tirto.id - Istilah G30S PKI adalah singkatan dari Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (PKI). Singkatan G30S PKI merujuk pada peristiwa bersejarah penculikan dan pembunuhan para Angkatan Darat (AD) yang kini dikenal sebagai Pahlawan Revolusi.
Selain dikenal sebagai G30S PKI, peristiwa bersejarah di Indonesia ini memiliki beberapa sebutan lain. Nama-nama yang digunakan untuk menyebut G30S PKI di antaranya ada singkatan G30S, Gestapu, dan Gestok.
Sejarawan menilai ada perbedaan representasi politik yang mendasari perbedaan antara singkatan G30S PKI dengan G30S, Gestapu, dan Gestok.
Lantas, apa beda singkatan G30S PKI, G30S, Gestapu, dan Gestok?
1. G30S PKI
G30S PKI merupakan istilah yang banyak digunakan di Indonesia untuk menyebut tragedi penculikan dan pembunuhan para jenderal dan perwira AD.
Menurut Yoseph Yapi Taum dalam Sastra dan Politik Representasi Tragedi Negara Orde Baru (2020) G30S PKI adalah narasi resmi yang digunakan oleh Pemerintah Orde Baru untuk menyebut peristiwa sejarah kelam itu.
Istilah ini digunakan sejak 1966 dan dimuat di berbagai buku-buku sejarah pada masa itu. Perbedaan paling mencolok dari istilah G30S PKI adalah penyisipan kata "PKI" di dalamnya.
Penyematan kata "PKI" bukannya tanpa alasan. Pemerintah Orde Baru meyakini bahwa dalang di balik peristiwa 30 September itu adalah PKI. Partai berhaluan komunis ini dianggap ingin mengambil alih pemerintahan dan mengganti ideologi bangsa, Pancasila menjadi komunisme.
Perlu diketahui bahwa dalang dari peristiwa G30S ini memiliki 4 versi, termasuk salah satu dalangnya adalah PKI. Menurut Edy Suparjan dalam Pendidikan Sejarah untuk Membentuk Karakter Bangsa (2019), PKI dituduh sebagai dalang karena tiga alasan, yaitu:
- Hubungan yang tidak akur antara PKI dan Angkatan Darat di masa Presiden Soekarno sedang sakit keras. PKI khawatir jika Soekarno meninggal sewaktu-waktu, maka AD akan menjadi ancaman berbahaya bagi PKI.
- D.N. Aidit, ketua PKI berkeliling banyak partai untuk meyakinkan bahwa isu Dewan Jenderal ingin mengambil alih kekuasaan Soekarno benar adanya.
- PKI membangun kekuatan fisik sejak September 1965 di sebuah wilayah Lubang Buaya, Jakarta Timur. Sebanyak 2.500 orang terlibat, termasuk di antaranya anggota PKI, Pemuda Rakyat, Gerwani, dan SOBSI.
Seiring dengan berakhirnya Orde Baru, istilah G30S PKI tak lagi digunakan dan diganti menjadi G30S atau G30S 1965.
2. Gestapu
Gestapu adalah singkatan dari Gerakan September Tiga Puluh. Masih menurut Taum, istilah Gestapu digunakan oleh militer untuk menyebut rangkaian peristiwa berdarah 30 September 1965.
Istilah Gestapu dicetuskan pertama kali oleh Pemimpin Harian Angkatan Bersenjata, Brigjen Sugandhi. Tujuan pemberian istilah ini adalah untuk memberi kesan jahat pada peristiwa tersebut.
Adapun kata "Gestapu" sendiri merupakan pelesetan dari "Gestapo." Gestapo adalah akronim Geheime Staatspolizei, sebuah satuan polisi politik yang didirikan oleh Nazi Jerman. Mereka dikenal kejam dan melakukan kejahatan kemanusiaan serius.
Istilah Gestapu tidak disetujui oleh Presiden Soekarno yang saat itu masih menjabat. Selain itu, istilah Gestapu tak lagi digunakan karena menyalahi aturan kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan akronim.
3. Gestok
Gestok adalah istilah yang diciptakan oleh Presiden Soekarno untuk menyebut tragedi 30 September 1965. Gestok merupakan singkatan dari Gerakan Satu Oktober.
Menurut Asvi Warman Adam dalam Membongkar Manipulasi Sejarah Kontroversi Pelaku dan Peristiwa (2009), Gestok sering diucapkan dalam pidato-pidato Soekarno.
Soekarno meyakini, bahwa peristiwa kelam yang terjadi tidaklah berlangsung pada 30 September melainkan pada 1 Oktober dini hari. Istilah ini menjadi sebutan resmi bagi peristiwa bersejarah yang dimaksud mulai tahun 1966 hingga 1967.
Tidak ada yang tahu pasti mengapa Soekarno lebih senang menyebut istilah Gestok alih-alih istilah Gestapu yang lebih terkenal di kalangan masyarakat kala itu.
Namun, sejarawan menilai bahwa penyebutan Gestok bertujuan untuk memudarkan kesan kejam hingga mengalihkan keterlibatan PKI dari peristiwa tersebut.
4. G30S
G30S adalah singkatan dari Gerakan 30 September. Istilah ini yang paling banyak digunakan hingga saat ini. Istilah ini datang dari gerombolan yang tergabung sebagai Pasukan Bimasakti saat menguasai Radio Republik Indonesia (RRI).
Menurut John Roosa dalam Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto (2008) usai mengambil alih RRI para pasukan G30S melakukan siaran udara untuk mengumumkan aksi mereka.
Melalui pengumuman tersebut, pelaku G30S menyebut nama pemimpin mereka, yaitu Letnan Kolonel Untung, seorang Komandan Batalyon I Kawal Kehormatan Cakrabirawa. Ia adalah ketua pasukan pengaman Presiden Soekarno dan Keluarganya.
Masih dalam pengumuman yang sama mereka menyebut bahwa tujuan aksi mereka adalah untuk melindungi presiden dari komplotan jenderal kanan yang ingin melakukan kudeta. Mereka lantas menyebut misi mereka sebagai Gerakan 30 September yang kini disebut sebagai G30S.
Oleh karena itu, singkatan tersebut kemudian digunakan oleh Pemerintah Orde Baru dengan ditambahkan "PKI" di belakangnya. Namun, usai Orde Baru berakhir, kata "PKI" dihilangkan dan hanya menjadi G30S saja.
Penggunaan istilah G30S juga diterapkan di buku-buku sekolah atas rekomendasi dari sejarawan tentang ditemukannya fakta sejarah baru. Hal ini seiring dengan ditemukannya beberapa versi dari dalang dibalik G30S selain PKI, termasuk di antaranya Soekarno, Soeharto, hingga CIA atau Pemerintah AS.
Masih menurut Warman, istilah G30S pada buku sekolah digunakan sejak Oktober 2003 dalam Kurikulum 2004. Uniknya, pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 atau KTSP, istilah G30S/PKI kembali digunakan.
Bahkan Kementerian Pendidikan Nasional saat itu meminta instansi untuk menarik buku-buku sejarah yang menghilangkan kata "PKI" di belakang singkatan G30S. Kondisi ini tentu membuat bingung masyarakat khususnya guru dan siswa.
Editor: Dhita Koesno