Menuju konten utama

Serikat Buruh Muslim Sebut Chevron PHK 700 Karyawannya

Konfederasi Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi) Chevron Pacific Indonesia di Provinsi, Riau menyatakan 700 karyawan kena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari Chevron. Perusahaan multinasional tersebut melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 700 karyawannya karena terkena dampak anjloknya harga minyak dunia selama dua tahun terakhir.

Serikat Buruh Muslim Sebut Chevron PHK 700 Karyawannya
ilustrasi chevron. foto/shutterstock

tirto.id - Konfederasi Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi) Chevron Pacific Indonesia di Provinsi, Riau menyatakan 700 karyawan kena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari Chevron. Perusahaan multinasional tersebut melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 700 karyawannya karena terkena dampak anjloknya harga minyak dunia selama dua tahun terakhir.

"Terhitung mulai hari Jumat (1/4/2016) ada 700 orang secara nasional tidak lagi bekerja di Chevron," papar Ketua Sarbumusi Basis Chevron Pacific Indonesia Riau, Nofel, di Pekanbaru, Jumat, (1/4/2016).

Menurut Nofel 700 orang yang terkena PHK dari perusahaan minyak dan gas bumi asal Amerika Serikat tersebut terdiri dari 500 karyawan di Kalimantan dan 200 pekerja berada di Riau. Usia rata-rata pekerja yang di-PHK oleh Chevron tersebut masih berusia produktif antara 35 sampai 40 tahun ke atas. Mereka juga memiliki tanggungan hidup yakni isteri dan anak.

Meski demikian, Nofel mengatakan, pihaknya belum memperoleh data konkret mengenai jumlah karyawan terkena PHK dari Chevron. Sementara itu, PHK terjadi bukan saja akibat melemahnya harga minyak dunia sekitar dua tahun terakhir, namun juga karena organisasi perusahaan melakukan perampingan.

"Seperti di Kalimantan, lebih banyak anak muda. Kalau di Riau, kita lihat usia karyawan di PHK pada saat mendaftar jadi anggota Sarbumusi, berusia di atas 40 tahun. Bagi mereka yang sudah punya niat ambil PHK, maka sudah punya tempat pelarian," terang Nofel.

Sarbumusi sangat menyayangkan sikap Chevron. yang tidak konsisten, sebab sudah menjanjikan bagi yang tidak ambil paket PHK akan dipekerjakan kembali dalam organisasi perusahaan.

“Tapi yang bermasalah sekarang, usia sudah 40 tahun. Dia ambil itu PHK, tapi setelah itu dia menyesal. Dia mengambil bukan karena pilihan, tetapi adanya keterpaksaan," ujar Nofel.

Nofel menjelaskan terdapat paket yang ditawarkan perusahaan bersamaan dengan organisasi baru. Pada organisasi lama, karyawan Chevron mempekerjakan 6.500 orang, sedangkan organisasi baru hanya 4.880 orang. Otomatis terdapat 1.600 orang kehilangan pekerjaan.

Sementara itu, Senior Vice President, Policy, Government, and Public Affairs Chevron Indonesia, Yanto Sianipar mengonfirmasi bahwa perusahaan migas itu sedang melakukan kajian terhadap semua model bisnis dan operasi.

"Latar belakangnya bukan hanya karena harga minyak yang rendah, melainkan sejak tahun lalu kami sudah melakukan tinjauan terhadap bisnis dan operasi di lapangan," kata Yanto.

Para karyawan Chevron sejak dulu ditempatkan di 4 kota di Riau yaitu Dumai, Duri, Minas dan Rumbai. Chevron selama ini merupakan perusahaan minyak kontraktor terbesar di Indonesia dengan hasil produksi sudah mencapai dua miliar barrel. (ANT)

Baca juga artikel terkait CHEVRON PACIFIC INDONESIA atau tulisan lainnya

Reporter: Mutaya Saroh