tirto.id - Sejumlah relawan Anies Baswedan yang tergabung dalam Turun Tangan Anies Baswedan dan relawan Ganjar Pranowo dalam Sahabat Ganjar Pranowo berpindah haluan. Mereka memilih merapat ke pasangan Prabowo-Gibran. Hal itu disampaikan di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jumat (12/1/2024).
Menurut perwakilan Relawan Turun Tangan Anies, Khoirul Mujahid, mereka membelot mendukung Prabowo-Gibran setelah melihat aksi Anies yang menyerang Prabowo Subianto pada debat ketiga Pilpres 2024. Mereka memandang Anies cenderung menyerang personal Pranowo dibandingkan substansi.
"Banyak yang bilang juga ini [serangan] personal yang tidak ada kaitannya dengan yang jadi =fokus utama dalam debat capres. Kita melihat [Anies] merendahkan Prabowo untuk menonjolkan pribadinya [seolah] jauh lebih baik ketimbang Pak Prabowo," kata Khoirul yang kini bergabung dalam kelompok Jenderal Muda 08.
Sementara Ketua Umum Relawan Sahabat Ganjar Pranowo (SGP), Ahmad Muhdor Ichsan, menjelaskan alasan mereka menarik dukungan untuk Ganjar. Ia mengaku telah berjuang habis-habisan dengan tenaga dan pikiran untuk Ganjar Pranowo. Namun Muhdor merasa Ganjar menginjak harga diri SGP.
"Karena kami seluruh jajaran pengurus se-Indonesia merasa sudah diinjak-injak harga diri. Itu alasan kenapa SGP kita bubarkan dan kita menarik dukungan dari Ganjar Pranowo," kata Muhdor.
Kini, ia dan barisannya membentuk organ baru bernama Barisan Santri Indonesia .
"SGP memang 60 persen anggotanya adalah para ulama dan santri, kemudian yang 40 persen [lagi di antaranya] pensiunan ASN enam ribu gabung sama kita, dan gabungan dari unsur masyarakat lainnya," tutur Muhdor.
Wakil Komandan Golf (Relawan) TKN, Gojali, Harahap menyambut kedatangan para relawan tersebut. Ia yakin, migrasi kedua kelompok relawan ini akan memperjuangkan kemenangan Prabowo-Gibran.
"Hari ini bersama kita ada dua organ relawan yang sangat serius dan tentu ikut sama-sama memperjuangkan Pak Prabowo [dan Mas] Gibran untuk memenangkan pertarungan di 2024 nanti," ujar Gojali.
Tanggapan Timnas AMIN dan TPN Ganjar-Mahfud
Timnas AMIN santai merespons kepindahan relawannya. Juru Bicara Timnas AMIN, Surya Tjandra, menilai wajar jika relawan mereka bergeser ke paslon lain. Namun ia menekankan bahwa relawan yang masih bertahan akan selalu memikirkan pasangan mereka.
“Bagi kami sah-sah saja. Itu bagian dari seleksi alam. Relawan itu tidak selalu punya waktu, tetapi bagi AMIN pasti dia punya hati. Ini yang akan menjadi bekal penting kami memperjuangkan perubahan ke arah yang lebih baik bagi bangsa ini,” kata Surya kepada Tirto, Jumat (12/1/2024).
Surya mengatakan, AMIN optimis pemilu akan berjalan dua putaran. Menurutnya, mereka akan terus bekerja dan tidak akan menghiraukan relawan yang pindah. Ia beralasan, tidak sedikit juga relawan dari paslon lain yang masuk ke kelompok mereka.
“Kami tidak khawatir karena banyak juga relawan yang hijrah dari pendukung paslon lain, hanya tidak diberitakan saja,” kata Surya.
Sementara itu, Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Cicho Hakim, mengaku tidak mengenal relawan yang pindah ke paslon nomor urut 2.
“Justru kami melihat sosok-sosok yang dalam tanda kutip menyatakan diri keluar ini selama musim kampanye tidak pernah terlihat kiprahnya,” ungkap Cicho.
Ia malah menyindir mereka yang mengaku berpindah dukungan justru membawa citra buruk bagi diri sendiri dan pasangan yang menerima relawan tersebut.
“Ini masalah etika dan moral, pengkhianatan-pengkhianatan, bukan hal yang baik bagi pelaku dan yang menerima. Bukan bagi TPN Ganjar-Mahfud,” ujarnya.
Cicho juga memastikan bahwa mereka tetap optimis bisa menang di Pilpres 2024. Hal itu, menurutnya, tidak hanya berbasis survei, melainkan sentimen media sosial, diskusi-diskusi terbatas, penggunaan teknologi artificial inteligence (AI), hingga upaya kampanye door-to-door dari tingkat kabupaten/kota hingga nasional.
Selain itu, tambahnya, Ganjar sendiri turun ke berbagai tempat hingga menginap di rumah warga.
“Jadi kami sangat optimis. Kami masih mengupayakan bisa menang satu putaran,” kata Cicho.
Seberapa Besar Pengaruhnya?
Analis politik dari Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, menilai keberadaan relawan bukan fokus pada peningkatan suara, melainkan sebagai upaya meraih pemilih dan memainkan narasi politik.
"Relawan tentu lebih kepada mendorong isu dan jaringan massa saja," kata Arifki, Jumat (12/1/2024).
Ia menilai, relawan yang terbentuk, terutama untuk Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, hanya untuk memperlebar jangkauan pemilih.
Berbeda dengan Arifki Chaniago, analis politik dari Universitas Multimedia Nusantara, Silvanus Alvin, justru menilai pergeseran relawan bisa memengaruhi suara paslon. Akan tetapi, menurutnya, semua tergantung seberapa besar pengaruh relawan di masyarakat.
"Signifikansi pergeseran relawan dalam meningkatkan suara paslon dapat bervariasi tergantung pada seberapa besar dampak yang dimiliki relawan tersebut di masyarakat. Terutama kalau kelompok relawan ini hadir secara organik serta punya militansi tinggi karena kesamaan ideologi atau program kerja yang diperjuangkan," kata Alvin, Jumat (12/12024).
Alvin melihat, dinamika yang berkembang memang ada indikasi kalau paslon nomor urut 1 dan nomor urut 3 sedikit main mata agar pilpres tidak berlangsung satu putaran. Ia beralasan, relawan bisa memengaruhi suara di masyarakat.
"Relawan ini penting karena bisa jadi influencer tipe nano yang memang dekat dengan akar rumput. Tidak melulu soal mereka jadi agen kampanye tapi bisa berperan untuk mengawasi jalannya pemilu," kata Alvin.
Sementara analis politik dari Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo, menilai relawan di Indonesia bertugas untuk mengajak orang menggunakan hak pilih mereka di TPS.
"Nah problem-nya, ada banyak jenis relawan di Indonesia. Tapi yang jelas ada relawan yang benar-benar bekerja, dan ada relawan yang cuma nama saja," kata Kunto kepada Tirto, Jumat (12/1/2024).
Kunto mengatakan, relawan yang berpindah dukungan perlu dipastikan apakah relawan yang bekerja di akar rumput atau relawan yang sekadar membangun opini publik.
Dalam kacamata Kunto, relawan yang membangun opini publik tidak akan membawa pengaruh signifikan bagi perolehan suara dibanding relawan militan di akar rumput.
Jika mengacu pada kasus perpindahan relawan Ganjar dan Anies ke Prabowo, menurut Kunto mesti ada klasifikasi apakah relawan tersebut tipe 1 (berpengaruh di akar rumput) atau 2 (pembentuk opini publik).
Namun dalam kacamata politik, tambahnya, perpindahan relawan dari paslon tertentu ke paslon lain ada kemungkinan mengejar bandwagon effect atau membuat orang mau memilih pihak yang mayoritas. Ia mencontohkan orang akan memilih rumah makan yang ramai daripada yang sepi.
"Tapi kan bandwagon effect di akhir-akhir kampanye seperti sekarang agak susah, karena biasanya orang sudah punya kecenderungan pilihan walaupun mereka bilang belum pasti, " kata Kunto.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Irfan Teguh Pribadi