tirto.id - Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) MPO terlihat mengkuti massa aksi Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang telah berjalan aksi dari arah TVRI menuju DPR RI di Jalan Jenderal Gatot Subroto.
PII dan HMI DPO berjumlah kurang lebih 50 orang terlihat berada di bawah Flyover Benhil dan tepat di belakang massa aksi BEM SI yang berjumlah ratusan orang.
"Hukum di negeri ini telah mati. KPK telah mati dan telah menjadi alat kepolisian ke depannya. Revisi UU KPK merupakan kesalahan terbesar negara," kata Ketua Umum HMI MPO Zuhad Aji Firmantoro, Selasa (1/10/2019) siang.
"Mari kita menyapa kawan-kawan BEM SI di depan sana. Kedatang kita untuk membantu dan memperkuat solidaritas. Lawan! Lawan! Lawan!" lanjutnya.
Massa antara BEM SI dan HMI MPO hanya berjarak 100 meter saja.
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melakukan unjuk rasa di sekitar Gedung DPR RI, Selasa (1/10/2019). Berlangsung tepat pada hari pelantikan DPR RI Periode 2019-2024, koordinator aksi dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Abdul Baasyir mengatakan aksi ini ditujukan sebagai ultimatum kepada para anggota parlemen terpilih.
"Yang pertama tuntaskan reformasi, yang kedua kawal dari awal. Maka pada hari ini kami akan memulai mengawal, jangan sampai kegaduhan yang terjadi hari ini terulang di masa depan," kata dia.
Mereka mendesak agar ke depannya dalam membuat peraturan perundang-undangan DPR lebih melibatkan rakyat. Selain itu BEM SI menuntut adanya pertanggungjawaban terhadap tiga korban meninggal akibat aksi yang terjadi di berbagai wilayah serta korban meninggal dalam konflik di Wamena, Papua.
"Hari ini kami datang ke sini, seluruh peserta aksi membawa bunga sebagai bentuk duka cita terhadap jatuhnya banyak korban, baik akibat demonstrasi maupun konflik di Wamena. Soal Papua, menurut kami pemerintah benar-benar gagal mengatasi konflik. Yang ada saat ini bukan mengatasi, tapi menutupi," kata juru bicara aksi, Erfan Kurniawan.
Menurut keterangan Erfan, aksi hari ini sebenarnya diikuti lebih dari 5.000 mahasiswa. Mereka berasal dari berbagai kampus, mulai dari UNJ, UPN Jakarta, UI, Universitas Siliwangi, Unpad, UNS Surakarta, dan sejumlah universitas lain dari daerah di luar DKI Jakarta.
Namun, hingga pukul 13.00 WIB banyak mahasiswa yang belum sampai ke titik kumpul karena terhadang petugas.
"Ada tadi dihadang di stasiun, di masjid-masjid juga banyak. Alasannya enggak boleh ke sini karena enggak ada izin, padahal kami sudah punya izinnya," imbuh Erfan.
Mahasiswa yang sudah berada di kawasan Senayan pun masih belum diperbolehlan masuk ke depan gedung DPR. Jalan menuju Gedung DPR diblokade dengan kawat berduri dan dikawal ratusan petugas gabungan. Kini para mahasiswa melakulan orasi di Jalan Gerbang Pemuda, tepat di depan kantor TVRI.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Andrian Pratama Taher