tirto.id - Aktris senior Aminah Cendrakasih tutup usia pada Rabu (21/12/2022). Sebelum meninggal dunia, pemeran 'Mak Nyak' pada serial televisi legendaris Si Doel Anak Sekolahan (1994) itu memiliki riwayat penyakit glaukoma.
Melansir Antara, Aminah Cendrakasih telah menderita glaukoma selama lebih dari tujuh tahun. Akibat penyakit itu juga Aminah menjadi tidak bisa melihat dan terus terbaring di atas kasur.
Meskipun selama beberapa tahun terakhir Aminah lebih banyak berbaring, dirinya tetap produktif. Ia bahkan ikut tampil dalam syuting film Si Doel The Movie pada 2019 lalu.
Mengingat kondisinya yang tidak lagi bisa membaca, Mak Nyak meminta bantuan dari keluarga untuk membacakan naskah film tersebut. Selanjutnya, Aminah akan menghafalkan semua script yang dibacakan untuk memperlancar proses syuting.
"Kalau mau syuting saya minta dialognya terlebih dahulu untuk saya hafalkan. Jadi musti hafal dialog saat saya bermain dengan siapapun," katanya saat ditemui di kediamannya di Tangerang, Banten pada 2019 lalu.
Selain glaukoma, ia mengaku tidak memiliki keluhan apapun kecuali pegal-pegal.
"Ini sakit tua saja, cuma pegal. Tapi badan enggak apa-apa untungnya. Kita tetap senang saja kuncinya," lanjut dia.
Kondisinya itu juga tidak membatasi Aminah dalam mengonsumsi apapun. Di tahun yang sama, Aminah juga mengaku dirinya masih berpuasa penuh dan mengonsumsi berbagai jenis makanan termasuk kue-kue dan opor ayam.
Namun, beberapa saat sebelum tutup usia kondisi Aminah terus memburuk. Sebelum meninggal, Mak Nyal sempat muntah-muntah sejak pagi dan langsung mendapatkan pertolongan pertama dari dokter yang dipanggil ke kediamannya.
Ia sempat membaik, namun kembali muntah-muntah dan kondisinya semakin memburuk. Tak lama kemudian, Aminah mengembuskan napas terakhir.
Jenazah Aminah dimakamkan pada Kamis (22/12/2022) di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. Ia dimakamkan di liang yang sama dengan sang ibunda Wolly Sutinah atau Mak Wok.
Apa itu Penyakit Glaukoma?
Penyakit glaukoma adalah serangkaian penyakit mata yang merusak saraf optik. Melansir Mayo Clinic, kondisi ini sering dikaitkan dengan tekanan tinggi pada mata penderitanya.
Penyakit glaukoma bisa menyerang pria dan wanita dalam rentang usia berapapun. Kendati demikian, kasus glaukoma yang dilaporkan sering terjadi pada orang dewasa hingga lansia.
Glaukoma bahkan menjadi salah satu penyebab paling banyak kebutaan pada orang tua yang berusia 60 tahun ke atas.
Penyebab Penyakit Glaukoma
American Academy of Ophthalmology mengungkapkan bahwa glaukoma bisa terjadi ketika terjadi kerusakan pada saraf optik. Ini bisa terjadi karena tekanan pada mata yang mengakibatkan penumpukan cairan ke seluruh bagian dalam mata.
Ketika mata mengeluarkan terlalu banyak cairan atau sistem drainase tidak berfungsi dengan baik, tekanan mata bisa meningkat. Inilah yang meningkatkan risiko terkena glaukoma.
Selain itu, menurut Mayo Clinic ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena glaukoma, termasuk:
- mengalami tekanan mata internal yang tinggi atau dikenal juga sebagai tekanan intraokular;
- berusia di atas 55 tahun;
- memiliki warisan kulit hitam, Asia, atau Hispanik;
- memiliki riwayat keluarga yang menderita glaukoma;
- menderita kondisi medis tertentu, seperti diabetes, migrain, tekanan darah tinggi, dan anemia sel sabit;
- memiliki kornea yang tipis di tengah
- menderita rabun jauh atau rabun jauh ekstrim
- mengalami cedera mata atau jenis operasi mata tertentu
- mengonsumsi obat kortikosteroid, terutama obat tetes mata, dalam waktu lama.
Cara Mencegah Penyakit Glaukoma
Upaya pencegahan glaukoma bisa dilakukan dengan cara mendeteksi dan mengelola penyakit sejak tahap awal.
Teknologi kedokteran yang tersedia saat ini sudah memungkinkan penderita glaukoma dalam mencegah atau memperlambat perkembangan glaukoma.
Oleh karena itu, berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit glaukoma seperti yang dijabarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC):
- Lakukan pemeriksaan mata lengkap secara rutin, khususnya bagi orang dewasa berusia 40 tahun ke atas atau orang-orang yang masuk ke dalam kelompok berisiko tinggi.
- Cari tahu riwayat kesehatan mata keluarga, apabila terdapat anggota keluarga yang memiliki kondisi glaukoma, maka kemungkinan anggota keluarga lain memiliki risiko yang sama.
- Pertahankan berat badan sehat dan aktif secara fisik.
- Kontrol stres dan tekanan darah tinggi.
- Hindari rokok.
- Segera lakukan proses pengobatan begitu glaukoma dideteksi lalu konsumsi obat sesuai dengan yang diresepkan secara teratur.
Editor: Yantina Debora