Menuju konten utama

Sejarah dan Tema Hari Kanker Anak Sedunia 15 Februari 2022

Kanker adalah penyebab utama kematian anak dan remaja di seluruh dunia. Kanker pada anak sering terdeteksi secara tiba-tiba tanpa ada gejala signifikan.

Sejarah dan Tema Hari Kanker Anak Sedunia 15 Februari 2022
Seorang pasien kanker darah (leukimia) yang berasal dari luar kota beristirahat di Rumah Singgah Kanker Anak di Malang, Jawa Timur, Kamis (23/2). Rumah Singgah tersebut didirikan untuk membantu anak-anak pengidap kanker terutama yang berasal dari luar kota agar dapat beristirahat saat menjalani terapi pengobatan sekaligus menumbuhkan semangat hidup antar sesama pengidap kanker. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc/17.

tirto.id - Hari Kanker Anak Sedunia diperingati pada 15 Februari 2022. Tujuan utama ditetapkannya Hari Kanker Anak Sedunia yaitu untuk menghilangkan rasa sakit sekaligus penderitaan anak-anak yang melawan kanker.

Peringatan yang merupakan kampanye kolaboratif global ini berbentuk pernyataan dukungan bagi anak-anak dan remaja pengidap kanker, para penyintas, dan keluarga mereka. Selain itu juga untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker anak.

Sejarah Hari Kanker Anak Sedunia

Dilansir dari Pan American Health Organization, kanker adalah penyebab utama kematian anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Kanker pada anak sering terdeteksi secara tiba-tiba tanpa ada gejala signifikan.

Berbeda dengan kanker pada orang dewasa, kanker pada anak lebih sulit diketahui. Hal tersebut, seperti dikutip dari laman kementerian kesehatan, lantaran anak-anak pada umumnya belum mampu untuk mengemukakan apa yang dirasakan.

Setiap tahunnya, lebih dari 400.000 anak didiagnosis menderita kanker secara global. Hal ini menjadi latar belakang munculnya Hari Kanker Anak Sedunia.

Hari Kanker Anak Sedunia atau International Childhood Cancer Day (ICCD) kemudian ditetapkan pada tahun 2002. WHO, organisasi kesehatan dunia turut memberi dukungan langsung untuk ICCD.

Sembilan tahun kemudian, pada 2011 Majelis Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengeluarkan deklarasi politik tentang penyakit berbahaya. PBB mengakui adanya 4 penyakit penyebab kematian terbesar pada orang dewasa maupun anak-anak, dan kanker adalah salah satunya.

Upaya Memerangi Kanker Anak

Upaya memerangi kanker anak bukan sekadar memperpanjang umur, upaya ini adalah usaha untuk menyembuhkan. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa layanan kesehatan untuk penderita kanker anak belumlah merata.

Di negara-negara berpenghasilan tinggi, layanan komprehensif umumnya dapat diakses, lebih dari 80% anak-anak penderita kanker sembuh. Sementara di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, tidak lebih dari 30% yang sembuh.

Menghadapi masalah seperti itu, hal yang paling memungkinkan ialah berpatok pada target yang realistis.

Seturut dengan gerakan peningkatan kesadaran masyarakat melalui Hari Kanker Anak Sedunia, WHO juga terus berupaya untuk mengakhiri penderitaan anak-anak pengidap kanker di dunia.

Untuk semua anak yang didiagnosis dengan kanker, WHO berharap, setidaknya mereka bisa mencapai 60% kelangsungan hidup. Begitulah target sasaran inisiatif kanker anak global pada tahun 2030 oleh WHO.

Sementara itu, kemenkes menyampaikan, penemuan dini kasus kanker anak merupakan kunci keberhasilan pengendalian kanker pada anak. Untuk itu perlu ada penyadaran dan perhatian lebih untuk kasus kanker anak. Hal ini sejalan dengan misi kampanye Hari Kanker Anak Sedunia.

Baik orang tua maupun petugas kesehatan diharapkan dapat mengenali gejala kanker pada anak serta mendiagnosa kanker pada stadium awal. Sehingga dapat dilakukan penanganan lebih lanjut sesuai tingkat fasilitas kesehatan rujukan.

Hari Kanker Anak Sedunia tahun 2022 mengusung tema 'Kelangsungan Hidup yang Lebih Baik.' Seperti dilansir International Society of Paediatric Oncology, Semua pihak dapat berpartisipasi dengan turut mempopulerkan hastag #throughyourhands. Melalui hastag ini, diharapkan pesan dukungan anda turut menguatkan pihak yang berjuang melawan kanker anak.

Kita dapat mengambil tindakan untuk kampanye Hari Kanker Anak Sedunia tahun 2022 dengan cara apa pun sesuai kapasitas masing-masing.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Auvry Abeyasa

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Auvry Abeyasa
Penulis: Auvry Abeyasa
Editor: Nur Hidayah Perwitasari