Menuju konten utama

Perbedaan Promosi Online dan Offline Beserta Contohnya

Apa perbedaan promosi online dan offline? Berikut penjelasan tentang perbedaan promosi online dan offline beserta penjelasannya.

Perbedaan Promosi Online dan Offline Beserta Contohnya
Ilustrasi iklan Facebook. AP Photo/Jeff Chiu

tirto.id - Perbedaan promosi online dan offline setidaknya bisa dicermati dari 2 hal, yakni media dan target. Yang dimaksud dengan media promosi adalah sarana pemasaran atau penawaran produk dan jasa. Adapun target promosi merupakan sasaran konsumen yang menjadi tujuan pemasaran.

Dari segi medianya, promosi online (daring) dan offline (luring) jelas memiliki banyak perbedaan. Media promosi online dan offline, misalnya, berlainan secara sifat dan bentuk. Perbedaan itu juga membuat target yang bisa dijangkau media online dan offline saling berlainan.

Contoh promosi online yang paling mudah ditemui adalah iklan di website dan media sosial. Produk iklan yang disebut endorse di media sosial saat ini menjadi salah satu contoh promosi online paling populer. Iklan endorse biasanya melibatkan tokoh, selebriti, atau pemilik akun media sosial dengan jumlah pengikut (follower) ribuan hingga jutaan.

Sementara itu, contoh promosi offline bisa dengan mudah ditemukan di media cetak atau bahkan pinggiran jalan raya. Iklan di koran/majalah, baliho, spanduk, banner, billboard, adalah sebagian dari contoh promosi offline.

Aktivitas yang dilakukan oleh para pekerja sales (pemasaran) ketika menawarkan jasa atau produk langsung ke konsumen juga merupakan contoh promosi offline yang hingga saat ini masih mudah ditemukan.

Perbedaan Promosi Online dan Offline dari Segi Media

Promosi online dilakukan menggunakan media yang terkoneksi ke internet dan umumnya tertuju pada khalayak yang memakai perangkat digital. Sebaliknya, promosi offline dilaksanakan melalui media luar jaringan (luring atau tidak terkoneksi internet), serta tidak harus bisa diakses dengan perangkat digital.

Mengutip artikel dalam Jurnal Perspektif Komunikasi (2020), media promosi offline terdiri atas tiga kategori, yakni tulis, lisan atau gambar, dan pertunjukan. Contoh media tulisan di promosi offline adalah baliho, spanduk, brosur, pamflet, advetorial di koran ataupun majalah, dan lain sebagainya.

Kategori lisan bisa dilihat contohnya di promosi oleh tenaga sales atau pemasaran personal, iklan di radio maupun televisi, dan semacamnya. Adapun contoh kategori pertunjukan ialah pemajangan produk, promosi melalui pentas kesenian, hingga demo produk di depan khalayak konsumen.

Sementara itu, media promosi online mempunyai sifat interaktif, multimedia, dan sering kali real time. Sifat-sifat itu tentu tidak dimiliki oleh media promosi offline.

Contoh media promosi online adalah website, media sosial (facebook, twitter, youtube, tiktok, dan lain-lain), email, mobile marketing, dan berbagai sarana lain yang terhubung dengan internet.

Perbedaan Promosi Online dan Offline dari Segi Target

Pemasaran online dan offline mempunyai jangkauan target konsumen yang berbeda. Dikutip dari modul Materi PKWU (2020) terbitan Kemdikbud, berikut perbedaan promosi online dan offline dari segi target konsumennya.

1. Konsumen Promosi Offline

Promosi offline hanya bisa dilakukan dengan jangkauan target yang terbatas. Sebagai contoh, toko offline hanya bisa melakukan promosi yang menjangkau orang-orang di daerah sekitarnya. Tidak mungkin promosi offline itu menjangkau konsumen dari daerah yang jauh dari toko tersebut.

2. Promosi Online

Promosi online bisa menjangkau target konsumen yang luas. Promosi tokoh online, sebagai contoh yang mudah dilihat, dapat menjangkau konsumen di daerah yang berjauhan dengan pemasar. Jadi, target konsumen promosi online bisa jauh lebih luas daripada sasaran promosi offline. Hal ini dapat membuat promosi online menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada promosi offline.

Baca juga artikel terkait PROMOSI atau tulisan lainnya dari Risa Fajar Kusuma

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Risa Fajar Kusuma
Penulis: Risa Fajar Kusuma
Editor: Addi M Idhom