Menuju konten utama
Sejarah Indonesia

Sejarah Runtuhnya VOC, Penyebab, dan Faktor Pembubarannya

Bagaimana sejarah latar belakang dan faktor penyebab runtuhnya VOC? Berikut ini penjelasan mengenai penyebab, dampak, dan daftar tokoh-tokohnya.

Sejarah Runtuhnya VOC, Penyebab, dan Faktor Pembubarannya
Replika kapal dagang VOC di Amsterdam. Adapun salah satu faktor penyebab runtuhnya VOC di Nusantara adalah korupsi. FOTO/modelships.de

tirto.id - Runtuhnya VOC (Veerenigde Oostindische Compagnie) menghasilkan pemerintahan Hindia Belanda di Nusantara. Simak sejarah dan faktor penyebab runtuhnya VOC di Indonesia dalam artikel ini.

VOC alias kompeni adalah perserikatan dagang milik Belanda yang menjajah Nusantara sejak abad ke-17 hingga bubar pada 1799. Mereka mendapatkan dukungan dari Kerajaan Belanda untuk melaksanakan misi 3G, yakni Gold (mencari kekayaan), Glory (memperluas wilayah demi kejayaan), dan Gospel (menyebarkan agama).

Sejak saat itu, kongsi dagang dari Eropa tersebut berhasil menduduki dan memonopoli kegiatan perdagangan di Nusantara. Kendati demikian, akhir dari VOC adalah pembubaran lantaran sejumlah faktor internal maupun eksternal.

Apa Sejarah Latar Belakang Bubarnya VOC?

Seiring berjalannya waktu, VOC yang menikmati masa kejayaan di Nusantara pada abad ke-17 ini menemui berbagai masalah internal serta eksternal. Sejarah bubarnya VOC ini tidak terlepas dari pengeluaran tinggi dan korupsi pejabat.

Dalam menjalankan seluruh kegiatannya di Nusantara dan wilayah koloni lainnya, VOC membutuhkan biaya yang amat besar. Pada akhir abad ke-18, mereka harus mengeluarkan ongkos yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan.

Salah satu pos pengeluaran terbesar adalah dana perang. VOC mengeluarkan ongkos besar untuk membiayai berbagai peperangan di banyak wilayah di Nusantara, terutama dengan kerajaan-kerajaan atau pihak-pihak yang menentang ambisi mereka.

VOC akhirnya menerapkan sejumlah pengetatan, termasuk menarik sebagian tentara yang semula ditugaskan di luar Jawa. VOC akhirnya hanya memfokuskan di sebagian Jawa dan Maluku.

Mereka mengalami kemunduran dan berimbas terhadap kegiatan dagangnya. Beberapa sumber pendapatan mulai mengering karena tidak dikelola dengan baik dan utangnya semakin besar.

Mengutip Erlina Wiyanarti melalui riset bertajuk “Korupsi Pada Masa VOC dalam Multiperspektif” di jurnal Historia, Banten yang tadinya menjadi ladang emas mulai tidak terurus aktivitasnya sejak 1747.

Pada 1778, Reinjer de Klerk, Gubernur Jenderal VOC saat itu, menyerahkan angkatan laut VOC kepada pemerintah Kerajaan Belanda. Selain itu, ia juga melepas beberapa wilayah monopoli untuk menjaga VOC tetap hidup.

Kendati demikian, utang VOC semakin menumpuk. Kondisi VOC terus menurun karena praktik korupsi dan penyelundupan barang yang dilakukan oleh para pegawainya dari berbagai jenjang.

Apa yang Menyebabkan Runtuhnya VOC?

Faktor runtuhnya VOC yang sempat menduduki Nusantara secara garis besar melibatkan dua unsur perkara. Di antaranya mencakup permasalahan dari pihak luar dan pihak dalam kongsi tersebut.

Berikut ini penjelasan mengenai faktor eksternal dan internal penyebab runtuhnya VOC.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal kemunduran VOC salah satunya peristiwa penggulingan Pemimpin Kerajaan Belanda, Willem V. Napoleon Bonaparte menggulingkannya pada 1975 sehingga wilayah Belanda jadi taklukan Prancis.

Permasalahan politik ini menyenggol pihak VOC, bahkan pemerintah Prancis semakin membatasi ruang gerak kongsi dagang tersebut. Pihak Prancis menganggap VOC tidak memiliki semangat kebebasan dan kesetaraan, yakni dua prinsip yang saat itu sedang digaungkan.

Sebelum itu, VOC juga sempat mengalami kemunduran karena adanya persaingan sengit dari pihak Compagnie des Indes (CDI) Prancis. Bahkan, semakin mendapatkan kesulitan karena ada kongsi East India Company (EIC) Inggris.

Faktor Internal

John Sydenham Furnivall dalam Netherlands India (1944), mengungkapkan bahwa salah satu faktor internal runtuhnya VOC adalah korupsi. Furnivall bahkan menyebut VOC dengan istilah “Vergaan Onder Corruptie” yang artinya binasa oleh korupsi.

Bukan hanya itu, VOC pada masa keterpurukannya juga sempat mengalami kasus penyelundupan dan perdagangan barang ilegal. Bahkan, para pejabatnya tidak segan untuk saling menjatuhkan satu sama lain.

Beban utang, korupsi, dan penyelundupan ini menghasilkan dampak buruk bagi anggaran VOC. Materiil yang mereka pegang tidak sanggup menutupi anggaran operasional yang besar.

Pada 1795, pemerintah Kerajaan Belanda mulai mencabut hak-hak istimewa VOC. Memasuki tahun 1798, pembubaran VOC dilakukan dengan alasan tak bisa bayar utang mengacu pada Pasal 247 Staatsregeling.

Sedangkan menurut Ong Hok Ham dalam buku Dari Soal Priyayi Sampai Nyi Blorong (2002), runtuhnya VOC berpuncak pada 31 Desember 1799. Satu hari sesudah itu, pemerintah Kerajaan Belanda resmi mengambil-alih kekuasaan VOC di Nusantara.

Dengan kata lain, akhir dari VOC adalah pembubaran. Belanda kemudian membentuk pemerintahan kolonial di Hindia (Indonesia) untuk melanjutkan peran VOC sebagai otoritas penjajah di Nusantara.

Apa Dampak Runtuhnya VOC bagi Pemerintah Belanda?

Akibat dari runtuhnya VOC bagi pemerintah Belanda adalah perubahan kekuasaan kolonial di sejumlah negara kawasan Asia. Oleh karenanya, pemerintah Belanda langsung berniat membentuk pemerintahan baru bernama Hindia Belanda.

Pemerintahan Hindia Belanda baru resmi mereka dirikan pada 1816, pasca pernah dikuasai oleh Inggris dan Prancis selama beberapa tahun. Koloni pemerintahan Belanda tersebut mengatur berbagai hal di Indonesia hingga tahun 1942.

Kendati demikian, dampak runtuhnya VOC bagi Belanda yaitu harus menerima nasib kehilangan kekuasaan atas Malaka (1795) dan India (1818) karena direbut Inggris. Bahkan, Prancis berhasil mendapatkan wilayah Vietnam pada 1858 dan Kamboja pada 1863 dari Belanda.

Melansir laman Universitas An Nur Lampung, akhir dari VOC juga memberikan dampak terhadap kehidupan sosial dan budaya. Masyarakat Nusantara saat itu banyak mendapatkan pengaruh kebudayaan dan meminjam kosa kata bahasa Belanda.

Daftar Tokoh-Tokoh Di Balik Berkuasanya VOC

Sejak datang ke Nusantara pada 1610 hingga runtuh pada 1799, VOC memiliki beberapa nama tokoh sebagai pemimpin kongsi dagangnya. Tokoh-tokoh di balik berkuasanya VOC mencakup beberapa Gubernur Jenderal berikut.

  • Pieter Both (1610-1614)
  • Gerard Reynst (1614-1615)
  • Laurens Reael (1615-1619)
  • Jan Pieterszoon Coen (1619-1623 dan 1627-1629)
  • Pieter de Carpentier (1623-1627)
  • Jacques Specx (1629-1632)
  • Hendrik Brouwer (1632-1636)
  • Antonio van Diemen (1636-1645)
  • Cornelis van der Lijn (1646-1650)
  • Carel Reyniersz (1651-1653)
  • Joa Maetsuycker (1653-1678)
  • Rijcklof van Goens (1678-1681)
  • Cornelis Speelman (1681-1684)
  • Johannes Camphuys (1684-1691)
  • Williem van Outhoorn (1691-1704)
  • Joan van Hoorn (1704-1709)
  • Abraham Van Riebeeck (1709-1713)
  • Christoffel van Swol (1713-1718)
  • Hendrick Zwaardecroon (1718-1725)
  • Mattheus de Haan (1725-1729)
  • Diedrick Durven (1729-1732)
  • Dirk van Cloon (1732-1735)
  • Abraham Patras (1735-1737)
  • Adriaan Valckenier (1737-1741)
  • Johannes Tendens (1741-1743)
  • Gustaaf Willem baron van Imhoff (1743-1750)
  • Jacob Mossel (1750-1761)
  • Petrus Albert van der Parra (1761-1775)
  • Jeremias van Riemsdijk (1775-1777)
  • Reinier de Klerk (1777-1780)
  • Willem Arnold Alting (1780-1797)
  • Pieter Gerardus van Overstraten (1797-1799)
Ingin melihat lebih banyak pembahasan tentang materi sejarah dan mata pelajaran lainnya? Pastikan untuk terus melihat informasi terbaru seputar materi ajar di sini.

Kumpulan Materi Ajar

Baca juga artikel terkait SEJARAH VOC atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Edusains
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Yuda Prinada