tirto.id - Upacara pembukaan Olimpiade Paris yang berlangsung Jumat (26/7/2024) lalu sempat menuai kritik publik lantaran dianggap melecehkan keyakinan umat Kristiani.
Opening ceremony ajang olahraga dunia itu menjadi kontroversial usai sekelompok drag queen atau ratu drag (model transgender), menampilkan pertunjukan yang mengingatkan penonton pada salah satu peristiwa sakral bagi umat Kristen, yakni Perjamuan Terakhir atau The Last Supper.
Buntut hal tersebut, mencuat video di jagat maya yang diklaim sebagai sebuah aksi protes para penganut Kristen. Akun X bernama “SoftWarNews” misalnya, mengunggah klip berdurasi 21 detik dengan takarir berbunyi, “Aksi protes di Paris terhadap penghinaan dan penodaan terhadap agama Kristen pada upacara Olimpiade”.
Pada video yang disertakan, terlihat kerumunan orang sedang menyaksikan konser musik. Seseorang dalam keramaian itu terlihat membawa papan dengan tulisan berbahasa Prancis “JESUS T'AIME”, yang berarti “Yesus Mencintaimu”.
Seperti terpampang dalam videonya, rekaman tersebut tampak bersumber dari unggahan akun Instagram dengan nama “jeanluctrachsel.ministri”.
Sampai Senin (12/8/2024), video yang beredar sejak Senin (29/7/2024) ini sudah diputar sebanyak 45.300 kali dan memperoleh banyak reaksi berupa 1.700 likes, 443 retweet, dan 44 komentar.
Video yang sama juga disebarkan oleh akun X lain, seperti ini dan dijumpai pula di Facebook, seperti bisa dilihat di sini.
Namun, bagaimana faktanya?
Penelusuran Fakta
Setelah menonton video dari awal hingga akhir, Tim Riset Tirto mencoba menyisir akun Instagram “jeanluctrachsel.ministri” yang tercantum dalam klip.
Penelusuran itu membawa kami ke unggahan bertanggal 25 Mei 2024, dua bulan sebelum upacara pembukaan Olimpiade. Video ini nyatanya bukan merupakan aksi protes umat Kristiani menyoal momen pembukaan Olimpiade Paris 2024.
“Saat ini di Paris di Menara Eiffel membawa Yesus ke kota ini. Menyembah Dia dan mengabarkan Yesus ke orang banyak,” bunyi keterangan unggahan tersebut dalam Bahasa Inggris.
Konten tersebut merupakan unggahan kolaborasi dengan akun Instagram “mpjparis” atau Marche Pour Jésus Paris. Dokumentasi itu rupanya merupakan cuplikan acara "Pawai untuk Yesus".
Merujuk situs resminya, Pawai untuk Yesus adalah acara tahunan untuk menyatakan kasih sayang Yesus. Pada tahun ini, acara tersebut diadakan pada 25 Mei dan berlangsung di sejumlah kota di Prancis, termasuk Paris dan Nantes.
Akun “jeanluctrachsel.ministri” sendiri telah mengklarifikasi dan menyatakan lewat unggahan Instagramnya, bahwa video yang beredar bukan direkam baru-baru ini sebagai reaksi dan penentangan terhadap acara Olimpiade.
“Itu adalah peristiwa bersejarah di mana lebih dari 25.000 orang, menurut polisi setempat, datang untuk menyembah Yesus dan Injil. Diberitakan di Menara Trocadéro/Eiffel dan kemudian ke jalan-jalan Paris, menjadi bagian dari kebangkitan global yang telah dimulai di begitu banyak tempat,” tulis akun tersebut, Selasa (30/7/2024).
Jadi, dapat dikatakan kalau video yang beredar telah diberi konteks yang salah.
Adapun, merespons kritik terhadap pertunjukan drag queen Olimpiade Paris 2024, direktur artistik acara opening ceremony Olimpiade 2024, Thomas Jolly, mengatakan adegan itu merupakan wujud kebebasan berbicara dan berekspresi dalam masyarakat demokratis.
Dia juga mengklaim tidak berniat untuk mengasosiasikan pertunjukan dengan The Last Supper.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang sudah dilakukan, video kerumunan orang yang diklaim sebuah aksi protes umat Kristiani di upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Cuplikan aslinya berasal dari unggahan akun Instagram “jeanluctrachsel.ministri” bertanggal 25 Mei 2024, dua bulan sebelum upacara pembukaan Olimpiade. Video ini nyatanya merupakan cuplikan acara tahunan “Pawai untuk Yesus” yang dihelat di beberapa kota di Prancis.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty