tirto.id - Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan bahwa Pertamina saat ini terus mempersiapkan proses transisi pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur yang akan dikelola mulai 2018.
Lebih lanjut, Dwi mengatakan bahwa persiapan yang dilakukan termasuk sisi teknis dan administrasi. Hal ini diungkapkan saat Dwi mendampingi Menteri ESDM Sudirman Said dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR di Gedung MPR/DPR/DPD Jakarta pada Selasa (12/4/2016).
"Rencana ke depan transisi blok Mahakam adalah evaluasi, menjaga program kerja kesinambungan produksi, implementasi rencana kerja transisi, melengkapi data operasi dan pembelajaran operasi," kata Dwi.
Ia mengatakan pihaknya terus bekerja sama dengan pengelola blok tersebut sebelumnya sehingga proses transisi bisa berjalan dengan baik.
Sementara itu Menteri ESDM Sudirman Said pada hari yang sama mengatakan salah satu pengelola Blok Mahakam sebelumnya, Total E&P sudah menyampaikan komitmen untuk membantu sepenuhnya proses transisi.
"Tadi siang dari Total E&P bersedia untuk mengawal proses transisi dengan baik," katanya.
Sebelumnya pada akhir 2015 lalu, Pertamina menandatangani Heads of Agreement (HoA) antara Total E&P Indonesie dan Index Corporation terkait persiapan untuk alih kelola Blok Mahakam.
HoA juga mengatur commercial agreement yang berisi kesepakatan komersial antara Pertamina dan Total-Inpex dalam menyelesaikan komposisi kemitraan pada KKS yang baru dibentuk, serta hal-hal yang terkait dengan prosedur kerja sama antarpihak yang baru.
Pembagian saham adalah Pertamina 70 persen dengan interest 10 persennya merupakan kepemilikan BUMD, dan 30 persen untuk Total E&P Indonesie dan Index Corporation, rinciannya 50:50.
Nilai dari pembagian tersebut belum bisa disebutkan karena Pertamina belum melakukan revaluasi aset terhadap Blok Mahakam.
Kontrak baru Blok Mahakam akan memberi ruang bagi Pertamina untuk dapat tetap mengembangkan Blok Mahakam melalui kegiatan pengembangan serta eksplorasi dengan tujuan untuk mengoptimalkan produksi serta mencari cadangan baru.
Kontrak Kerja Sama WK Mahakam akan berakhir pada 31 Desember 2017, dan tidak diperpanjang, serta Pertamina ditunjuk sebagai pengelola WK Mahakam setelah 31 Desember 2017.
Sebelumnya, Presiden Jokowi dan Menteri ESDM sudah mengingatkan apabila tidak sepakat dengan penawaran 30 persen, Total dipersilakan melepas Blok Mahakam saat kontrak sudah berakhir.
Pada 10 Juni 2015, pemerintah mengumumkan pembagian saham atas Blok Mahakam, di mana Pertamina dan BUMD Kalimantan Timur mendapatkan 70 persen saham, sedangkan Total dan Inpex 30 persen. (ANT)