tirto.id - Tumpukan busa menggenang di sekitar Pintu Air Weir 2 Ujung Menteng, Banjir Kanal Timur, Jakarta. Operator pintu air Ano Romansyah mengatakan kejadian itu memang rutin terjadi tiap peralihan dari musim kemarau ke musim hujan dari tahun ke tahun.
"Setiap tahun kalau dari musim kemarau ke musim hujan ini sudah pasti dan bukan cuma di sini saja. Terutama di laut, dari air kita [BKT] ke air laut pasti terjadi," kata Ano saat ditemui reporter Tirto, di lokasi pintu air, pada Kamis (7/11/2019).
Ano mengatakan gejala tumpukan busa sudah terlihat sejak Jumat dan eskalasinya terus meningkat dari hari ke hari. Pada Jumat kemarin terjadi hujan di hulu sehingga volume air meningkat, di sisi lain pintu air Weir 2 tetap ditutup.
Akibatnya air naik sampai melampaui gerbang air yang tingginya sekitar 1 meter. Dari situ air lantas terjun ke sisi kali yang lebih rendah.
Ano memberi ilustrasi ketika air yang mengandung sedikit sabun terjun ke dalam ember pasti akan menciptakan busa.
“Apalagi ini banyak kapasitasnya ini dan terjun dari ketinggian lumayan, itu pasti terjadi. Apalagi ini bukan air sungai, bukan air alam ini kan air buangan," kata Ano.
Meski begitu, Ano menampik jika ada limbah industri di bagian hulu.
Ia menyebut pihak Kementerian Lingkungan Hidup pernah memeriksa dan tidak menemukan adanya pencemaran. Namun, ia mengakui jika ada rumah tangga yang mengalirkan air buangannya ke kali.
Berdasarkan pantauan reporter Tirto, Kamis (7/11/2019) busa sudah tidak tampak lagi. Ano menyampaikan pihaknya telah membuka pintu air sehingga busa larut dengan air.
"Dibuka pintunya. Ini kami angkat, jadi air enggak lewat atas tapi lewat bawah, jadi enggak terjun. Kalau ini saya tutup lagi ya pasti gitu lagi [muncul busa]," kata Ano.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Abdul Aziz