tirto.id - Kabupaten Sukoharjo merupakan daerah yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Letaknya tidak jauh dari Kota Surakarta karena berbatasan langsung di sisi selatan.
Di Sukoharjo terdapat sebuah kawasan yang sangat maju dan menjadi pusat bisnis bernama Solo Baru, serta menjadi landmark perbatasan antara Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo.
Kabupaten Sukoharjo resmi berdiri pada 15 Juli 1946. Ibu kotanya ada di Kota Sukoharjo. Luas wilayahnya mencapai 466,66 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekira 899.407 jiwa.
Komposisi penduduk terdiri dari 450.030 pria dan 449.377 perempuan. Data ini berdasarkan rilisan Disdukcapil Kabupaten Sukoharjo semester I tahun 2022. Penduduk tersebut tersebar ke 12 kecamatan yang dimiliki kabupaten ini.
Sukoharjo memiliki batas wilayah dengan daerah-daerah yang juga terbilang maju. Batas utara dengan Kota Surakarta dan Kabuten Karanganyar. Sisi Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri.
Sementara itu, Kabupaten Karanganyar juga menjadi batas di sebelah Timur dari Sukoharjo. Pada sisi Barat, ada Kabupaten Boyolali dan Kabupaten yang menjadi pembatasnya.
Letak Geografis Kabupaten Sukoharjo dan SejarahnyaPeta Sukoharjo. foto/https://humas.sukoharjokab.go.id/profil/kondisi-geografis/
Kabupaten Sukoharjo memiliki letak geografis pada koordinat 110º42' hingga 110º57' Bujur Timur dan 7º32' hingga 7º49' Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya ini, Sukoharjo memiliki iklim tropis dengan temperatur sedang.
Mengutip laman Pemkab Sukoharjo, keberadaan wilayah Sukoharjo tidak lepas dari terbentuknya Karesidenan Surakarta pada masa pendudukan Jepang. Kala itu terdapat Daera Istimewa yang diketahui bernama Solo Ko (Kasunanan) dan Mengkunegaran Ko (Mangkunegaran)
Kasunanan membawahi Kabupaten Sragen, Sragen, Boyolali, dan Kutha Surakarta. Lalu, Mangkunegaran memiliki wilayah Kabupaten Karanganyar, Wonogiri, dan sebagian area Solo.
Sukoharjo sendiri merupakan daerah tepi dengan pemimpin pemerintahan tertinggi disebut Wedono. Saat ada beberapa Kawedanan yang berdiri.
Suatu hari, Kabupaten Karanganyar melepaskan diri dari pemerintahan Mangkunegaran secara defacto pada 27 Mei 1946. Langkah itu lantas diikuti Boyolali dan Sragen untuk lepas dari Kasunanan. Lalu, Kabupaten Kutha Surakarta diputuskan pindah ke Sukoharjo.
Sampai akhirnya muncul gerakan anti-Swapraja dan gerakan membentu pemerintah Kota Surakarta. Kota ini akhirnya lepas dari Kasunanan sejak 16 Juni 1946 yang kemudian menjadi hari lahir Kota Bengawan tersebut.
Dengan adanya formasi baru tersebut, maka pemerintahan Kasunanan dan Mangkunegaran dinilai sudah tidak ada lagi secara formal. Wilayah Karesidenan Surakarta lantas terdiri dari Kotamadya Surakarta ditambah bekas wilayah Kasunanan dan Mangkunegaran.
Seiring berjalannya waktu, muncul keinginan dari para pemimpin untuk membentuk kabupaten baru di luar Kota Surakarta yang membina Kawedanan Sukoharjo, Bekonang, dan Kartasura. Lalu, KNI Daerah Surakarta menunjuk KRMT Soewarno Honggopati Tjitrohoepojo sebagai bupati.
Semenjak saat itu, pemerintahan Kabupaten Sukoharjo mulai diakui. Dasar hukum dari lahirnya Sukoharjo berlandaskan Pentapan Pemerintah Nomor 16/SD, UU NOmor 13 Tahun 1950, dan Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo Nomor 17 Tahun 1986.
Potensi Wisata yang ada di Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo memiliki beberapa area yang mendukung sektor pariwisata. Di antaranya adalah Taman Pakujoyo yang di Kelurahan Gayam. Tempat wisata yang memanfaatkan tanah kas kelurahan tersebut didesain sebagai taman edukasi yang dlilengkapi sarana pembelajaran untuk tertib berlalu lintas.
Selain itu, ditemukan pula Desa Wisata Kreatif Kenep. Desa yang potensinya digarap sejak 2010 lalu itu, menawarkan kosep kampung tua. Di sana bisa didapati industri kreatif batik, camilan jenang, industri rambak/karak, kerajinan, hingga industri makanan ringan.
Sukoharjo memiliki kawasan yang diklaim sebagai kota mandiri di Jawa Tengah, bernama Solo Baru. Di sana menjadi kawasan yang mempunyai sistem pemukiman, perkantoran, pusat bisnis, sampai berbagai fasilitas bisnis yan terintegrasi.
Solo Baru juga tumbuh pesat sebagai pusat bisnis. Banyak ditemukan pusat perbelanjaan, dealer kendaraan, dan beragam aktivitas bisnis. Kawasan ini dapat dijadikan lokasi wisata belanja, kuliner, hingga hiburan.
Editor: Yulaika Ramadhani