Rusia kembali lakukan serangan rudal ke Ukraina, Kemarin, Moskow menghujani wilayah kedaulatan Kyiv dengan nuklir pada Selasa (23/1/2024) dan menyebabkan sedikitnya 18 warga sipil meninggal dunia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan lebih dari 200 lokasi terkena serangan, termasuk 139 merupakan pemukiman warga.
Serangan pagi hari di ibu kota Ukraina dan Kharkiv, dan sirene serangan udara berbunyi pada pukul 5.43 pagi waktu setempat. Sekitar satu jam kemudian terjadi serangkaian ledakan dan puing-puing reruntuhan berjatuhan.
Mengutip The Guardian, "Serangan itu merupakan teror yang disengaja yang dilakukan Rusia terhadap warga sipil dan bangunan apartemen. Sayangnya, ada korban jiwa dan kematian," katanya.
"Tim penyelamat kami, mereka yang selalu menjadi orang pertama yang tiba di lokasi penembakan musuh, terlepas dari semua kesulitan, melanjutkan pekerjaan mereka yang sangat penting demi menyelamatkan orang-orang."
Panglima Militer Ukraina, Valeriy Zaluzhnyi, mengatakan pertahanan udara telah menembak jatuh 21 dari 41 rudal musuh sementara yang lain berhasil lolos. Tujuh orang tewas dan 51 luka-luka ketika sebuah blok apartemen di Kharkiv terbakar dan hancur lebur.
Seorang warga bernama Margerita menggambarkan serangan itu sebagai sesuatu yang menakutkan. Ia menyebut Rusia sama sekali tidak memperdulikan kehidupan manusia.
"Saya sangat berharap dunia membantu kami. Kami memerlukan lebih banyak dukungan karena musuh kami lebih kuat dari Amerika. Menurut pendapat saya, AS diam-diam takut terhadap Rusia," paparnya.
Dalam beberapa minggu terakhir Rusia telah meningkatkan serangannya terhadap kota terbesar kedua di Ukraina, dengan menggunakan rudal balistik jarak pendek yang diduga dipasok oleh Korea Utara.
Untuk saat ini, Ukraina mampu menembak jatuh banyak senjata jarak jauh yang ditembakkan Rusia. Namun strategi nyata Kremlin pada musim dingin adalah menghabiskan pasokan rudal anti-pesawat Kyiv dan pada akhirnya melumpuhkan sistem pertahanan udara Ukraina yang dipasok Amerika Serikat (AS).
Gedung Putih dan Pentagon telah memperingatkan bahwa mereka akan segera tidak dapat memasok baterai Patriot Ukraina dengan rudal pencegat. Partai Republik di Kongres memblokir bantuan militer senilai US$ 61 miliar (Rp 658 triliun) yang membuat Ukraina semakin rentan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan lebih dari 200 lokasi terkena serangan, termasuk 139 merupakan pemukiman warga.
Serangan pagi hari di ibu kota Ukraina dan Kharkiv, dan sirene serangan udara berbunyi pada pukul 5.43 pagi waktu setempat. Sekitar satu jam kemudian terjadi serangkaian ledakan dan puing-puing reruntuhan berjatuhan.
Mengutip The Guardian, "Serangan itu merupakan teror yang disengaja yang dilakukan Rusia terhadap warga sipil dan bangunan apartemen. Sayangnya, ada korban jiwa dan kematian," katanya.
"Tim penyelamat kami, mereka yang selalu menjadi orang pertama yang tiba di lokasi penembakan musuh, terlepas dari semua kesulitan, melanjutkan pekerjaan mereka yang sangat penting demi menyelamatkan orang-orang."
Panglima Militer Ukraina, Valeriy Zaluzhnyi, mengatakan pertahanan udara telah menembak jatuh 21 dari 41 rudal musuh sementara yang lain berhasil lolos. Tujuh orang tewas dan 51 luka-luka ketika sebuah blok apartemen di Kharkiv terbakar dan hancur lebur.
Seorang warga bernama Margerita menggambarkan serangan itu sebagai sesuatu yang menakutkan. Ia menyebut Rusia sama sekali tidak memperdulikan kehidupan manusia.
"Saya sangat berharap dunia membantu kami. Kami memerlukan lebih banyak dukungan karena musuh kami lebih kuat dari Amerika. Menurut pendapat saya, AS diam-diam takut terhadap Rusia," paparnya.
Dalam beberapa minggu terakhir Rusia telah meningkatkan serangannya terhadap kota terbesar kedua di Ukraina, dengan menggunakan rudal balistik jarak pendek yang diduga dipasok oleh Korea Utara.
Untuk saat ini, Ukraina mampu menembak jatuh banyak senjata jarak jauh yang ditembakkan Rusia. Namun strategi nyata Kremlin pada musim dingin adalah menghabiskan pasokan rudal anti-pesawat Kyiv dan pada akhirnya melumpuhkan sistem pertahanan udara Ukraina yang dipasok Amerika Serikat (AS).
Gedung Putih dan Pentagon telah memperingatkan bahwa mereka akan segera tidak dapat memasok baterai Patriot Ukraina dengan rudal pencegat. Partai Republik di Kongres memblokir bantuan militer senilai US$ 61 miliar (Rp 658 triliun) yang membuat Ukraina semakin rentan.