tirto.id - Tanggal 29 Maret diperingati sebagai Hari Filateli Nasional yang ditetapkan sejak tahun 2006 lalu.
Komunitas penggemar perangko yang tergabung dalam Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) adalah orang-orang di balik adanya hari peringatan tersebut.
Filateli merupakan aktivitas atau hobi mengumpulkan perangko atau benda-benda pos lainnya.
Umumnya, orang yang memiliki hobi ini lebih mengutamakan benda-benda pos edisi lama, meski edisi baru juga tidak dikesampingkan. Semakin berusia tua, barang koleksi akan memiliki harga yang lebih tinggi.
Sementara itu, kegiatan ini mendapat dukungan dari PT Pos Indonesia. Di setiap kantor pos besar, biasanya terdapat loket atau ruang khusus filateli.
Di tahun 2006, perayaan pertama hari filateli nasional ditandai dengan peresmian pada FIAP EXCO Meeting yang dilakukan di Yogyakarta. Agenda tersebut merupakan pertemuan tingkat tinggi dari federasi organisasi filatelis di seluruh Asia Pasifik.
Sejarah Hari Filateli Indonesia
Sekelompok kolektor perangko membentuk klub filateli di Batavia dengan nama “postzegelverzamelaars club Batavia” yang diakui oleh para penguasa setempat pada tanggal 29 Maret 1922.
Organisasi tersebut terus berkembang hingga pada 15 Agustus 1940 di Jakarta, aspirasi lokal dari berbagai wilayah di Indonesia mencetuskan untuk membentuk organisasi yang sama.
Organisasi tersebut bernama “Nederlandsch indische vereeniging van postzegel verzamelaars” diharapkan dapat menjadi wadah dan menjadi gerakan yang terstruktur secara nasional.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, perkumpulan tersebut berganti nama menjadi “algemene Vereeniging Voor Philatelisten in Indonesia”.
Selanjutnya, pada tahun 1953 berubah lagi menjadi Perkumpulan Umum Philateli Indonesia (PUPI).
Organisasi tersebut terus mengalami pergantian nama sebanyak dua kali termasuk Perkumpulan Philatelis Indonesia (PPI) pada tahun 1965, dan menjadi Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) sejak 1985 hingga kini.
Pada tahun 1969, Indonesia bergabung menjadi anggota Federation International de Philatelie (FIP) yang berkedudukan di Swiss.
Bergabungnya Indonesia ini dilakukan agar para filatelis Indonesia dapat mengikuti setiap perkembangan filateli dunia.
Indonesia dan beberapa anggota FIP wilayah asia kemudian membentuk federation of inter–asian philately (FIAP), yang berkedudukan di Singapura tahun 1974, dengan anggotanya terdiri dari Perkumpulan Filateli di wilayah Asia Pasifik.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Dhita Koesno