tirto.id - Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua setelah katarak. Jumlah penderitanya terus meningkat tanpa banyak masyarakat ketahui. Oleh karena itu Glaukoma kerap disebut sebagai si pencuri penglihatan.
Glaukoma adalah penyakit mata yang mana tekanan cairan di dalam mata meningkat. Jika tidak diobati, pasien dapat kehilangan penglihatan dan bahkan menjadi buta. Glaukoma relatif umum, terutama pada orang dewasa yang lebih tua dan dapat menyebabkan kerusakan saraf optik.
Singkatnya, glaukoma adalah penumpukan tekanan cairan di dalam mata yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Ada ruang kecil di depan mata yang disebut ruang anterior. Cairan bening mengalir masuk dan keluar dari ruang anterior, cairan ini membasahi jaringan di sekitarnya.
Jika seorang pasien menderita glaukoma, cairan akan mengalir terlalu lambat keluar dari mata. Hal ini menyebabkan penumpukan cairan, dan tekanan di dalam mata meningkat. Kecuali jika tekanan ini diturunkan dan dikendalikan, saraf optik dan bagian mata lainnya dapat menjadi rusak, yang menyebabkan hilangnya penglihatan.
Penyakit ini biasanya menyerang kedua mata, meskipun yang satu mungkin lebih parah daripada yang lain. Glaukoma biasanya langsung diobat dengan obat tetes mata khusus glaukoma. Tetes mata dianggap sebagai pertolongan pertama.
Namun efek samping dari obat tetes mata perlu diwaspadai. Efek sampingnya dapat termasuk menyengat, kemerahan, pertumbuhan bulu mata, perubahan warna mata dan kadang-kadang ablasi retina dan kesulitan bernafas.
Medical News Today menulis, ada beberapa faktor risiko untuk terkena glaukoma, yaitu usia tua, latar belakang etnis seperti Asia Timur, Afrika-Amerika, dan orang-orang keturunan Hispanik memiliki risiko lebih tinggi terkena glaukoma, dibandingkan dengan Kaukasia.
Glaukoma juga terkena pada orang-orang yang menderita beberapa penyakit dan kondisi seperti diabetes atau hipotiroidisme, cedera atau kondisi mata, miopia (rabun jauh) dan Kortikosteroid.
Dikutip dari Web MD pada Senin (10/12/2018), dijelaskan bahwa faktor penyebab glaukoma kebanyakan orang dewasa di atas 40 tahun, namun tidak melepas kemungkinan remaja, anak-anak dan bayi juga bisa menderita glaukoma.
Berikut faktor penyebab glaukoma yang paling utama, di antaranya adalah:
- Punya riwayat keluarga yang mengalami glaukoma
- Memiliki penglihatan yang buruk
- Punya diabetes
- Konsumsi obat steroid tertentu, seperti prednison
- Pernah mengalami trauma pada mata
- Merupakan keturunan Afrika-Amerika, Irlandia, Rusia, Jepang, Hispanik, Inuit, atau Skandinavia
Glaukoma sendiri kebanyakan tidak memiliki gejala tertentu. Gejala pertama biasanya kehilangan periferal, penglihatan samping dan penglihatan depan.
Gejala lainnya biasanya adalah:
- Melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu
- Kehilangan penglihatan
- Kemerahan di mata
- Mata yang terlihat berkabut (terutama pada bayi)
- Mual atau muntah
- Sakit mata
- Penglihatan depan yang sempit
Masih dikutip dari laman yang sama, cara untuk mengobati atau menurunkan tekanan di mata, diantaranya:
- Obat Tetes Mata
- Operasi laser
- Bedah Mikro
Dokter mungkin akan menanamkan tabung untuk membantu mengalirkan cairan. Pembedahan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan sementara atau bisa permanen, serta perdarahan atau infeksi.
Prosedur pengobatan ini sebaiknya harus dikonsultasikan kepada dokter terlebih dahulu, sehingga kita menjadi tahu prosedur mana yang tepat untuk dilakukan.
Editor: Yulaika Ramadhani