tirto.id - Isi kandungan surat Al-Maidah ayat 48 dan At-Taubah ayat 105 salah satunya menyoroti tentang amalan atau pekerjaan yang dilakukan manusia. Apa perbedaan pesan yang disampaikan pada surah Al-Maidah ayat 48 dan At Taubah ayat 105?
Dari sisi amal atau perbuatan manusia, kedua surah tersebut memberikan pesan berbeda dalam konteks etos kerja. Masing-masing surah memberikan semangat kepada umat agar memiliki motivasi yang lurus saat beramal, yaitu menggapai rida Allah melalui kebaikan.
Setiap muslim perlu memperhatikan segala perilakunya karena semua nantinya akan dipertanggungjawabkan. Oleh sebab itu, setiap amal hendaknya berpatokan pada hal-hal yang diperbolehkan dalam syariat dan bersemangat jika perbuatan tersebut termasuk amal saleh.
Perbedaan Utama QS Al-Maidah: 48 dan QS At-Taubah: 105 dalam Konteks Etos Kerja
Isi surah Al-Maidah ayat 48 dan At-Taubah ayat 105 salah satunya sama-sama menyinggung soal etos kerja. Namun, ada perbedaan antara keduanya dilihat dari kandungan isinya. Kesamaannya, dua surah tersebut memberikan motivasi untuk melakukan suatu amalan atau pekerjaan dengan lebih baik.
Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan mengenai isi kandungan surat Al Maidah ayat 48 dan At Taubah ayat 105:
1. Isi kandungan surah Al-Maidah ayat 48
Allah berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 48 sebagai berikut:وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَٱحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَلَٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَىٰكُمْ ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Artinya: “Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan,” (QS. Al-Maidah: 48).
Surah Al-Maidah ayat 48 memberitahukan umat bahwa Allah telah menurunkan Al-Quran sebagai pembenar dari kitab-kitab yang sudah diturunkan sebelumnya. Umat diharapkan menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman dalam kehidupan dalam berbagai perkara dan tidak menuruti hawa nafsunya saat memutuskan sesuatu.
Setelah itu, Allah menerangkan bawah setiap umat akan diberikan aturan dan jalan terang. Allah pun akan menguji umat berkaitan dengan karunia yang telah diberikannya. Lalu, Allah berpesan agar umat senantiasa berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan.
Dikutip dari E-Modul PAI Kelas X: 9-10, berdasarkan tafsir Al-Misbah, ayat tersebut mengandung pesan-pesan mulia sebagai berikut:
- Al-Qur’an diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dengan haq (kebenaran), yakni haq dalam kandungannya, cara turunnya, maupun yang mengantarnya turun (Jibril AS.).
- Al-Qur’an berfungsi membenarkan kitab-kitab sebelumnya, yakni Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud AS, dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa AS.
- Al-Qur’an menjadi pengawas, pemelihara, penjaga kitab-kitab terdahulu dan menjadi tolok ukur kebenaran terhadapnya, serta menjadi saksi untuk keabsahannya. Al-Qur’an memelihara dan mengukuhkan prinsip ajaran Ilahi yang bersifat universal (kully) dan mengandung kemaslahatan abadi bagi umat manusia sepanjang masa.
- Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Hendaklah orang beriman memutuskan perkara berdasarkan kitab suci Al-Qur’an dan tidak boleh bertentangan dengannya.
- Tiap-tiap umat memiliki aturan (syariat) yang akan menuntunnya menuju kebahagiaan abadi. Allah subhanahu wa ta'ala juga mengaruniakan jalan terang (manhaj) yang dilalui oleh manusia dalam menjalankan aturan beragama.
- Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan syariat Nabi Muhammad SAW sebagai penyempurna syariat para nabi terdahulu serta membatalkan syariat sebelumnya.
- Umat Islam diperintahkan untuk berlomba-lomba dengan sungguh-sungguh dalam berbuat kebaikan dan menghindari perdebatan yang tidak perlu hingga menghabiskan waktu sia-sia.
2. Isi kandungan surah At-Taubah ayat 105
وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَArtinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan,” (QS. At-Taubah: 105).
Surah At-Taubah ayat 105 berisi perintah untuk bekerja keras (etos kerja). Seorang muslim harus menekankan bahwa semangat bekerja bukan lantaran semata-mata untuk mencari materi. Namun, pekerjaan tersebut juga menjadi wujud penghambaan seorang muslim untuk mencari rida Allah subhanahu wa ta'ala.
Menurut tafsir Al-Misbah, ayat ini mendorong manusia untuk lebih mawas diri dan mengawasi amal atau pekerjaan mereka. Pesan-pesan mulia yang terkandung dalam surat At Taubah ayat 105 antara lain:
- Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan untuk beramal saleh hingga manfaatnya bisa dirasakan oleh diri sendiri maupun masyarakat luas. Amal tersebut harus dilakukan dengan ikhlas karena mengharap rida dari Allah subhanahu wa ta'ala.
- Setiap amal akan dilihat oleh Allah subhanahu wa ta'ala, Rasulullah SAW, dan orang beriman di akhirat kelak. Lalu akan dibalas sesuai amal tersebut, jika amalnya baik maka mendapat pahala, sebaliknya jika amalnya buruk maka akan dibalas dengan siksa.
- Janganlah merasa amalnya sudah cukup banyak untuk bekal hidup di akhirat. Sifat ini akan menghambat munculnya keinginan untuk beramal saleh lagi. Menumbuhkan inisiatif untuk melakukan amal saleh sehingga orang lain ikut tergerak untuk melakukannya.
- Setiap manusia akan kembali ke kampung akhirat dan menerima balasan amal perbuatannya. Seorang mukmin hendaklah jangan larut dengan gemerlap kehidupan duniawi hingga melalaikan akhirat yang kekal abadi.
Contoh Perilaku yang Mengamalkan QS Al-Maidah: 48 dan QS At-Taubah: 105
Contoh jelaskan isi kandungan dari QS. Al-Maidah/5 ayat 48 dan QS. At-Taubah/9 ayat 105 di antaranya terlihat dalam perilaku sehari-hari Bentuk perilaku sesuai surah Al-Maidah ayat 48 dan At-Taubah ayat 105 yaitu:
1. Contoh perilaku yang sesuai surah Al-Maidah ayat 48
Perilaku yang dapat dikerjakan dalam rangka berlomba-lomba dalam kebaikan menurut surah Al-Maidah ayat 48 seperti:- Saling mengajak untuk bersedekah.
- Bersama-sama memiliki target untuk menghafal Al-Qur'an.
- Istikamah dalam menjalankan puasa Ramadan dan puasa sunah.
- Bahu-membahu membantu tetangga yang memiliki keterbatasan.
- Menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan pribadi, keluarga, hingga masyarakat.
- Mengambil hikmah dari amal kebaikan yang dilakukan orang lain, lalu ikut melakukan amalan mulia tersebut.
- Istikamah terhadap amal saleh yang sudah dijalankan.
- Senantiasa berdoa sewaktu mengawali dan mengakhiri pekerjaan.
- Bersikap optimis memandang masa depan dengan senantiasa menjalankan amal saleh.
2. Contoh perilaku yang sesuai surah At Taubah ayat 105
Perilaku yang sesuai dengan surah At-Taubah ayat 48 di antaranya sebagai berikut:- Melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh.
- Hanya melakukan pekerjaan yang halal dan mendapat rida Allah.
- Senantiasa mengerjakan amal saleh.
- Menyadari semua amalan dan pekerjaan mendapatkan pengawasan dari Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat.
- Menyadari semua perbuatan dan pekerjaan dimintai pertanggungjawaban di dunia dan akhirat.
- Menyadari perbuatan yang dilakukan dilihat Allah, Rasul, dan orang-orang beriman
- Dalam melakukan pekerjaan, turut menyadari bahwa Allah akan membuka setiap amal pada hari kiamat kelak.
- Saling memberikan motivasi untuk rekan kerja.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar & Ilham Choirul Anwar