tirto.id - Kabar duka datang dari dunia jurnalistik, jurnalis senior sekaligus pendiri Tempo dan deklarator Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Fikri Jufri, meninggal dunia pada hari ini, Kamis, 6 Maret 2025, sekitar pukul 09.41 WIB. Simak bagaimana profil hingga rekam jejaknya.
Fikri Jufri berpulang di usianya yang ke-89 tahun, tepat di hari ulang tahun Tempo yang ke-54. Jenazahnya dimakamkan di TPU Karet Bivak pada sore hari ini. Sebelumnya, jenazah Fikri disemayamkan di Serenia Hills Cluster Signature Blok O 19, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Kepergian Fikri Jufri menyisakan duka mendalam bagi keluarga, teman, dan insan pers. Ucapan belasungkawa dan doa mengiringi kepergiannya
“Kami berbelasungkawa serta merasa kehilangan atas meninggalnya jurnalis senior dan deklarator AJl, Fikri Jufri pada Kamis, 6 Maret 2025. Doa-doa terbaik untuk almarhum. Semoga keluarga diberikan kekuatan,” tulis akun Instagram resmi AJI Indonesia @aji.indonesia.
Profil Fikri Jufri
Fikri Jufri lahir di Jakarta pada 25 Maret 1936. Ia adalah salah satu sosok ternama di kalangan jurnalis Indonesia. Fikri dikenal sebagai salah satu jurnalis andal yang mendedikasikan sepanjang hidupnya di dunia pers.
Fikri diketahui merupakan alumni dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Kariernya sebagai jurnalis dimulai saat ia menjadi reporter di Harian Kami pada tahun 1967 sampai dengan tahun 1968.
Ia lantas pindah sebagai reporter di Harian Pedoman pada tahun 1968 sampai dengan 1969. Pada tahun 1970, Fikri Jufri pernah mendapatkan amanah sebagai Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Berita Mingguan Ekspres.
Sebagai seorang jurnalis, Fikri Jufri dikenal sebagai sosok yang memiliki pengalaman dan keahlian soal lobi, daya mencari tahu berita, dan kepiawaiannya dalam wawancara serta mendapatkan informasi eksklusif.
Berbekal ketertarikan dan pendidikan ekonominya, Fikri Jufri juga dikenal sebagai seorang jurnalis yang mendalami isu ekonomi. Ia tercatat pernah mengikuti seminar untuk Penulis Ekonomi di Manila, Filipina, pada tahun 1968.
Pada 6 Maret 1971, ia mengambil langkah yang paling membekas dalam perjalanan karier jurnalistiknya, Fikri Jufri bersama dengan sahabatnya Goenawan Mohamad mendirikan Majalah Berita Mingguan (MBM) Tempo. Selama aktif di Majalah Tempo, ia pernah duduk di beberapa jabatan penting, salah satunya sebagai Wakil Pemimpin Redaksi.
Fikri Jufri pernah mengikuti fellowship Jurnalistik Profesional di Universitas Stanford, Amerika Serikat, pada 1972/1973. Di tahun 1976, ia menjadi jurnalis pertama yang menulis terkait kasus Pertamina terlilit utang dan nyaris bangkrut gegara salah tata kelola.
Setelah mendirikan Majalah Tempo, pada medio 1980-an, Fikri Jufri juga menjadi pendiri sekaligus Pemimpin Umum Majalah MATRA. Selain sepak terjangnya di dunia redaksi, namanya juga terkenal sebagai deklarator Aliansi Jurnalis Independen (AJI), salah satu organisasi profesi jurnalis terbesar di Indonesia.
Pada tahun 2017, Fikri merilis buku biografi dengan judul Saya Al Jufri Bukan Al Capone tepat di hari ulang tahunnya. Setahun kemudian di tahun 2018, Fikri Jufri bersama dengan Harjoko Trisnadi dan Bernard Soedarmara mendapatkan penghargaan Pengabdian Seumur Hidup pada Bidang Pers di Hari Pers Nasional (PHPN).
Penulis: Lita Candra
Editor: Balqis Fallahnda & Dipna Videlia Putsanra