tirto.id - Film Dilan 1991 dinilai mengungkap fakta kekerasan seksual yang terjadi sehari-hari. Hal ini tergambar dari karakter Dilan dan Hugo yang memiliki kepribadian berbeda dalam memperlakukan perempuan.
"Dilan cukup menghormati kehendak perempuan. Sementara tindakan yang dilakukan Hugo menunjukan bentuk pelecehan yang seringkali terjadi pada kehidupan nyata," kata artis sekaligus politikus Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Kamis (7/3/2019)
Saraswati menonton film Dilan 1991 Minggu, 3 Maret 2019. Pemeran Senja dalam film Merah Putih ini mengatakan peran Dilan dalam berpacaran menunjukan sikap hormat dan tidak memaksakan kehendak fisiknya terhadap Milea.
Sementara Hugo berbuat sebaliknya. Ia memaksakan kehendak fisik dengan berlindung pada kebebasan berekspresi dan pengaruh budaya barat.
"Di barat justru jika seorang laki-laki berperilaku seperti yang dilakukan Hugo terhadap Milea, dia sudah bisa dilaporkan ke polisi atas tindak kekerasan seksual," kata alumni International School of Screen Acting dari London, Inggris ini.
Dalam film Dilan 1991 terdapat adegan Hugo dan Milea yang sedang menonton film di bioskop.
Hugo secara sadar memegang pundak dan merangkul Milea. Ia juga secara tiba-tiba mencium Milea tanpa mendapatkan izin terlebih dahulu. "Di negara lain memegang pundak tanpa ijin seseorang pun sudah bisa dipidana, apalagi mencium tanpa ijin (against someone's will)," kata anggota Komisi VIII DPR RI itu.
Saraswati mengatakan perilaku Hugo yang membuat banyak aktivis perlindungan perempuan dan anak menyampaikan adanya kekosongan hukum dalam berpacaran.
Pemahaman tentang apa yang dianggap boleh maupun tidak dalam memperlakukan seseorang terhadap yang lain dalam konteks pelecehan seksual pun belum semua mengerti dan menyepakati.
"Apa yang dilakukan Hugo itu bentuk pelecehan seksual yang kadang banyak orang kurang memahami. Dan itu yang sedang diperjuangkan para aktivis, terkait penegakan hukumnya," kata Ketua DPP Bidang Advokasi Perempuan Partai Gerindra
Saraswati yang juga tegas caleg Dapil 3 DKI ini mengajak ratusan kader muda partai Gerindra untuk ikut menonton film Dilan 1991. Saraswati mengatakan menonton film karya anak bangsa merupakan kegiatan yang rutin dilakukannya bersama politisi muda lainnya di partai Gerindra.
"Ini cara kami sebagai politisi milenial mendukung perfilman Indonesia. Dan kita berharap agar masyarakat khususnya generasi muda terus mencintai film-film karya anak bangsa," ujarnya.
Saraswati juga mengucapkan selamat kepada film Dilan 1991 yang berhasil mencatatkan rekor Muri penonton hari pertama penayangan film sebanyak 800.000 penonton.
Sementara pada hari kedua penayangan film yang diangkat dari novel Pidi Baiq itu meraih 2,7 juta penonton.
"Sekali lagi selamat atas keberhasilan MURI nya. Semoga memicu insan perfilman Indonesia untuk terus menghasilkan karya-karya terbaik," katanya.