tirto.id - Jordi Cruyff baru saja diresmikan sebagai Technical Advisor atau Penasihat Teknis Timnas Indonesia oleh PSSI di Jakarta, Selasa (25/2/2025). Ia membawa nama besar ayahnya, yaitu Johan Cruyff yang merupakan legenda Barcelona dan Timnas Belanda.
Johan Cruyff dikenal sebagai pemain dan pelatih yang mempunyai reputasi bagus di kalangan penggemar sepak bola. Dia juga memiliki segudang prestasi ketika menjadi pemain maupun pelatih. Salah satunya yaitu meraih trofi Ballon d’Or sebanyak 3 kali pada tahun 1971, 1973 dan 1974.
Ketika menjadi pelatih, Cruyff berhasil mengantarkan Barcelona juara LaLiga 4 kali beruntun musim 1990/1991 sampai 1993/1994. Ia juga pernah meraih gelar Liga Champions bersama Blaugrana pada musim 1991/1992.
Johan Cruyff meninggal dunia pada tanggal 24 Maret 2016 usai melawan penyakit kanker paru-paru yang dideritanya. Kini namanya diabadikan menjadi nama stadion markas klub Ajax dan Timnas Belanda, Johan Cruyff Arena, Amsterdam.
Profil Lengkap Johan Cruyff: Perjalanan Karier dan Prestasi di Dunia Sepak Bola
Johan Cruyff memiliki nama lengkap Hendrik Johannes Cruyff, lahir pada tanggal 25 April 1947 di Amsterdam, Belanda. Ia merupakan mantan pemain Ajax Amsterdam, Barcelona dan Timnas Belanda.
Johan Cruyff mengawali karier sepak bolanya di akademi Ajax Amsterdam saat berusia 10 tahun. Lalu Cruyff diberi kesempatan bermain di tim senior Ajax mulai musim 1964/1965. Dia bermain 9 musim bersama di Ajax hingga musim 1972/1973.
Dia membubuhkan 245 penampilan dan 193 gol bersama Ajax Amsterdam serta meraih gelar juara Eredivisie sebanyak 8 kali. Johan Cruyff juga membawa Ajax mendapatkan 3 gelar Liga Champions berturut-turut.
Catatan impresif tersebut membuat Barcelona tertarik merekrutnya pada awal musim 1973/1974 dan langsung meraih gelar LaLiga. Puncaknya di tahun yang sama, dia mengantarkan Timnas Belanda ke final Piala Dunia 1974. Saat itu, Belanda kalah 1-2 dari Jerman barat,
Pada tahun 1978, Johan Cruyff memutuskan hengkang dari Barcelona dan bermain di Amerika Serikat bersama Los Angeles Aztecs. Dua musim berikutnya dia membela Washington Diplomats pada musim 1980/1981, lalu dipinjamkan ke Levante selama setengah musim.
Pada musim 1981/1982, Cruyff kembali ke Eropa dengan membela Ajax, lalu dia memutuskan pensiun sebagai pemain di Feyenoord pada musim 1983/1984.
Johan Cruyff memulai kariernya sebagai pelatih Ajax Amsterdam mulai musim 1985/1986 hingga 1989/1990. Kemudian dia ditunjuk sebagai pelatih Barcelona pada musim 1990/1991 dan berhasil mengantarkan La Blaugrana meraih 4 juara LaLiga secara beruntun.
Johan Cruyff dikenal sebagai pelatih pendukung filosofi Total Football, yang dikembangkan oleh Rinus Michels. Dia juga disebut sebagai peletak dasar stretegi tiki-taka yang menjadi ciri khas permainan Barcelona di era modern.
Pada tahun 2015, Cruyff didiagnosa mengidap penyakit kanker paru-paru akibat kebiasaannya merokok. Dia menjalani perawatan dan kemoterapi selama satu tahun. Sayangnya, dia meninggal dunia pada tanggal 24 Maret 2016.
Biodata Johan Cruyff, Ayah Jordi Cruyff Technical Advisor Baru PSSI
Berikut ini biodata Jordi Cruyff Technical Advisor baru PSSI dan Timnas Indonesia:- Nama Lengkap: Hendrik Johannes Cruyff
- Tempat Lahir: Amsterdam, Belanda
- Tanggal Lahir: 25 April 1947
- Kewarganegaraan: Belanda
- Posisi (Saat Bermain): Penyerang, Gelandang Serang
- Jabatan: Pelatih
Karier Johan Cruyff sebagai Pemain Sepakbola
1957-1964: Akademi Ajax Amsterdam1964-1973: Ajax Amsterdam (Eredivisie)
1973-1978: Barcelona (LaLiga)
1979-1980: Los Angeles Aztecs (USA)
1980-1981: Washington Diplomats (USA)
1981-1983: Ajax Amsterdam (Eredivisie)
1983-1984: Feyenoord (Eredivisie)
Karier Johan Cruyff sebagai Pelatih
1985-1988: Ajax Amsterdam (Eredivisie)1988-1996: Barcelona (LaLiga)
Prestasi Johan Cruyff Sebagai Pemain dan Pelatih
Pemain
Ajax- Eredivisie: 1965–66, 1966–67, 1967–68, 1969–70, 1971–72, 1972–73, 1981–82, 1982–83
- KNVB Cup: 1966–67, 1969–70, 1970–71, 1971–72, 1982–83
- European Cup: 1970–71, 1971–72, 1972–73
- European Super Cup: 1972
- Intercontinental Cup: 1972
- La Liga: 1973–74
- Copa del Rey: 1977–78
- Eredivisie: 1983–84
- KNVB Cup: 1983–84
- Super Ballon d'Or Second place: 1989
- Ballon d'Or: 1971, 1973, 1974
- Eredivisie top scorer: 1966–67, 1971–72
- KNVB Cup top scorer: 1966–67, 1967–68, 1969–70, 1970–71, 1971–72
- European Cup top scorer: 1971–72
Pelatih
Ajax- KNVB Cup: 1985–86, 1986–87
- European Cup Winners' Cup: 1986–87
- La Liga: 1990–91, 1991–92, 1992–93, 1993–94
- Copa del Rey: 1989–90
- Supercopa de España: 1991, 1992, 1994
- European Cup: 1991–92
- European Cup Winners' Cup: 1988–89
- European Super Cup: 1992
Penulis: Ahmad Zidan Nahari
Editor: Oryza Aditama