Menuju konten utama

12 Rekomendasi Kamera Analog Terbaik untuk Pemula & Profesional

Pemakaian kamera analog kembali menjadi tren. Berikut ini rekomendasi kamera analog terbaik yang bisa digunakan pemula, juga seluruh pecinta fotografi.

12 Rekomendasi Kamera Analog Terbaik untuk Pemula & Profesional
Ilustrasi Fotografer. foto/istockphoto

tirto.id - Kamera analog kembali menjadi tren. Banyak pecinta fotografi mulai dari amatir hingga profesional memakai kembali kamera film ini. Sebagai rekomendasi, berikut akan ditampilkan daftar kamera analog terbaik yang bisa jadi pilihan.

Kamera analog sendiri adalah kamera yang menggunakan film untuk menangkap gambar. Selain itu, alih-alih memiliki layar LCD seperti yang kerap ditemui pada kamera digital, kamera analog memiliki sejumlah tombol dan dial manual pada bodi kamera yang berfungsi mengubah pengaturan kamera.

Walaupun memakan biaya lebih mahal, kamera analog terbaik selalu punya tempat tersendiri di hati para kolektor dan pecinta fotografi. Selain bisa memberi kepuasan, kamera analog juga bisa jadi alat belajar memotret bagi para fotografer pemula.

12 Rekomendasi Kamera Analog Terbaik

Walaupun harga film termasuk biaya pemrosesannya terhitung cukup mahal, tren pemakaian kamera analog ternyata terus mengalami peningkatan.

Untuk membantu para pecinta fotografi mencari kamera analog terbaik, berikut akan disampaikan rekomendasi kamera analog yang bagus, serta pas digunakan untuk pemula:

Kodak Ektar H35

Kodak Ektar H35

Kodak Ektar H35. foto/Alfred

Gunairy menulis Kodak Ektar H35 adalah kamera analog terbaik dengan harga relatif terjangkau. Kodak Ektar H35 ini mirip dengan kamera sekali pakai serta tidak memiliki fokus, dan tidak ada pilihan untuk mengatur ASA/ISO.

Untuk mengambil gambar, fotografer hanya tinggal memasukkan film dan baterai AAA ke dalamnya. Kodak Ektar H35 ini bisa jadi rekomendasi kamera analog yang bagus, terutama jika Anda memiliki anggaran terbatas. Kamera ini bisa dibeli dengan harga di bawah USD 100 atau di bawah Rp1,5 jutaan.

Olympus Pen EE-3

Olympus Pen EE3

Olympus Pen EE3. foto/Hiyotada

Olympus Pen EE-3 ini merupakan kamera half frame film atau kamera film yang menggunakan format film berukuran setengah dari bingkai film 35 mm standar. Kamera ini juga dikenal sebagai single-frame atau split-frame.

Kamera analog terbaik ini menggunakan sel selenium atau tenaga surya di bagian depan lensa untuk menyalakan lightmeter. Selain itu, Olympus Pen EE-3 ini tidak memiliki fitur pemfokusan. Namun ada fitur untuk mengatur ASA/ISO serta pengaturan aperture,

Kamera ini cukup kecil sehingga sangat praktis untuk dimasukkan ke dalam tas bepergian. Jadi, kamera analog terbaik ini pas digunakan untuk mengabadikan momen-momen unik yang ditemukan di jalan atau momen-momen tak terduga saat sedang berada dalam perjalanan.

Nikon FM 2

Nikon FM 2

Nikon FM 2. wikimedia/Mariom990

Nikon FM2 adalah kamera analog terbaik yang bodinya amat tangguh serta tahan banting. Oleh karena itu, kamera analog ini pas untuk fotografer yang kerap memotret di medan yang cukup berat.

Kamera tahan banting yang banyak dipakai para fotografer perang ini dibanderol dengan harga cukup tinggi di pasaran. Kamera yang sudah tidak lagi diproduksi pada 2001 silam ini, di pasaran dibanderol pada kisaran Rp2 jutaan.

Kamera analog legendaris ini sanggup memotret dengan shutter speed hingga 1/4000. Oleh karena itu, kamera analog ini pas untuk alat belajar para fotografer pemula yang sedang belajar kecepatan rana, serta belajar memotret untuk berbagai keperluan fotografi.

Canon AE-1

Canon AE1
Canon AE1. wikimedia/Charles Lanteigne

Canon AE-1 adalah kamera analog terbaik yang dirilis pada April 1976. Kala itu, kamera analog ini menjadi salah satu kamera yang cukup populer di kalangan pecinta fotografi.

Canon AE-1 ini bisa menjadi rekomendasi kamera analog SLR (Single Lens Reflect) dengan Automatic Exposure/AE (pencahayaan otomatis) yang dikontrol secara elektronik.

Kamera analog ini memiliki shutter speed hingga 1/1000 detik. Jadi bisa digunakan untuk memotret objek-objek gelap atau objek yang bergerak. Kamera dengan dengan berat hanya 590 gram ini hanya bisa didapatkan dalam kondisi bekas. Pada beberapa toko online, kamera anlog terbaik ini dibanderol pada kisaran Rp4 jutaan ke atas.

Nikon FE2

Nikon FE2
Nikon FE2. wikimedia/Paul Chin

Nikon FE2 adalah kamera analog terbaik yang dirilis pada tahun 1983. Kamera Nikon analog ini memiliki kecepatan rana maksimal 1/4000 detik dengan kecepatan sinkronisasi flash pada 1/250 detik.

Sementara, jangkauan ASA/ISO mulai dari 12 hingga 4000. Kamera dengan berat hanya 550 gram ini hanya bisa dijumpai dalam kondisi bekas. Di pasaran, kamera analog ini dibanderol pada kisaran Rp2 jutaan.

Pentax K1000

Pentax K1000
Pentax K1000. foto/wikimedia commons

Pentax K1000 adalah salah satu kamera analog terbaik yang cukup laris kala itu. Kamera analog ini membutuhkan baterai untuk pengatur cahaya atau lightmeter-nya. Namun, tombol shutter mekaniknya tetap bisa berfungsi, walaupun tidak ada baterai di dalam kamera.

Hingga kini, dudukan bayonet Pentax K ini masih dipakai hingga sekarang. Jadi, pecinta fotografi pemula bisa mendapatkan berbagai aksesoris dari kamera analog ini dengan cukup mudah di pasaran. Di pasaran kamera analog ini dibanderol pada kisaran Rp1,7 jutaan hingga Rp2,5 jutaan.

Minolta SR-T 101

Minolta SRT 101
Minolta SRT 101. wikiemdia commons/Smial

Minolta SR-T 101 bisa disebut sebagai kamera analog terbaik yang menjadi pionir di kalangan kamera SLR 35mm. Kamera ini dirilis pada tahun 1966 oleh Minolta Camera Co dan diproduksi selama 10 tahun.

Kamera analog ini memiliki jangkauan ASA/ISO yang cukup luas, dari 6-6400. Kemudian shutter speed dan sinkronisasi flash ada pada angka 1/1000 detik dan 1/60 detik.

Kamera ringan yang sangat nyaman dipakai untuk belajar foto bagi para fotografer pemula ini dibanderol di toko online dalam kondisi bekas pada kisaran Rp1,85 juta hingga Rp2,4 juta.

Rolei 35

Rolei 35

Rolei 35. wikimedia/Don DeBold

Kamera analog terbaik lainnya adalah Rollei 35. Kamera ini dirilis pada tahun 1966. Rollei 35 adalah kamera 35mm terkecil setelah Minolta TC-1 dan Minox 35.

Rollei 35 memiliki ASA/ISO 25-1600. Diafragma kamera analog ini ada pada jangkauan f/3.5 hingga f/22. Kemudian kecepatan rana atau shutter speed-nya pada angka 1/2 detik sampai 1/500 detik. Kamera yang bobotnya tidak sampai 400 gram ini dibanderol pada kisaran Rp3 jutaan ke atas.

Yashica Mat 124G

Yashica Mat 124G

Yashica Mat 124G. wikimedia/Ashley Pomeroy

Yashica Mat 124G adalah kamera analog medium format yang memiliki sistem twin lens reflex. Kamera analog terbaik ini menggunakan lensa ganda yang ditempatkan di atas dan bawah bodi kamera.

Kamera medium format ini memiliki desain vintage yang sangat kokoh. Kamera analog yang bagus ini mampu mengabadikan gambar hingga 12 frame dengan menggunakan film medium format 120 mm.

Mamiya C330

Mamiya C330

Mamiya C330. Foto/wikimedia

Mamiya C330 adalah kamera analog terbaik yang lensanya dapat diganti-ganti. Ini adalah kamera analog yang populer pada masanya dan menjadi favorit banyak fotografer profesional karena bisa menggunkan lensa mulai dari lensa ukuran 55 hingga 250 mm.

Di toko online, kamera analog terbaik medium format ini dibanderol dengan harga Rp7,6 jutaan.

Minolta Dynax 600si Classic

Minolta Dynax 600si Classic

Minolta Dynax 600si Classic. wikimedia/Martin Taylor

Minolta Dynax 600si Classic adalah kamera analog terbaik yang dirilis pada 1995. Kamera ini sudah dibekali sistem autofokus SLR berteknologi tinggi.

Kamera ini memiliki desain ergonomis sehingga sangat nyaman saat digunakan untuk memotret. Kamera ini memiliki dial terpisah untuk flash dan exposure compensation, drive mode, dan exposure mode.

Kamera ini dibanderol dengan harga relatif murah. Di pasaran, kamera analog Minolta Dynax 600si Classic ini dijual pada kisran Rp500 ribuan.

Nikon F6

Nikon F6

Nikon F6. wikimedia/Michel Lefrancq

Nikon F6 adalah kamera analog terbaik full-frame. Kamera full-frame adalah kamera yang memiliki ukuran sensor gambar sama dengan bingkai film 35 mm, yaitu 36 mm x 24 mm.

Nikon F6 ini memiliki fitur AE, aperture-priority, shutter-priority dan mode manual. Kamera ini sanggup memotret dengan shoot hingga 5.5 fps dan 11 point AF.

Kamera yang dirilis pada tahun 2004 ini dibanderol dengan harga masih relatif tinggi. Di toko online, kamera analog Nikon F6 bekas dibanderol dengan harga Rp19 jutaan, body only.

Tips Memilih Kamera Analog

PAMERAN FOTO UNPUBLISHED BANDUNG

Pengunjung mengamati sejumlah foto yang dipamerkan pada acara Festival Fotografi Kompas Unpublished di Gedung PLN, Bandung, Jawa Barat, Rabu (15/11/2017). ANTARA FOTO/Novrian Arbi

Berikut ini sejumlah tips memilih kamera analog untuk pemula yang bagus, sekaligus kamera analog terbaik untuk digunakan sebagai alat belajar fotografi sebagaimana dirujuk dari laman King De Ramos:

Riset Terlebih Dahulu

Jika ini adalah kamera analog yang pertama, maka Anda harus melakukan riset terlebih dahulu sebelum memutuskan kamera analog terbaik apa yang akan menjadi gear untuk belajar foto.

Riset sederhana bisa dilakukan lewat internet, apakah lewat media sosial atau Google, atau bertanya kepada kawan atau praktisi fotografi yang sehari-hari menggunakan kamera sebagai alat kerjanya.

Perhitungkan Budget perawatan

Kamera analog umumnya adalah kamera bekas yang sudah tidak dproduksi lagi. Oleh karena itu, kamera yang masuk dalam golongan jadul ini butuh ekstra perhatian dan perawatan lebih.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli kamera analog, harus diperhitungkan juga budget perawatan yang harus selalu tersedia. Apalagi kamera-kamera jadul semacam itu rentan rusak dan sparepart-nya sudah jarang diproduksi.

Periksa Penampilan Fisik Secara Keseluruhan

Periksa kondisi fisik kamera secara keseluruhan. Kondisi fisik yang baik memberikan gambaran tentang sejarah kamera dan bagaimana kamera tersebut dirawat selama bertahun-tahun.

Beberapa benturan dan goresan tidak perlu terlalu dihiraukan. Namun, periksalah fisik secara keseluruhan, apakah kamera analog itu secara fisik masih layak untuk digunakan atau tidak.

Periksa Tempat Baterai

Salah satu masalah yang paling umum ditemukan pada kamera film adalah pada tempat baterai. Banyak kamera film yang tidak digunakan selama bertahun-tahun dengan baterai yang masih ada di dalamnya, hal ini membuat baterai bocor dan menyebabkan korosi pada kontak sehingga kamera tidak dapat digunakan.

Menguji Rana dan Shutter Speed

Semua kamera film memiliki mekanisme rana fisik (tidak ada rana elektronik di sini) sehingga pastikan bahwa rana bekerja dengan baik. Periksa apakah mekanisme rana dalam kondisi fisik yang baik (tidak ada minyak, lubang, atau bengkok) dan lihat apakah kecepatannya akurat.

Periksa lensa dan Aperture

Selain rana, bagian lain dari kamera yang akan sangat mempengaruhi fungsi kamera adalah lensa dan bukaan atau aperture. Pastikan lensa dalam keadaan bersih dan tidak ada jamur atau kabut. Periksa cincin fokus dan bukaan apakah masih mulus.

Untuk aperture, lihat apakah aperture dapat menutup dan membuka dengan baik dan bebas dari minyak dan kotoran yang berpotensi membuat aperture menjadi lengket.

Intip Viewfinder

Intiplah pada viewfinder atau jendela bidik kamera, jika terdapat jamur atau kabut pertimbangkan lagi untuk membeli kamera tersebut. Namun, jika ada sedikit debu tidak mengapa, karena debu atau kotoran apa pun di jendela bidik tidak akan mempengaruhi hasil foto. Hal tersebut hanya akan mengganggu pandangan saat mengintip di jendela bidik.

Periksa Segel Cahaya

Segel cahaya penting untuk memastikan bahwa kamera benar-benar kedap cahaya. Segel cahaya mencegah kebocoran cahaya yang akan mempengaruhi hasil foto.

Perlu diingat bahwa, kamera film biasanya sudah berumur puluhan tahun. Oleh karena itu biasanya segel cahaya kamera tersebut sudah rusak dan mengering.

Demikian rekomendasai kamera analog terbaik yang bagus dan pas digunakan untuk pemula. Dengan melakukan riset terlebih dahulu sebelum memutuskan gear apa yang akan digunakan sebagai alat memotret, maka hasil foto yang dihasilkan pasti akan memuaskan, serta lebih penting lagi, tepat dengan apa yang dibutuhkan.

Baca juga artikel terkait KAMERA atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Byte
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Lucia Dianawuri & Yulaika Ramadhani