Menuju konten utama

Polisi Geledah Rumah Kontrakan Terduga Teroris di Jabar

Polisi menemukan barang bukti beberapa butir peluru, pisau kerambit, sejumlah barang elektronik seperti telepon selular, memory card dan notebook.

Polisi Geledah Rumah Kontrakan Terduga Teroris di Jabar
(Ilustrasi) petugas kepolisian membawa sejumlah barang bukti seusai penggeledahan oleh tim Densus 88. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha.

tirto.id - Polisi kembali melakukan pengeledahan rumah kontrakan yang dihuni dua orang terduga teroris AS dan RK di Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Jawa Barat, yang satu hari sebelumnya telah diamankan Densus 88.

Wakapolres Cianjur, Kompol Santiaji Kartasasmita mengatakan pihaknya masih mendalami kedua orang tersebut, terutama melacak jaringan keduanya. Pasalnya, kata dia, saat penangkapan, Polres Cianjur hanya mendampingi tim Densus 88 melakukan penggeledahan rumah kontrakan pelaku.

"Kedua pelaku sudah diamankan sejak Rabu dan langsung dibawa ke Mabes Polri. Kami hanya membantu melakukan pengeledahan dan mengamankan lokasi serta barang bukti yang ada di dalam," kata Santiaji Kartasasmita di Cianjur, Kamis (22/6/2017).

Santiaji menjelaskan, berdasarkan hasil pengeledahan, polisi menemukan barang bukti beberapa butir peluru, pisau kerambit, sejumlah barang elektronik seperti telepon selular, memory card dan notebook serta barang bukti lainnya.

"Untuk jaringan dari mana kami masih memperdalam, mereka masuk jaringan siapa karena data pelaku masih rahasia untuk pengembangan kasus. Polres Cianjur akan meningkatan kewaspadaan dan pengawasan terhadap pendatang terlebih penangkapan ini merupakan yang keempat kalinya di Cianjur dan dua di antaranya di Desa Rancagoong," katanya.

Sementara itu, Iskandar selaku Ketua RT setempat mengatakan, kedua terduga teroris itu tinggal di lingkungannya sejak Februari. Menurut dia, keduanya adalah pribadi yang tertutup dan enggan berbaur dengan lingkungan sosial, sehingga tidak begitu dikenal warga sekitar.

"Setahu saya mereka tukang kredit barang rumah tangga, RK sebagai bosnya dan AS sebagai anak buahnya. Mereka mengontrak dua rumah yang letaknya terpisah," kata Iskandar dikutip dari Antara.

Menurut dia, selama ini warga tidak mencurigai dua orang warga baru yang membawa serta anak dan istrinya itu, meskipun sejak menjadi warga keduanya jarang bersosialisasi.

Saat ini, kata dia, warga bisa mengambil pelajaran untuk meningkatkan pengawasan terhadap warga baru yang tinggal di kampung tersebut.

"Paling istrinya keluar rumah untuk belanja ke warung atau menjemur pakaian, kalau RK jarang bersosialisasi beda dengan AS yang sempat saya lihat bertegur sapa dengan warga yang ditemuinya. Ini pelajaran untuk kami, meskipun sudah terdata tapi tidak tahu latar belakangnya," kata Iskandar.

Baca juga artikel terkait TERORISME atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Hukum
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto