Menuju konten utama

RI Ajak Dunia Internasional Antisipasi Lone Wolf

Pemerintah Indonesia mengajak dunia internasional untuk mewaspadai dan mengantisipasi gerakan-gerakan teroris individual yang sebelumnya pernah bergabung dalam gerakan ekstrimis seperti ISIS.

RI Ajak Dunia Internasional Antisipasi Lone Wolf
Wiranto. Antara Foto/Yudhi Mahatma.

tirto.id - Pemerintah Indonesia mendorong komunitas internasional untuk mewaspadai dan mengantisipasi teroris individual yang sebelumnya bergabung dalam gerakan ekstrimis seperti ISIS, menyebutnya sebagai sebuah tantangan baru dalam menanggulangi terorisme lintas negara.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, menegaskan, teroris individual saat ini merupakan fenomena baru dalam dunia terorisme. Mereka yang bergerak secara individu tersebut lebih dikenal dengan sebutan "lone wolf."

"Kembalinya pejuang ISIS ke negaranya masing-masing menciptakan fenomena baru yang dikenal lone wolf. Fenomena ini tantangan baru yang perlu kita antisipasi," katanya saat membuka Pertemuan Internasional Penanggulangan Terorisme (IMCT), di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (10/8/2016).

Menurut dia, beberapa di antara "lone wolf" tersebut merupakan veteran Suriah dan Irak, sementara beberapa lainnya direkrut oleh ISIS, dan yang lainnya menjadi radikal setelah didoktrin melalui media sosial oleh kelompok ekstrimis.

"Hal tersebut memerlukan perhatian serius dan membutuhkan kerja sama lanjutan," ucapnya.

Salah satu contoh terakhir aksi teroris individual itu yakni serangan menggunakan truk yang menabrak kerumunan orang di Niece, Prancis, yang menewaskan sekitar 85 orang.

Aksi terorisme itu tidak menggunakan bahan peledak atau senjata api yang selama ini kebanyakan dilakukan para teroris menjalankan serangannya.

Pertemuan internasional tersebut dibagi dalam dua sesi yakni sesi para menteri yang membahas tema penanggulangan terorisme lintas negara, serta panel diskusi yang membahas isu deradikalisasi dan pejuang teroris asing.

Pertemuan tersebut dihadiri 20 negara di antaranya Australia, Amerika Serikat, Belgia, Belanda, Prancis, Rusia, Tiongkok, Selandia Baru, Turki, India, Filipina, Inggris, Malaysia, Pakistan dan Kanada.

Selain itu juga turut hadir tiga organisasi internasional yakni ASEAN, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Interpol.

Pertemuan internasional tersebut diharapkan menghasilkan pernyataan bersama sebagai penguatan kerja sama internasional terkait penanggulangan terorisme.

Baca juga artikel terkait TERORIS

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara