tirto.id - Mario Lawi tak pernah menyangka bila satu hari setelah Malam Paskah tahun ini akan berakhir dengan bencana.
Rencana Mario cukup sederhana hari itu: menjemput sang ibu dari rumah sakit untuk kemudian kembali ke rumah. Cuaca ternyata tak bersahabat. Hujan deras mengguyur Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada sore hari hanyalah permulaan dari amuk badai siklon.
“Untung saya bisa membawa ibu dengan selamat sampai rumah,” ucapnya lewat sambungan telepon.
Hujan dan angin menyapu kencang. Sinyal telepon terputus. Kupang dan daerah lain seketika berubah mencekam.
“Sebetulnya kondisi di Kupang relatif enggak terlalu parah dibandingkan kabupaten. Di sana rumah rusak dan korban banyak,” tuturnya. “Ini pengalaman pertama yang pernah dialami masyarakat di sini. Sebelumnya enggak pernah terjadi kayak gini.”
Delapan belas dari 22 kabupaten/kota di NTT, dan sebagian Nusa Tenggara Barat, terdampak siklon tersebut: rumah dan fasilitas umum rusak dan ratusan korban jiwa. Lebih dari sepekan beberapa daerah masih terisolasi dan belum teraliri listrik.
Seroja adalah siklon pertama yang mampu tiba di daratan, menurut Herizal, Deputi Bidang Klimatologi di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Penyebabnya, suhu air laut terus merangkak naik.
“Siklon tropis itu sebetulnya jarang masuk [Indonesia] kalau kondisinya normal,” ungkapnya. “Mereka [masuk] selalu di luar lintang 10 di perairan Indonesia. Nah, ini karena suhu [perairan] hangat, maka jadi mendorong. Dan jadi seperti itu karena tidak bisa dilepaskan dari faktor perubahan iklim.”
Bencana Meningkat Seiring Krisis Iklim
Sepanjang Januari-Maret tahun ini saja, setidaknya terjadi 763 gelombang bencana di seluruh Indonesia, menurut BNPB, yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia, jutaan lain mengungsi, serta membikin rusak ribuan infrastruktur umum.
Dalam catatan yang sama, BNPB menyebut bencana alam disebabkan faktor hidrometeorologi, suhu dan cuaca ekstrem seperti hujan lebat plus angin kencang, mendominasi temuan tiga sampai empat bulan belakangan.
Update sebaran kejadian bencana alam di Indonesia periode 1 Januari - 9 Maret 2021.#InfografisBencana#InfoBencanaBNPB#PusdatinkomBNPBpic.twitter.com/sYGSg4LmEJ
— BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) March 9, 2021