tirto.id - Direktur Keamanan dan Ketertiban Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Tejo Harwanto mengatakan modus penyelundupan narkoba maupun barang terlarang lainnya ke lembaga pemasyarakatan (lapas) maupun rumah tahanan (rutan) semakin canggih. Saat ini para penyelundup juga memanfaatkan pesawat nirawak atau drone.
“Hebatnya sekarang sudah dengan drone, layangan, hingga jasa pengiriman melalui transportasi online. Kan, luar biasa,” ucap Tejo, seperti dikutip dari Antara.
Modus penyelundupan narkoba lain yang lebih 'lawas' adalah melalui petugas, pengunjung, tahanan pendamping yang menjalani asimilasi, gerobak sampah, hingga barang-barang kantin.
“Yang berani melempar dari luar tembok juga ada. Seperti yang terjadi di Lapas Sragen minggu lalu. Dari dibungkus perekat sampai dimasukkan dalam buah-buahan seperti jeruk. Itu cara yang kerap terjadi sejak dulu,” ucap dia.
Guna mencegah hal tersebut, Ditjen PAS akan menambah sarana prasarana teknologi hingga penambahan penjaga.
"Pada 2020, akan ada penambahan 5.000 penjaga tahanan yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Tejo.
Dia menjelaskan saat ini ada tujuh lapas/rutan telah memiliki kamera pemantau (CCTV) yang telah terintegrasi dengan pusat. Selain itu, 180 lapas/rutan juga telah dipasangi Warung Telekomunikasi Khusus Lembaga Pemasyarakatan (Wartelsuspas).
"Belum body scanner, x-ray, dan metal detector yang sudah ada di setiap lapas/rutan. Itu kami gunakan untuk mencegah penyelundupan narkoba maupun barang terlarang lainnya seperti handphone,” ujar Tejo.