tirto.id - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya meminta kegiatan sekolah mulai berjalan pada 7 Oktober 2019. Seperti diberitakan Antara, kegiatan belajar-mengajar sempat diliburkan sejak 23 September 2019 karena kerusuhan yang terjadi di Wamena.
“Hari ini belum mulai proses belajar mengajar, kami melakukan pendataan, dan anak-anak bermain untuk menghilangkan takut dan trauma,” ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wamena, Yemima Kopeuw di Wamena, Senin (7/10/2019).
Meski begitu, dari 1.097 murid dan 43 guru SMP Negeri 1 Wamena, hanya 190 murid dan 27 guru yang hadir pada hari pertama sekolah setelah kerusuhan. Mereka yang masuk pun mengaku masih dihantui rasa was-was, seperti diceritakan Heni Molama dan Muhammad Lutfi, siswa SMA Negeri 1 Wamena, yang memilih masuk sekolah karena rindu ingin belajar.
“Khawatir sih khawatir, tapi kalau tidak sekolah tidak bisa melanjutkan pelajaran lagi,” ujar Lutfhi kepada Antara.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan di Wamena yang terjadi pada 23 September 2019 tak hanya mengakibatkan kerusakan sejumlah bangunan, toko, kantor, dan fasilitas umum, tapi juga menyebabkan kematian puluhan orang.
Selain itu, kerusuhan itu juga tak cuma membuat siswa sekolah di Wamena terpaksa libur selama sekitar dua minggu, tapi juga mendorong ribuan orang mengungsi ke luar Wamena dan luar Papua.
Penulis: Antara
Editor: Widia Primastika