tirto.id - Kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden 2024 disambut positif oleh pelaku pasar. Terlihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah yang bergerak menguat.
Pada perdagangan Kamis (21/3/2024) pagi, IHSG sempat dibuka stagnan (menguning) di level 7.331 pukul 09.00 WIB. Posisi tertinggi indeks mencapai 7.384 dan terendah ada di level 7.360.
Mengutip RTI Business, nilai transaksi IHSG pagi tadi berada di Rp431 triliun dan kapitalisasi pasar mencapai Rp11.841 triliun. Terdapat 188 saham yang bergerak menguat dan 94 melemah. Sementara sisanya 227 stagnan.
Pergerakan positif IHSG berlanjut hingga sesi perdagangan I pukul 12.00 WIB. Indeks berhasil menguat 0,69 persen atau naik 50,64 basis poin ke level 7.381. Pergerakan saham sejak pembukaan bursa sebanyak 310 saham di zona hijau, 201 saham di zona merah dan sisanya 234 saham stagnan.
IHSG mencatatkan perdagangan 9,57 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp5,38 triliun dengan frekuensi sebanyak 719.669 kali.
Sentimen positif lainnya, ditujukan dengan pergerakan nilai tukar rupiah. Mata uang Garuda dibuka perkasa ke level Rp15.668 per dolar AS pada perdagangan Kamis pagi.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melejit 0,35 persen atau 55 poin ke posisi Rp15.668 per dolar AS. Adapun indeks dolar terpantau amblas 0,17 persen ke level 102,870.
Sementara dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah juga berhasil ditutup menguat 54 point walaupun sebelumnya sempat menguat 65 point di level Rp15.669 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.723.
"Respon [pasar] sih positif karena ada kepastian," ujar Deputy President Director Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma, kepada Tirto, Kamis (21/3/2024).
Gugatan MK Tak Pengaruhi Sentimen Pasar
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim As Syuaibi, mengakui dari awal pelaku pasar sudah melihat kondisi Pilpres di Indonesia cukup kondusif. Ini juga sesuai dengan prakiraan Pilpres terjadi satu putaran dan dimenangkan oleh Prabowo-Gibran.
"Kebetulan karena gonjang-ganjing pasar menunggu tanggal 20 kemarin. Setelah tadi malam di umumkan, pada melihat positif atas pengumuman Pilpres oleh KPU yang sebenarnya di luar juga terjadi demonstrasi," kata Ibrahim saat dihubungi Tirto, Kamis (21/3/2024).
Ibrahim optimistis pelaku pasar tetap akan merespon positif kemenangan Prabowo-Gibran meskipun ada beberapa pihak melayangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Alasannya, kemungkinan besar gugatan tersebut tidak akan dikabulkan oleh MK.
"Pasar ini merespon positif walaupun lawan-lawan paslon 1 dan 3 melakukan gugatan ke MK. Karena dalam pemilihan suara sudah cukup kondusif di lapangan," kata Ibrahim.
Pasca pengumuman Pilpres, investor juga tidak akan ragu lagi untuk menanamkan modalnya ke Tanah Air. Kondisi ini didukung dengan peringkat (reting) kredit Indonesia pada posisi BBB dengan outlook stabil.
Penilaian itu mencerminkan kesuksesan Indonesia mencapai konsolidasi fiskal yang cepat, didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang solid, serta stabilitas ekonomi dan kondisi eksternal yang stabil pasca pemulihan dari pandemi.
"Artinya siapapun melakukan investasi di obligasi pemerintah tidak akan terjadi gagal bayar. Itu yang paling menarik sebenarnya itu dari rating sudah cukup bagus artinya Indonesia masih mempertahankan selama 3 tahun berturut turut BBB," kata Ibrahim.
Keberlanjutan Program Menjadi Penting
Walaupun dilihat masih cukup positif, Deputy President Director Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma, mengingatkan yang ditunggu pasar saat ini bagaimana kelanjutan setelah terpilih. Karena para pelaku pasar akan melihat program-program apa saja yang dijalankan oleh Prabowo-Gibran.
"Misal tentang program yang disampaikan waktu kampanye dan juga susunan kabinet nanti," ujar Suria Dharma.
Sementara itu, Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai, Prabowo dan Gibran perlu segera mempersiapkan program, terutama untuk masa transisi nanti. Pemerintah baru juga perlu mempertegas bagaimana kemudian akan menjalankan berbagai program yang telah dijanjikan di periode kampanye kemarin.
"Pemerintahan baru seharusnya sudah mulai atau bahkan sudah harus selesai dalam menyusun naskah akademik ataupun analisis yang sifatnya mandiri dari berbagai program yang ingin ditawarkan nanti," kata Yusuf.
Yusuf berharap berbagi program yang akan ditawarkan nanti itu punya landasan yang kuat untuk dijalankan. Tentu harapannya berbagai program tersebut itu didasari oleh kebijakan berbasis bukti.
"Jadi yang dimaksud dengan evidence base policy adalah kebijakan yang didasari atas data bukti yang kuat dan telah disusun atau dirangkai dari studi empiris,sehingga justifikasi pemerintah untuk menjalankan program tersebut relatif kuat dan nantinya kemudian bisa juga dipertanggungjawabkan," jelas Yusuf.
Kemudian, dia menjelaskan, program flagship dari pemerintahan atau presiden terpilih seperti makan siang gratis juga perlu justifikasi basis empiris yang kuat. Ini tidak boleh hanya sekedar mencontoh negara lain.
"Karena kita tahu perlu ada penyesuaian dan harus ada faktor yang dipertimbangkan ketika mengambil contoh negara lain dan kemudian diterapkan di Indonesia," kata Yusuf.
Yusuf juga menuturkan, pemerintah perlu melakukan analisis biaya dan manfaat jika program yang dijalankan mengalami keterbatasan anggaran. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana program itu akan didanai dan manfaat diberikan masyarakat.
Lebih lanjut, dia menilai, jika program tersebut menggantikan program yang lain tentu keuntungan yang ditawarkan harus lebih besar dibandingkan dengan yang ditawarkan sebelumnya dengan biaya relatif sama.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin