Menuju konten utama

Repnas Indonesia Maju: Kepastian Hukum Kunci Gaet Investor Asing

Kepastian hukum dan stabilitas politik menjadi poin penting untuk mendukung mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen sesuai yang ditargetkan Prabowo.

Repnas Indonesia Maju: Kepastian Hukum Kunci Gaet Investor Asing
Ketua Umum REPNAS Indonesia Maju, Anggawira dalam diskusi bertajuk ‘Gerakan Tumbuh Bersama: Kolaborasi Untuk Pertumbuhan Ekonomi 8%’ di Jakarta, Kamis (26/9/2024). (Tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)

tirto.id - Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Indonesia Maju, Anggawira, menyebut kunci utama untuk menarik investor asing ke Indonesia adalah kepastian hukum dan stabilitas politik.

Menurutnya, keduanya menjadi poin penting untuk mendukung mencapai pertumbuhan ekonomi sampai 8 persen sesuai yang ditargetkan presiden terpilih, Prabowo Subianto.

“Memang stabilitas politik dan kepastian hukum. Nah, kepastian hukum ini memang menjadi PR bagi kita,” ujarnya dalam dalam diskusi bertajuk ‘Gerakan Tumbuh Bersama: Kolaborasi Untuk Pertumbuhan Ekonomi 8%’ di Jakarta, Kamis (26/9/2024).

Anggawira mengatakan, pembenahan kebijakan hukum masih menjadi tugas pemerintah yang belum berjalan dengan baik. Hal ini diakibatkan biaya politik di Indonesia terbilang mahal.

Apalagi, Anggawira menuturkan, Indonesia masih harus memiliki program-program infrastruktur yang harus diterapkan kepada Masyarakat.

“Jadi, ya, pertama artinya kalau memang ada dana program, ya inginnya langsung, di-direct,” ucapnya.

Program infrastruktur yang dimaksud, katanya, terdiri dari infrastruktur pertanian, infrastruktur untuk kepentingan pendidikan, yakni sekolah-sekolah, hingga infrastruktur lain yang ditargetkan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Dan sebetulnya Pak Prabowo sudah memiliki resep prosesnya, dia sangat memahami kita banyak sekali kebocoran-kebocoran,” ucapnya.

“Salah satunya juga program makan bergizi gratis,” imbuh Anggawira.

Lebih lanjut, dia mengambil contoh perbandingan dengan negara tetangga, yakni Malaysia yang dinilai lebih dapat menarik investor untuk berinvestasi ke negaranya. Hal itu, katanya, karena Malaysia sudah memiliki sumber daya manusia yang lebih baik.

“Malaysia bisa roll out dengan cepat ya, ya memang karena dia udah punya sumber daya manusia yang baik. Jadi ketika tadi ada semikonduktor masuk, lalu Tesla dan lain sebagainya, mereka jelas lebih perform,” tuturnya.

Anggawira juga menyinggung diperlukannya dana untuk pembangunan industri yang membutuhkan energi dan konsumsi. Dia menilai Indonesia sudah kaya akan energi, namun yang menjadi masalah adalah infrastruktur di Indonesia belum saling terhubung.

“Sebenarnya banyak sumber-sumber energi juga, dan [bukan] hanya energi yang berbasis fosil ya, saya berharap tadi kita punya banyak sekali energi, “ ucapnya.

Senada, Direktur Manajemen Risiko PT PLN (Persero), Ir. Suroso Isnandar, mengatakan energi sangat penting untuk pembangunan industri.

Suroso menyebut, negara-negara lain berlomba-lomba menggunakan energi nuklir dikarenakan harganya murah. Hal tersebut mempermudah industri mereka untuk bersaing.

“Saya kira negara-negara yang memang punya nuklir itu, semuanya murah, kehidupan rumah tangga, energi untuk rumah tangga, industri, dan lain-lain,” ucapnya.

Sementara CEO Bhumi Varta Technology, Martyn Terpilowski, mengatakan bahwa dia yakin salah satu sumber yang paling efisien adalah energi nuklir. Menurutnya, di saat ekonomi semakin berkembang pesat, negara akan semakin membutuhkan energi.

Baca juga artikel terkait STABILITAS POLITIK atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Hukum
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Irfan Teguh Pribadi