Menuju konten utama
20 September 2019

Sejarah Alfred Simanjuntak, Pencipta Lirik Bangun Pemudi Pemuda

Alfred Simanjuntak adalah penulis lagu "Bangun Pemudi Pemuda". Hari ini, 20 September adalah hari kelahirannya.

Sejarah Alfred Simanjuntak, Pencipta Lirik Bangun Pemudi Pemuda
Komposer Pencipta Mars Bangun Pemudi Pemuda, Alfred Simanjuntak. FOTO/Dhemas Reviyanto/Tempo via wikipedia

tirto.id - Bangun pemudi pemuda Indonesia

Tangan bajumu singsingkan untuk negara

Masa yang akan datang kewajibanmu lah

Menjadi tanggunganmu terhadap nusa

Bait lirik lagu berjudul "Bangun Pemudi Pemuda" ciptaan komposer besar Alfred Simanjuntak itu sudah pasti pernah berkumandang di seluruh penjuru Indonesia, terutama saat perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus.

Kala menuliskan lagu tersebut pada tahun 1943, Alfred adalah seorang guru Sekolah Rakyat Sempurna Indonesia di Semarang. Sekolah ini didirikan oleh sejumlah tokoh nasionalis seperti Bahder Djohan, Wongsonegoro dan Parada Harahap.

Karena liriknya yang membakar semangat, Alfred pernah sempat diburu oleh polisi militer Jepang, demikian dilansir dari buku Lagu Wajib Nasional tulisan Wildan Bayudi.

Sebelum lagu tersebut lahir, seperti ditakdirkan semesta untuk bertemu dengan rekan sefrekuensinya, Alfred memulai persahabatannya dengan sesama komposer handal lainnya seperti Cornel Simanjuntak dan Liberty Manik saat ia mengenyam pendidikan guru di Holland Indische Kweek School di Surakarta, Jawa Tengah hingga tahun 1941.

Cornel Simanjuntak adalah komponis lagu perjuangan seperti "Tanah Tumpah Darah", "Maju Tak Gentar" dan masih banyak lagi. Tidak hanya menciptakan lagu, Cornel juga ikut berjuang bersama laskar rakyat di front Senen dan Tanah Tinggi melawan NICA.

Bahkan, bokongnya pernah tertembak saat berperang. Sementara Liberty Manik adalah pencipta lagu "Satu Nusa Satu Bangsa", yang belakangan menjadi pengajar musik di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Tentu saja, dari sana kemampuan vokalnya berkembang dan sekaligus menjadikannya musikus yang multi-instrumentalis, seperti bisa memainkan piano, biola dan gitar yang ia pelajari secara otodidak.

Dalam wawancaranya bersama Tempo, Alfred mengaku terkesima dengan sosok dan menjadikan Cornel Simanjuntak sebagai komponis panutannya. Bahkan sudah menyimpan kagum saat mereka pertama kali bertemu. “Saya kenal Cornel waktu ikut ujian di sekolah Katolik, Muntilan. Cornel sekolah di sana,” kata Alfred 2012 lalu.

Menurut Alfred, ia dan Cornel sering bersaing dalam menciptakan lagu. Saat Cornel menciptakan "Pada Pahlawan", Alfred mencipta "Saudaraku Berpulang Dulu". Uniknya, lagu-lagu kedua komposer ini hampir serupa. "Pada akhir lagu, nada-nadanya pasti naik. Bersemangat. Tak ada yang cengeng."

Namun, persahabatan itu harus berakhir karena Cornel meninggal di Yogyakarta pada bulan September 1946 usai kesehatannya menurun akibat terkena TBC.

Sementara Alfred melanjutkan pendidikan ke Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1950. Sedangkan Liberty Manik hjrah ke Jerman dan memperoleh gelar doktor filsafat di Universitas Frein.

Sepanjang kariernya di dunia musik, Alfred telah banyak menulis lagu anak-anak, rohani, lagu paduan suara dan lagu nasional sejak tahun 1934. Pada tahun 2014, pria kelahiran Tapanuli Utara, Sumatra Utara 20 September 1920 ini meninggal dunia.

Ia meninggal pada 25 Juni 2014 di Rumah Sakit Siloam Karawaci Tangerang karena penyakit radang paru-paru dan pneumonia yang dideritanya cukup lama.

Pada hari ini, tepat pada 20 September 2019 atau sama seperti tanggal kelahirannya, ia berulang tahun dan dunia musik kembali mengenang namanya.

Baca juga artikel terkait LAGU NASIONALIS atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH