Menuju konten utama

Sejarah Kota Malang, Asal Usul Nama, dan Profil Singkatnya

Bagaimana sejarah Kota Malang? Simak asal usul nama, perkembangan, dan julukannya berikut ini.

Sejarah Kota Malang, Asal Usul Nama, dan Profil Singkatnya
Sebuah sudut Kota Malang di Jalan Basuki Rahmat dihiasi dengan ornamen gaya lama. Salah satu bagian dari desa warisan yang menjadi daya tarik utama kota Malang, Jawa Timur, Indonesia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Seperti banyak kota di Indonesia lainnya, Kota Malang mulai berkembang pesat setelah campur tangan pemerintah kolonial Belanda. Pada periode itu, tata kota dirancang secara khusus oleh pemerintahan kolonial.

Fokus utama pemerintah kolonial adalah memenuhi kebutuhan keluarga-keluarga Belanda serta bangsa Eropa lainnya. Sebaliknya, penduduk lokal hanya mendapatkan tempat tinggal di area pinggiran kota dengan fasilitas yang jauh dari memadai.

Secara geografis, kota Malang terletak pada ketinggian antara 440 hingga 667 meter di atas permukaan laut. Lokasinya ada di tengah wilayah Kabupaten Malang dengan koordinat astronomis 112,06° – 112,07° Bujur Timur dan 7,06° – 8,02° Lintang Selatan.

Malang menempati posisi sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Malang juga terkenal karena destinasi wisatanya berkat disokong oleh kekayaan alam dan kondisi iklimnya.

Lantas, bagaimana sejarah Kota Malang, asal-usulnya, serta profilnya?

Sejarah Asal Usul Kota Malang

Malang Kucecwara sejatinya merupakan nama lengkap Kota Malang. Arti Malang Kucecwara adalah Tuhan yang akan membantu kita menaklukkan yang bathil (jahat). Perubahan nama menjadi Malang dilatarbelakangi oleh sejarah di masa Mataram Islam.

Dilansir dari laman Kebudayaan.kemdikbud.go.id, Sultan Agung sebagai raja (1613-1645) yang masyur dari Mataram berupaya untuk menaklukkan seluruh Pulau Jawa. Dia pun turut menyasar Surabaya sebagai pusat dari Jawa Timur.

Usaha Sultan Agung sebagai penakluk dimulai dengan menundukkan kota-kota di sekeliling Surabaya terlebih dahulu. Salah satunya Malang. Demi mewujudukan hal itu, Sultan Agung pun mengutus 300 pasukan.

Tumenggung Alap-Alap, yang memimpin jalur tengah lewat daerah Ngantang, mengalami kendala. Saat hendak memasuki daerah Malang, pasukan pimpinan Tumenggung Alap-Alap dihalangi ribuan pohon tumbang.

Pohon-pohon yang tumbang menutupi jalur masuk menuju Malang. Meski telah berhasil membersihkan pohon tersebut, pasukan Mataram masih dihadapkan oleh perlawanan dari pasukan daerah Malang pimpinan Bupati Malang, yaitu Ronggosukmo.

Perlawanan Ronggosukmo terhadap serangan Mataram rupanya cukup kuat. Bahkan, pada akhirnya, mereka mampu mempertahankan daerah Malang, kendati membawa pasukan yang relatif lebih sedikit.

Di sisi lain, pasukan Mataram pun mampu diatasi dengan mudah. Peristiwa tersebut menginspirasi penamaan Kota Malang, yang dapat diartikan sebagai penghalang atau menghalang-halangi.

Sementara itu, pada masa kolonial Belanda, Kota Malang termasuk salah satu titik dari modernisasi di tanah Hindia Belanda. Melansir laman Pemerintah Kota Malang, tonggak tersebut ditandai dengan beroperasinya kereta api di Kota Malang mulai tahun 1879.

Perkembangan di Kota Malang pun mulai pesat, seperti dari aspek tata kota dan perubahan fungsi lahan. Herman Thomas Karsten menjadi sosok yang dipercaya terlibat dalam penataan ruang Kota Malang.

Latar belakang Karsten yang seorang arsitek membuat dirinya ditunjuk sebagai penasihat perencanaan Kota Malang pada 1929. Bouwplan I-VIII menjadi program yang melibatkan Karsten secara aktif.

Program itu salah satunya menyiapkan antisipasi perkembangan hingga 25 tahun ke depan. Adapun karya dari Herman Thomas Karsten antara lain Ijen Boulevard, yang kini jadi landmark heritage Kota Malang.

Berakhirnya kekuasaan pemerintah Hindia Belanda membawa Kota Malang ke dalam periode baru dalam waktu yang singkat. Mulai 8 Maret 1942, Malang diduduki oeh Jepang.

Tiga tahun berselang, tepatnya 21 September 1945, Malang pun masuk ke dalam wilayah Republik Indonesia. Sempat diduduki kembali oleh Belanda pada 22 Juli 1947, Malang kembali ke pangkuan Indonesi pada 2 Maret 1950.

Malang pun akhirnya dikenal sebagai salah satu dari apa yang disebut Malang Raya, mencakup kota Malang sendiri, kemduian Kota Batu, serta Kabupaten Malang. Mereka membentuk kesatuan wilayah sebagai pusat aktivitas sosial, ekonomi, budaya, hingga wisata.

Apa Saja Julukan Kota Malang?

Kesohoran Kota Malang membuat kota ini mendapatkan berbagai julukan. Setiap julukan yang melekat pada Kota Malang memiliki latar belakang tersendiri. Berikut ini adalah julukan yang tersemat pada Kota Malang:

1. Kota Pendidikan

Kota Malang memiliki lebih dari 50 perguruan tinggi/akademi negeri dan swasta, termasuk Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, hingga UIN Malik Ibrahim. Selain itu, populasi mahasiswa di kota ini mencapai 300 ribu orang, berasal dari berbagai penjuru nusantara. Karena itu, Kota Malang juga dijuluki Kota Pendidikan.

2. Kota Wisata

Wisata di Kota Malang mencakup beragam jenis, mulai dari wisata kuliner, wisata heritage, wisata kampung, hingga wisata taman kota. Di samping itu, sejumlah festival dan event juga diadakan di Kota Maalang. Tak ayal, kondisi membuat Kota Malang juga dijuluki Kota Wisata.

3. Paris of Java

Julukan Paris of Java juga melekat pada Kota Malang. Julukan ini muncul karena Kota Malang memiliki lanskap alam yang cukup indah. Malang dikeliling oleh pegunungan. Iklim di Kota Malang juga relatif sejuk, sehingga membuat siapapun bisa betah menetap di kota ini.

4. Kota Sejarah

Kerajaan-kerajaan besar seperti Singosari, Kediri, Mojopahit, Demak, Mataram, hingga era kolonial seperti Belanda, turut terlibat dalam perkembangan Kota Malang. Hal itu dibuktikan dari adanya peninggalan arkeologis atau cagar budaya dari masa kerajaan maupun kolonial. Alhasil, Malang pun juga dijuluki sebagai Kota Sejarah.

5. Kota Bunga

Julukan populer yang dikenal dari Kota Malang adalah Kota Bunga. Banyak tanaman dan pepohonan menghiasi kota ini, berkat penerapan konsep rancangan kota taman yang berasal dari Thomas Karsten. Sebut saja Taman Alun-Alun Tugu yang berturut-turut meraih predikiat taman kota terbaik nasional pada periode 2010-an.

Baca juga artikel terkait SEJARAH DAERAH atau tulisan lainnya dari Ahmad Yasin

tirto.id - Edusains
Kontributor: Ahmad Yasin
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Yulaika Ramadhani