Menuju konten utama

Perjalanan Karier Glenn Fredly: Bermusik Hingga Aktivis Lingkungan

Perjalanan Glenn Fredly, dari karier bermusik hingga aktivisme sosial

Perjalanan Karier Glenn Fredly: Bermusik Hingga Aktivis Lingkungan
Glenn Fredly. instagram/glennfredly309

tirto.id - Glenn Fredly memulai kariernya sebagai musisi sejak tahun 1995. Ia dikenal melalui lagu-lagu cintanya, dan tentu saja prestasinya di Tanah Air maupun internasional.

Glenn kerap terlibat aktivisme sosial mulai dari kebebasan berekspresi hingga lingkungan.

Glenn lahir di Jakarta, 30 September 1975 atau 45 tahun silam. Ia kini meninggalkan seorang istri, Mutia Ayu dan seorang anak perempuan.

Glenn Fredly dan Aktivisme Lingkungan

Glenn menunjukkan solidaritasnya kepada gerakan masyarakat yang menolak reklamasi Teluk Benoa, dalam sebuah konser yang digelar di Hard Rock Cafe Bali pada Oktober 2013,

“Saya mendedikasihan konser malam ini untuk sebuah move anak-anak muda di Bali. Saya lihat ketulusan movement itu dari cara mereka menyampaikan pesan. Tidak terkesan menggurui. Datang dari hati. Movement itu bernama saya buka baju,” katanya sebelum menyanyi. Kaos yang dikenakan tertulis ‘Tolak Reklamasi Bali

Ia membuktikan diri sebagai sahabat aktivis. Mantan suami selebritas Dewi Sandra ini kembali lagi ke Bali empat tahun berikutnya pada 2017 dengan ikut dalam konser bertajuk United We Loud yang membawa misi penolakan reklamasi Bali.

“Saya sebagai pendatang. Kalian bisa bersenang-senang di Bali, kalian juga punya tanggung jawab menjaga Bali,” katanya.

Jejak Karier Bermusik Glenn Fredly

Dalam dunia musik, sumbangsihnya tak terbatas lagu. Ia ikut bagian dalam penolakan rancangan undang-undang (RUU) Permusikan yang berujung kemenangan musisi. DPR RI akhirnya mengurungkan niat pembahasan RUU.

Dalam wawancara khusus dengan Tirto pada Februari 2019, Glenn menyampaikan kekecewaannya kepada tim perumus RUU, kendati sejak tahap perancangannya pada 2015 telah dimintai pendapatnya.

“50 tahun musik Indonesia ini, yang kelewat adalah penghitungan dan pengelolaan industri. Ada yang di depan sekarang hanya bisnisnya saja. Ini bikin gap makin besar antara musisi sejahtera dan tidak. Ini yang bikin apatisme musisi terbentuk dengan sendirinya, maka ada kesan elitis. Kalau ada bahasa termarjinalkan, saya termasuk ke situ. Masalah keberimbangan kontrak yang masih saya perjuangin hingga hari ini,” kata Glenn.

Karier bernyanyi Glenn diawali melalui album penuh perdananya bertajuk "Glenn" yang rilis pada 1998. Melalui album itu, lagu-lagu seperti "Kau" dan "Cukup Sudah" seakan menjadi angin segar bagi penikmat musik Indonesia.

Glenn lalu melebarkan sayapnya di dunia musik Tanah Air dengan kembali merilis album penuh keduanya, "Kembali" (2000) dengan lagu-lagu populer seperti "Kasih Putih" dan "Rame-Rame".

Melalui album ini, Glenn meraih dua penghargaan bergensi di Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) 2001, yakni Karya Produksi Urban Terbaik dan Artis Solo Pria R&B Terbaik, demikian dikutip Antara.

Glenn kembali mendapatkan sejumlah penghargaan dari ajang musik terbesar di Indonesia itu selama tiga tahun berturut-turut mulai tahun 2004-2006. Pada 2004, melalui lagu "Dibalas dengan Dusta" yang dipopulerkan Audy Item, ia ikut mendapatkan kredit di penghargaan Lagu Pop Terbaik AMI Awards.

Ia lalu menjadi Artis Solo Pria Pop Terbaik AMI Awards pada tahun 2005.

Dan di tahun 2006 meraih titel Karya Produksi Jazz Terbaik melalui "Tega", serta Karya Produksi Lagu Berbahasa Asing Terbaik dan Tim Produksi Suara Terbaik untuk karya "When I Fall in Love".

Di ujung dekade 2010an, Glenn meraih penghargaan lainnya dari AMI Award 2019 untuk Karya Produksi Kolaborasi Terbaik dan Karya Produksi Terbaik untuk lagu kolaborasinya bersama Yovie Widianto dan Tulus, "Adu Rayu".

Glenn juga meraih Piala Maya untuk Lagu Tema Terpilih di dua tahun, yakni 2014 melalui "Kembali Ke Awal" dan 2020 dengan "Cahaya dari Timur".

Dari luar negeri, ia juga meraih penghargaan Anugerah Industri Musik Malaysia untuk Kategori Album Indonesia Terbaik tahun 2000 dan Lagu Terbaik Pilihan Pendengar di Planet Musik Award, Singapura, pada tahun yang sama.

Glenn Fredly Deviano Latuihamallo meninggal dunia pada Rabu petang dalam usia 44 tahun, di sebuah rumah sakit di Jakarta Selatan.

Baca juga artikel terkait GLENN FREDLY atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Humaniora
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH