Menuju konten utama

Ragam Bahasa Indonesia: Macam, Ciri-Ciri, dan Contohnya

Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media lisan dan tulisan, penutur, sikap penutur, bidang pemakaian, status sosial, dan keformalan. Berikut ini contohnya.

Ragam Bahasa Indonesia: Macam, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Ilustrasi EYD. foto/IStocokphoto

tirto.id - Ragam bahasa menjadi pembahasan penting dalam proyek kepenulisan maupun pembicaraan, termasuk ketika berbicara tentang bahasa Indonesia. Ragam bahasa Indonesia berarti variasi kata-kata yang disesuaikan oleh pemakaian maupun topik.

Dilansir dari tulisan Muallif di laman Universitas Islam An Nur Lampung, ragam bahasa merupakan bahasa yang berbeda berdasarkan topik, tujuan, hubungan (penutur dan mitra tutur), serta kondisi komunikasinya.

Dasar yang menyebabkan variasi di atas dapat kita sebut juga sebagai faktor pembentuk ragam bahasa Indonesia. Sebagai pengantar, variasi bahasa ini dapat kita pantau contohnya dari ragam bahasa lisan (dituturkan) dan tulisan (tertulis).

Ragam Bahasa Berdasarkan Media atau Sarana

Ragam bahasa lisan dan tulisan dibedakan berdasarkan media atau sarana penyampaian konteks atau bahan obrolannya. Untuk memahami pengertian serta contoh ragam bahasa lisan dan tulisan, Anda bisa memantau penjelasan berikut.

1. Ragam lisan

Ragam lisan merupakan bahasa yang digunakan oleh pemakai bahasa dalam berkomunikasi langsung. Klasifikasi variasi bahasa ini misalnya ragam lisan standar, bisa dilihat contohnya ketika orang berpidato, memberi sambutan, dan ceramah.

Terdapat pula ragam lisan non-standard yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya percakapan antarteman di pasar, berbicara dengan keluarga di rumah, hingga berbagai kesempatan nonformal lainnya.

2. Ragam tulis

Ragam bahasa tulis menggunakan huruf sebagai unsur dasar penyampaian makna atau ujarannya. Adapun jenis bahasa tertulis ini punya kaitan dengan unsur tata bahasa, ejaan, serta kosa kata yang ada di dalamnya.

Kelengkapan tata bahasa yang dimaksud dalam poin ini adalah bentuk kata maupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, dan penggunaan ejaan. Contohnya bisa dilihat dari teks berita, buku, novel, surat, dan sebagainya.

Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur

Ragam bahasa berdasarkan penutur dibagi menjadi ragam bahasa berdasarkan daerah (disebut ragam daerah) dan berdasarkan pendidikan penutur. Menurut tulisan Oktavia Lestari P berjudul Variasi Ragam Bahasa Dalam Kehidupan Remaja, penjelasannya sebagai berikut.

1. Ragam bahasa berdasarkan daerah

Istilah ragam bahasa berdasarkan daerah dapat kita sebut sebagai dialek atau logat. Sebagai contoh utama, kita bisa mendengar tuturan bahasa Indonesia yang begitu berbeda antara orang Betawi dengan orang Batak.

Pemakaian bahasa Indonesia oleh orang dari daerah berbeda ini menghasilkan perbedaan bahasa berdasarkan logat. Oleh sebab itu, ciri khas yang dimiliki setiap orang dari daerah berbeda ini menjadi salah satu bentuk ragam bahasa.

2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur

Ragam bahasa Indonesia juga bisa bervariasi mengikuti tingkat pendidikan seseorang, di mana orang berpendidikan dan tidak berpendidikan bisa diterka beda ketika berkomunikasi. Sebut misalnya dalam penuturan kata serapan dari bahasa asing.

Mereka yang berpendidikan dan tahu kosa kata tersebut akan melafalkan ujaran secara benar, begitu juga ketika menulis. Sementara orang tak berpendidikan bisa saja menuliskannya bervariasi, misal fitnah jadi pitnah, kompleks jadi kompleks, dan sebagainya.

Ragam Bahasa Berdasarkan Sikap Penutur

Ragam bahasa Indonesia berdasarkan sikap menutur adalah penyesuaian penggunaan kata oleh seorang penutur terhadap mitra bicaranya. Berbicara mengenai ragam tulis, hubungan ini terjalin antara penulis dan pembacanya.

Dengan menyesuaikan kedudukan lawan bicara atau mitra tutur, diklasifikasikan dua ragam bahasa berdasarkan sikap penutur berikut.

1. Ragam bahasa baku

Ragam bahasa baku adalah ujaran yang disesuaikan dengan kamus agar sesuai kondisi formal dan menunjukkan sesuatu secara formal.

Situasi semacam ini dapat kita jumpai di rapat-rapat tertentu, dosen ketika mengajar, berbicara kepada orang yang lebih tua, dan sebagainya.

2. Ragam bahasa nonbaku

Berbeda dari baku, ragam bahasa nonbaku adalah bahasa sehari-hari yang tidak memikirkan kamus, tatanan bahasa, dan sebagainya.

Percakapan yang menggunakan bahasa nonbaku kerap lebih dekat dengan mitra tutur karena menggunakan bahasa komunikasi yang lumrah, misal ketika berbicara dengan teman sebaya.

Ragam Bahasa Berdasarkan Pokok Persoalan atau Bidang Pemakaian

Ketika Anda berbicara tentang ilmu pengetahuan, maka sudah lumrahnya memakai kosa kata yang berhubungan dengan sains. Begitu pula mereka yang sedang berkhotbah, seringkali kita mendengar kata-kata yang dekat dengan istilah peribadatan.

Kedua hal yang berbeda di atas merupakan bentuk dari ragam bahasa berdasarkan pokok persoalan atau bidang pemakaian. Adapun kosa kata yang bervariasi dan secara khusus dipakai untuk bidang tertentu ini hanya dipahami oleh orang yang berkecimpung di lingkupnya.

Ragam Bahasa Berdasarkan Segi Penutur

Chaer dan Agustina (2010) menyebutkan terdapat empat macam ragam bahasa berdasarkan segi penutur. Di antaranya idiolek, dialek, kronolek, dan dialek sosial (sosiolek), dijelaskan lewat daftar berikut.

1. Idiolek

Dinukil dari StudySmarter UK, idiolek merujuk pada kekhasan ragam bahasa yang digunakan oleh seorang individu. Contoh dapat dipantau dari seseorang yang kerap menyelipkan kata “ya” di setiap penghujung kalimat tuturannya.

2. Dialek

Telah disebutkan sebelumnya bahwa dialek merupakan logat daerah yang membedakan pengucapan suatu kata dalam bahasa Indonesia. Contoh ini dapat dipantau dari orang Inggris yang mencoba berbahasa Indonesia.

3. Kronolek

Kronolek merupakan ragam bahasa Indonesia yang disesuaikan penggunaannya berdasarkan waktu tertentu. Sebut misalnya bahasa Melayu klasik yang dahulu masih sering diujarkan masyarakat Nusantara, kini sudah beralih ke bahasa Indonesia.

4. Dialek sosial

Suatu kelompok masyarakat dapat ditunjukkan perbedaannya melalui penggunaan bahasa, disebut sebagai dialek sosial. Anda bisa mendengar contoh ini dari pemakaian “euy” tanpa makna yang kerap diujarkan Suku Sunda.

Ragam Bahasa Berdasarkan Golongan dan Status Sosial

Tingkat, golongan, maupun status sosial seseorang ternyata juga dapat memengaruhi ragam bahasa yang digunakan. Merujuk sumber informasi serupa, berikut sejumlah ragam bahasa Indonesia yang dipisahkan berdasarkan golongan dan kelas sosial.

1. Akrolek

Ragam bahasa ini merujuk pada kosa kata yang dianggap bergengsi jika digunakan dalam komunikasi seseorang. Contohnya penggunaan “which is” yang kerap dipakai oleh pemuda Jakarta Selatan untuk menunjukkan statusnya.

2. Basilek

Basilek adalah ragam bahasa Indonesia yang diklaim kosa katanya kurang bergengsi, sehingga berada di bawah akrolek. Penggunaan ragam ini dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam percakapan maupun tulisan.

3. Vulgar

Terdapat pula ragam bahasa vulgar, merujuk pada sejumlah kosa kata yang sering dipakai oleh masyarakat kurang terpelajar. Ragam bahasa ini juga kerap disangkutpautkan dengan bahasa yang tidak sopan atau kasar.

4. Slang

Ragam bahasa slang dikenal juga dengan bahasa prokem atau bahasa gaul. Kosa kata yang khas ini dituturkan sesuai masa tren dan oleh kelompok sosial tertentu, misalnya “doku” yang kerap digunakan pemuda pra tahun 2000-an.

5. Kolokial

Ragam bahasa kolokial merujuk pada penggunaan bahasa sehari-hari yang dipakai dalam situasi tidak formal. Contoh ragam bahasa kolokial ketika Anda berbicara dengan teman sebaya atau berbicara kepada adik di rumah.

6. Jargon

Ragam bahasa jargon muncul ketika suatu kelompok menetapkan kosa kata khusus yang dipakai sebagai pegangan atau penyampaian informasi. Contohnya tema proyek Komunitas Pengabdian Masyarakat, yakni kata yang digunakan biasanya punya arti tersendiri dan hanya diketahui kelompoknya.

7. Argot

Ragam bahasa argot merujuk pada kata-kata yang memunyai makna terselubung (rahasia) yang hanya diketahui oleh orang tertentu. Makna dari kata itu bisa mengalami perubahan seiring perubahannya yang rahasia, misal kode militer untuk penyerangan.

8. Ken

Pernahkan Anda melihat pengemis di lampu merah yang menggunakan bahasa untuk dikasihani dan diberikan uang? Peristiwa tersebut merupakan salah satu contoh penggunaan bahasa ken, yakni ragam bahasa yang bernada memelas.

Ragam Bahasa Berdasarkan Pemakaian

Berdasarkan pemakaian, terdapat empat macam ragam bahasa Indonesia. Untuk memahami pengertian dan contoh ragam bahasa tersebut, Anda bisa memantau penjelasan berikut.

1. Ragam bahasa sastra

Pemakaian ragam bahasa sastra berlaku seandainya Anda menulis karya sastra atau melantunkan karya di hadapan publik. Adapun ragam bahasa sastra didefinisikan sebagai variasi bahasa yang figuratif dan hanya dipakai dalam konteks sastra.

2. Ragam bahasa jurnalistik

Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh sejumlah media massa untuk menyampaikan informasi yang aktual dan faktual. Contohnya bisa dilihat dari berita-berita daring maupun yang dilampirkan di koran nasional.

3. Ragam bahasa militer

Ragam bahasa militer adalah bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara tegas, ringkas, dan jelas terkait tugas kemiliteran. Kosa kata yang digunakan biasanya berbentuk arahan atau saran tertentu.

4. Ragam bahasa ilmiah

Berbeda dari tiga pemakaian sebelumnya, ragam bahasa ilmiah lebih sering dijumpai dalam situasi akademik atau lingkungan akademisi. Contohnya dapat dipantau dari sejumlah jurnal yang diterbitkan oleh universitas.

Ragam Bahasa Berdasarkan Segi Keformalan

Terdapat pula ragam bahasa Indonesia berdasarkan segi keformalan, dibagi atas lima tingkatan formal berikut.

1. Ragam baku

Bahasa baku ditetappkan oleh lembaga resmi di suatu negara untuk dijadikan sebagai pedoman berbahasa formal atau baku. Contohnya dapat dipantau dari sejumlah kosa kata baku yang telah diterbitkan melalui KBBI.

2. Ragam resmi atau formal

Ragam baku dapat pula digunakan ketika Anda berada di situasi resmi, disebut sebagai penggunaan ragam bahasa formal. Contoh ini bisa dipantau dari pengiriman surat dinas resmi, pidato, dan pembuatan karya ilmiah.

3. Ragam usaha

Ragam bahasa usaha menitikberatkan fokus pada pembicaraan atau kosa kata yang dipakai untuk menentukan hasil atau produksi tertentu. Contohnya bisa dipantau dari rapat sekolah, misal sedang membicarakan rencana pendidikan berikutnya.

4. Ragam santai

Chaer dan Agustina (2010) dalam buku yang sama, menyebutkan ragam bahasa santai sebagai bahasa yang dipakai dalam kondisi tidak formal atau nonformal. Contohnya ketika Anda berbincang dengan teman main atau keluarga di rumah.

5. Ragam akrab

Disebut juga sebagai bahasa intim, ragam bahasa akrab digunakan oleh seseorang yang sudah akrab dengan mitra tuturnya. Contoh ini bisa dilihat dari pemakaian bahasa ketika mengobrol dengan sahabat atau sobat karib.

Baca juga artikel terkait BAHASA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Penyelaras: Yuda Prinada