Menuju konten utama

Ketahui 8 Penyebab Kentut Bau Busuk dan Cara Ampuh Mengatasinya

Kentut bau busuk sering mengganggu? Ketahui penyebabnya, mulai dari makanan hingga gangguan pencernaan, lengkap dengan bagaimana cara mengatasinya.

Ketahui 8 Penyebab Kentut Bau Busuk dan Cara Ampuh Mengatasinya
Ilustrasi Bau Kentut. foto/istockphoto

tirto.id - Kentut bau busuk bisa menjadi hal memalukan dan mengganggu kenyamanan diri maupun orang sekitar. Namun, sering kali kita tidak tahu penyebab pasti di balik bau tak sedap tersebut. Artikel ini akan membahas hal-hal apa saja yang menyebabkan kentut berbau busuk dan tips praktis untuk mengatasinya, sehingga kita bisa lebih nyaman dan percaya diri.

Kentut atau dalam istilah medis disebut flatulensi merupakan proses pengeluaran gas dari saluran pencernaan melalui anus. Dilansir dari MayoClinic, gas dalam sistem pencernaan merupakan bagian dari proses pencernaan normal.

Mengeluarkan gas berlebih, baik dengan bersendawa atau kentut, juga merupakan hal yang normal. Gas ini terbentuk dalam usus sebagai hasil dari pencernaan makanan oleh bakteri yang ada di usus besar. Gas-gas tersebut terdiri dari nitrogen, oksigen, karbon dioksida, metana, dan hidrogen sulfida yang memberikan bau khas.

Namun, terkadang kentut bau busuk dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti mengkonsumsi makanan tertentu atau kondisi kesehatan tertentu.

8 Penyebab Kentut Bau Busuk yang Perlu Diketahui

Ilustrasi Bau Kentut

Ilustrasi Bau Kentut. foto/istockphoto

Penyebab kentut bau busuk disebabkan oleh beberapa faktor seperti makan makanan tertentu atau tidak dapat mencerna makanan tertentu sepenuhnya. Penyebab kentut bau busuk juga bisa disebabkan oleh perubahan bakteri yang biasanya ada pada usus besar.

Berikut ini beberapa penyebab kentut bau busuk yang perlu diketahui:

1. Makanan yang Mengandung Sulfur

Ilustrasi Bawang Bombay

Ilustrasi Bawang Bombay. foto/istockphoto

Makan makanan yang mengandung sulfur merupakan salah satu penyebab kentut bau busuk. Dilansir dari MayoClinic, makanan yang mengandung senyawa sulfur seperti bawang putih, bawang bombay, telur, dan kubis dapat meningkatkan bau kentut busuk.

Ketika makanan ini dicerna, bakteri di usus besar mengurai senyawa sulfur menjadi hidrogen sulfida, yang menghasilkan bau busuk mirip telur busuk.

2. Makanan Berserat Tinggi

Ilustrasi diet flexitarian

Ilustrasi diet flexitarian. FOTO/iStockphoto

Makanan yang kaya serat seperti kacang-kacangan, brokoli, dan kubis dapat menyebabkan produksi gas lebih banyak karena bakteri di usus besar memfermentasi serat yang tidak dicerna. Proses fermentasi ini bisa membuat kentut bau busuk.

3. Intoleransi Laktosa

Dilansir dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), intoleransi laktosa ternyata menjadi salah satu penyebab kentut bau busuk. Orang yang mengalami intoleransi laktosa tidak dapat mencerna laktosa sepenuhnya. Ketika laktosa tidak tercerna dengan baik, ia akan difermentasi oleh bakteri di usus, yang membuat kentut berbau busuk.

4. Infeksi Saluran Pencernaan

Ilustrasi Sakit perut

Ilustrasi Sakit perut. foto/istocphoto

Infeksi bakteri atau parasit dalam saluran pencernaan seperti infeksi yang disebabkan oleh Clostridium difficile atau Salmonella, dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Dilansir dari laman WebMD, gangguan pencernaan ini akan menghasilkan gas berbau busuk yang sering disertai dengan diare.

5. Sindrom Iritasi Usus Besar

Ilustrasi sakit perut

Ilustrasi sakit perut. FOTO/iStockphoto

Iritasi usus besar merupakan gangguan pencernaan yang sering menyebabkan gas berlebihan, perut kembung, dan kentut berbau busuk. Dilansir dari MayoClinic, gangguan ini mempengaruhi gerakan usus dan proses pencernaan sehingga menghasilkan lebih banyak gas dan ketidakseimbangan bakteri di usus.

6. Kondisi Medis Tertentu

Berdasarkan National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), penyakit Celiac dan Penyakit Crohn adalah kondisi medis yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan. Kedua penyakit ini dapat mempengaruhi proses pencernaan dan penyerapan nutrisi, yang mengarah pada pembentukan gas berbau busuk karena fermentasi yang terganggu.

Selain itu, penyakit lain seperti polip usus dan kanker usus besar juga dapat menyebabkan gas terperangkap di dalam usus sehingga terjadi penumpukan gas berlebih dan memicu kentut berbau busuk.

7. Perubahan Pola Makan yang Mendadak

Mengubah pola makan atau diet secara drastis, misalnya dengan meningkatkan konsumsi makanan berserat tinggi atau mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, dapat menyebabkan gas berlebihan dan kentut bau busuk. Dilansir dari WebMD, usus perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan diet yang mendadak.

8. Stres dan Kecemasan

Ilustrasi Stres
Ilustrasi Stres. foto/istockphoto

Stres dan kecemasan rupanya dapat mempengaruhi sistem pencernaan melalui sistem saraf otonom, yang mengontrol fungsi pencernaan. Dilansir dari MayoClinic, ketika seseorang mengalami stres, peristaltik atau gerakan otot usus dapat terganggu. Hal ini menyebabkan gas berlebih yang lebih lama tertahan di usus. Proses ini dapat menghasilkan gas berbau busuk ketika gas tersebut akhirnya dikeluarkan.

Cara Mengatasi Kentut Bau Busuk

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kentut bau busuk sekaligus memperbaiki kesehatan pencernaan Anda. Berikut ini cara mengatasi kentut bau busuk yang dapat dilakukan:

1. Mengatur Pola Makan

Ilustrasi diet volumetrics
Ilustrasi diet volumetrics. FOTO/iStockphoto

Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung sulfur seperti bawang, telur, dan kubis atau makanan yang kaya serat seperti kacang-kacangan, dapat membantu mengurangi kentut berbau busuk. Pilih makanan yang mudah dicerna untuk mengurangi fermentasi berlebihan di usus.

2. Menghindari Makanan yang mengandung Laktosa

Jika Anda memiliki intoleransi laktosa, hindari produk susu atau pilih produk bebas laktosa untuk mengurangi kentut bau busuk yang disebabkan oleh fermentasi laktosa.

3. Konsumsi Probiotik

Dilansir dari MayoClinic, probiotik dapat membantu menyeimbangkan mikrobiota usus, mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab kentut berbau busuk, dan membuat pencernaan lebih sehat. Makanan seperti yogurt atau suplemen probiotik dapat membantu mengurangi kentut berbau busuk.

4. Minum Banyak Air

Ilustrasi Minum Air Mineral
Ilustrasi seorang wanita sedang minum air mineral. FOTO/iStockphoto

Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik untuk membantu proses pencernaan berjalan dengan lancar dan mengurangi perut kembung serta produksi gas berlebihan.

5. Makan dengan Perlahan

Makan terlalu cepat dapat menyebabkan Anda menelan udara berlebihan, yang dapat meningkatkan gas dan menyebabkan kentut berbau busuk. Cobalah makan dengan perlahan dan mengunyah dengan baik.

6. Mengurangi Stres

Stres dapat mempengaruhi fungsi pencernaan dan meningkatkan produksi gas berlebih. Mengelola stres melalui meditasi, yoga, atau teknik relaksasi lainnya dapat membantu mengurangi gejala kentut berbau busuk.

7. Menghindari Minuman Berkarbonasi

Minuman berkarbonasi dapat menyebabkan gas berlebih di perut, yang dapat meningkatkan kentut dan menyebabkan bau tak sedap. Sebaiknya hindari soda dan minuman berkarbonasi lainnya.

8. Berolahraga secara Teratur

Chair Pose
Chair Pose. foto/istockphoto

Aktivitas fisik atau olahraga dapat membantu memperlancar pencernaan dan mengurangi gas di perut. Berjalan kaki atau olahraga ringan lainnya dapat memperbaiki pergerakan usus dan mengurangi kentut berbau busuk.

Kendati demikian, kentut berbau busuk merupakan hal yang umum terjadi lantaran pola makan, kebiasaan hidup, dan pencernaan masing-masing.

Meskipun kentut bau busuk adalah proses alami tubuh, bau yang tidak sedap dapat menjadi salah satu pertanda adanya masalah pencernaan yang perlu Anda perhatikan.

Jika kentut berbau busuk terjadi secara teratur atau disertai gejala lain seperti diare atau nyeri perut, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksa kesehatan pencernaan Anda.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - GWS
Kontributor: Robiatul Kamelia
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Yulaika Ramadhani