Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Pertarungan Parpol Berebut Kursi DPR di Dapil 'Neraka' Jakarta

Karakter pemilih Jakarta adalah masyarakat urban yang plural. Model pemilih seperti ini dinilai kerap cair dan susah dikonsolidasikan.

Pertarungan Parpol Berebut Kursi DPR di Dapil 'Neraka' Jakarta
Ilustrasi Partai Politik Peserta Pemilu. tirto.id/Ecun

tirto.id - Sejumlah parpol peserta pemilu menempatkan bakal caleg terbaiknya di sejumlah daerah pemilihan (dapil) yang dinilai strategis. Mereka akan memperebutkan 580 kursi dari 84 dapil di seluruh Indonesia.

Di antara 84 dapil tersebut, beberapa disebut sebagai dapil 'neraka' atau daerah pemilihan dengan banyak tokoh berpengaruh dan populer. Salah satu daerah yang terkenal sebagai dapil neraka pada Pemilu 2024 adalah tiga dapil yang ada di DKI Jakarta dengan total 21 kursi.

Sejumlah petahana DPR RI, pesohor hingga tokoh publik diturunkan di daerah pemilihan ini demi memperebutkan 21 kursi, dengan rincian: 6 kursi di Dapil Jakarta I, 7 kursi di Dapil Jakarta II, dan 8 kursi dari Dapil Jakarta III.

Mari kita bedah satu persatu mulai dari Dapil Jakarta II. Dapil ini layak disebut sebagai daerah pemilihan paling ketat dari tiga dapil di Jakarta pada Pemilu 2024. Dapil yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri ini hanya ada 7 kursi yang diperebutkan oleh sekitar 125 caleg dengan latar belakang menteri, mayoritas petahana, dan selebritas papan atas.

Nama-nama tersebut, antara lain: Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah; istri dari Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang juga petahana, Himmatul Aliyah; Ketua DPP PDIP yang juga petahana Eriko Sotarduga; petahana DPR dari Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu; Wakil Dewan Syuro PKS yang juga Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid; Ketua DPP Nasdem sekaligus petahana, Effendi Choirie atau Gus Choi; dan petahana yang juga Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Maelani Leimena Suharli.

Selain itu, ada nama-nama baru dari kalangan selebritas, seperti Puput Novel (PAN), Uya Kuya (PAN), Lula Kamal (PAN), dan Elffonda 'Once' Mekel (PDIP). Sementara itu, nama-nama tokoh lawas yang baru bersaing berebut kursi DPR, antara lain: Ketua DPRD DKI, Jakarta Prasetyo Edi Marsudi (PDIP); eks politikus Partai Demorkat yang kini Bendahara PKN, Mirwan Amir (PKN); dan mantan Ketua Kwartir Nasional, Adhyaksa Dault (PAN).

Nama-nama yang juga baru di Dapil Jakarta II, antara lain: pegiat media sosial, Ade Armando (PSI); istri Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Liliana T. Tanoesoedibjo (Perindo), pembawa acara berita, Prabu Revolusi (Perindo) hingga Juru Bicara Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya (Ummat).

Dapil Jakarta III tidak kalah sengit. Sejumlah tokoh lama dan baru kembali berebut 8 kursi di daerah pemilihan Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Sebut saja Waketum Partai Gerindra, Rahayu Saraswati (Gerindra); Anggota DPR yang juga petahana, Charles Honoris (PDIP); eks politikus Partai Demokrat yang kini merapat ke PDIP, Ferdinand Hutahaean; Bendum Partai Nasdem cum Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni (Nasdem); mantan Wakapolri yang kini Anggota DPR, Adang Daradjatun (PKS); dan Anggota DPR Komisi III, Santoso (Demokrat).

Selain itu, di Dapil Jakarta III juga ada Waketum Partai Golkar, Erwin Aksa (Golkar); eks Dewan Pembina PSI, Surya Tjandra (Partai Nasdem); Ketua serikat buruh KPBI, Ilhamsyah (Partai Buruh); Juru Bicara Muda PAN, Valeryan Bramasta Kelana Putra (PAN). Lalu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie (PSI); Ketua DPP PSI, Cheryl Tanzil (PSI); mantan Kabakamla Laksdya (Purn) Desi Albert Mamahit (Perindo); hingga anak Hary Tanoe, Valencia H. Tanoesoedibjo (Perindo).

Sementara di Dapil DKI Jakarta I, tidak sedikit petahana yang berstatus pengurus pusat inti partai, menteri hingga artis berebut ceruk pemilih yang hanya fokus di Jakarta Timur yang memperebutkan 6 kursi.

Meski tidak sesengit dua dapil Jakarta lainnya, tapi Dapil Jakarta I tetap diisi nama-nama yang cukup populer, seperti Waketum Partai Gerindra, Habiburokhman (Gerindra); Putra Nababan (PDIP); Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera (PKS); Waketum Partai Nasdem, Ahmad Ali (Nasdem); dan Eko 'Patrio' Hendro Purnomo (PAN) dari daftar petahana.

Sejumlah nama baru juga muncul untuk bertarung di Dapil Jakarta I ini, antara lain: Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo (Partai Golkar); Ketua Tim Khusus Pemenangan Partai Buruh Said Salahuddin; Ayu Azhari (PAN); Jubir PSI Dedek Prayudi (PSI); Ustaz Yusuf Mansur (Perindo); presenter Aiman Witjaksono (Perindo); dan Ketum Partai Ummat, Ridho Rahmadi serta Wakil Partai Ummat Buni Yani.

Sebagai catatan, 21 kursi yang kini duduk di DPR RI periode 2019-2024 terdiri atas beragam partai. Di Dapil Jakarta I ada Habiburokhman (Gerindra), Putra Nababan (PDIP), Sondang T.D. Tampubolon (PDIP), Mardani Ali Sera (PKS), Anis Byarwati (PKS) dan Eko Hendro Purnomo (PAN).

Di Jakarta II ada Himmatul Aliyah (Gerindra), Eriko Sotarduga (PDIP), Masinton Pasaribu (PDIP), Christina Aryani (Golkar), Hidayat Nur Wahid (PKS), Kurniasih Mufidayati (PKS) dan Melani Leimena Suharli (Demokrat).

Sementara itu, Jakarta III ada Kamrussamad (Gerindra), Darmadi Durianto (PDIP), Charles Honoris (PDIP), Effendi Simbolon (PDIP), Ahmad Sahroni (Nasdem), Dian Istiqomah (PAN), dan Santoso (Demokrat).

Jakarta Dinilai sebagai The Real Dapil Neraka

Analis politik dari IPSOS Public Affair, Arif Nurul Imam tidak memungkiri bahwa Jakarta menjadi dapil “neraka” bagi para caleg. Hal ini tidak lepas dari beragam tokoh ternama bertarung di tiga dapil tersebut.

“Persepsi bahwa 3 dapil Jakarta adalah dapil neraka, saya kira benar karena di dapil tersebut banyak tokoh besar, tokoh nasional yang memperebutkan suara untuk duduk di kursi DPR RI,” kata Imam kepada Tirto, Senin (4/9/2023).

Imam menilai, partai menggunakan kader petahana maupun tokoh ternama seperti Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah karena tokoh-tokoh tersebut diyakini akan meraup suara. Akan tetapi, ia mengingatkan, tidak semua tokoh besar bisa meraup suara besar. Ia mencontohkan bagaimana Marzuki Alie yang gagal lolos di Pileg 2014 dari Dapil Jakarta III, padahal saat itu sebagai ketua DPR RI.

Ia beralasan, karakter pemilih Jakarta adalah masyarakat urban yang plural. Masyarakat model tersebut, kata Imam, kerap cair dan susah dikonsolidasikan. Selain itu, masyarakat Jakarta lebih mudah mendapat informasi sehingga ketiga dapil di Jakarta sama-sama sulit dalam bersaing, baik kader petahana dan kader baru demi meraup suara secara optimal.

“Oleh karena itu, parpol menurunkan kader-kader utamanya untuk maju bertarung di dapil Jakarta,” kata Imam.

Dalam kacamata Imam, penempatan artis dan tokoh muda memang menjadi strategi efektif dalam melawan petahana. Ia menilai kemunculan selebritas dengan popularitas tinggi dan tokoh muda dengan segmen besar bisa menjadi peraup suara.

Akan tetapi, ia memprediksi Jakarta masih mayoritas akan dimenangkan PDIP. Sebagai catatan, PDIP berhasil mendapat 7 dari 21 kursi atau sepertiga kursi Jakarta di 3 dapil pada Pemilu 2019.

“Pemenang [dapil] Jakarta masih PDIP dan potensi untuk menang lagi masih sangat besar,” kata Imam.

Partai Tempatkan Kader Terbaik di Dapil Neraka

Wakil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga Muladi mengatakan, partainya menempatkan kader-kader mereka di Jakarta yang notabene sangat kompetitif bukan tanpa alasan. Ia mengatakan, penempatan para caleg atas inisiatif sendiri dan partai meyakini mereka akan bersaing untuk berebut suara.

“Jadi kami menempatkan tokoh-tokoh yang menjadi caleg itu bukan hanya sekadar asal-asalan dan tidak ada vote gather-vote gather. Mereka dari profesi apa pun, profesional, artis, anggota DPR incumbent, pengusaha dan lain-lain, mereka berjibaku berkompetisi di internal untuk meraih suara terbanyak,” kata Viva kepada Tirto, Senin (4/9/2023).

Viva mengatakan, PAN menempatkan caleg juga dalam rangka untuk meningkatkan perolehan suara partai. Pada Pemilu 2019, PAN memperoleh 2 kursi di Jakarta, yakni Dapil Jakarta II dan Jakarta III. Mereka optimistis ada penambahan kursi di pemilu mendatang.

“Kami optimis sekarang ini DKI ada 3 dapil, kami dapat 2 kursi DPR RI. Insyaallah nanti Pemilu 2024, masing-masing dapil akan mendapatkan kursi untuk DPR RI," kata Viva.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar, Dave Laksono optimistis, partai berlambang pohon beringin bisa memperoleh kursi di Jakarta karena selalu punya kader berkualitas.

“Golkar itu tidak pernah kekurangan kader, kami selalu aktif merekrut dan membina kader-kader baru yang dapat ditempatkan di berbagai macam posisi sehingga di dapil yang mungkin dianggap sulit, kami pasti turunkan yang terbaik,” kata Dave kepada Tirto, Senin (4/9/2023).

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz