Inggirs, Jerman dan Italia menggelar pelatihan militer, baik di udara maupun di darat.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan, negaranya akan memberikan bantuan keamanan sipil kepada Ukraina sebesar 457,5 juta dolar AS. Sedangkan Belanda juga meningkatkan dukungan militernya untuk Ukraina.
Situasi Perang Rusia dan Ukraina
Kantor berita TASS memberitakan, refendum yang dilakukan Rusia di Donbass, Zaporizhzhia dan Kherson akan ditutup hari ini, Selasa, 27 September 2022. Selama empat hari sebelumnya, pemungutan suara dilakukan komisi pemilihan lapangan.
Penduduk di wilayah Zaporizhzhia dan Kherson diklaim ingin bergabung atas inisiatif sendiri ketika organisasi setempat mengajukan permintaan serupa kepada otoritas mereka.
Sampai hari ini, referendum di empat wilayah itu dinyatakan sah dengan tolok ukur 50 persen dari jumlah pemilih. Hingga Senin malam, partisipasi pemilih mencapai 86,89 persen di DPR, 83,61 persen di LPR, 63,58 persen di Wilayah Kherson, dan 66,43 persen di Wilayah Zaporozhye.
Referendum tersebut mendapat kecaman dari Ukraina. Walikota Donetsk Alexey Kulemzin menyatakan pasukan Ukraina telah meneror warga sipil di Donetsk, dengan 115 serangan dalam tiga hari pertama referendum.
"Ada 115 serangan di kota Donetsk selama tiga hari terakhir," katanya kepada saluran televisi Rossiya-24, Senin.
Menurutnya, aksi teror yang dilakukan oleh militan Ukraina terhadap warga sudah menjadi hal biasa. Lima dari sembilan distrik kota saat ini mendapat kecaman dari tentara Ukraina.
Editor: Iswara N Raditya