tirto.id - Telinga bau bisa menjadi masalah yang membuat tidak nyaman dan menurunkan rasa percaya diri. Kenapa telinga bau? Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari masalah kebersihan hingga gangguan kesehatan. Oleh karena itu, cara menghilangkan bau telinga wajib diketahui oleh semua orang.
Telinga merupakan bagian tubuh yang secara alami dapat menghasilkan serumen, yaitu zat lilin yang sering disebut sebagai kotoran telinga. Serumen sebenarnya bermanfaat untuk melindungi bagian dalam telinga dari debu, mikroorganisme, serta iritasi karena air.
Jarang membersihkan telinga menjadi salah satu penyebab telinga bau yang cukup umum terjadi. Tak hanya itu, kotoran telinga yang tidak dibersihkan juga berisiko mengeras, menyebabkan penyumbatan, dan membuat pendengaran menghilang.
Itulah kenapa kebersihan telinga harus benar-benar diperhatikan, baik bagian dalam maupun luar telinga. Selain mencegah telinga berair dan bau, menjaga kebersihan juga akan menghindarkan kita dari masalah kesehatan.
Penyebab Telinga Bau, Bahayakah?
Munculnya bau bisa menjadi pertanda bahwa telinga sedang mengalami masalah. Telinga bau yang disebabkan karena kotor atau penumpukan kotoran telinga umumnya tidak berbahaya dan menimbulkan masalah serius.
Namun, jika telinga bau disebabkan oleh infeksi atau penyakit, maka jangan dianggap sepele dan harus segera mencari bantuan medis. Lantas, kenapa telinga bau? Berikut beberapa penyebab telinga bau yang patut diwaspadai:
1. Kotoran Telinga Menumpuk
Kotoran telinga memiliki bau yang khas. Dalam kondisi normal, bau kotoran telinga biasanya tidak sampai keluar atau tercium oleh kita maupun orang lain. Jika kotoran telinga menumpuk terlalu banyak, hal ini bisa membuat telinga menjadi lebih bau.
Selain bau, gejala lain yang menandakan kotoran telinga menumpuk meliputi telinga terasa sakit, pendengaran berkurang atau hilang, serta kotoran telinga yang mengalir keluar.
2. Infeksi Telinga
Telinga berair dan bau bisa disebabkan karena infeksi bakteri atau virus, misalnya otorrhea. Menurut laman Cleveland Clinic, otorrhea adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya infeksi, baik di bagian luar (otitis eksterna) maupun tengah (otitis media).
Penyebab lainnya adalah gendang telinga pecah atau adanya benda asing masuk ke telinga. Gejala khas otorrhea bisa membuat telinga berair. Cairan ini kadang tidak berbau, tapi ada pula yang mengeluarkan bau busuk. Konsistensi cairan juga bervariasi, bisa cair atau kental dengan warna bening, kuning, atau kehijauan.
Sementara menurut Mayo Clinic, infeksi telinga juga bisa terjadi akibat penyakit lain seperti flu atau alergi. Penyakit ini menyebabkan saluran eustachius mengalami bengkak sehingga berujung pada infeksi telinga.
3. Ada Benda Asing di Dalam Telinga
Masuknya benda asing ke telinga bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Anak-anak yang penuh rasa penasaran terkadang memasukkan benda asing ke telinga, misalnya biji-bijian atau mainan berukuran kecil.
Sementara pada orang dewasa, kasus yang umum terjadi adalah ketika menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga. Bagian kepala cotton bud yang biasanya terbuat dari kapas ini bisa terlepas dan tertinggal di dalam telinga.
Benda asing yang masuk ke dalam telinga bisa melukai permukaan kulit atau saluran telinga. Benda ini juga bisa menyebabkan penyumbatan atau membawa kotoran dan bakteri yang bisa menimbulkan infeksi sehingga berujung pada telinga bau.
Air yang masuk ke dalam telinga juga bisa menyebabkan infeksi penyebab telinga bau. Kasus ini sering terjadi ketika sedang berenang. Air yang penuh bakteri bisa masuk ke telinga dan diam di dalamnya memicu infeksi.
4. Kolesteatoma
Kolesteatoma adalah pertumbuhan kulit yang biasanya berbentuk kista. Kista ini dapat membesar sehingga mengganggu fungsi telinga. Kolesteatoma sendiri tidak termasuk kanker dan umumnya tumbuh di telinga bagian tengah di belakang gendang telinga.
Kondisi ini dapat disebabkan karena adanya infeksi, tapi ada juga yang bawaan lahir. Salah satu gejala khasnya adalah munculnya cairan dari telinga dan mengeluarkan bau tak sedap. Gejala lainnya adalah telinga terasa sakit, terasa ada tekanan di telinga, kehilangan pendengaran, hingga terjadi gangguan keseimbangan.
5. Kanker Telinga
Meski tergolong jarang, kanker telinga dapat terjadi di saluran telinga maupun telinga bagian tengah dan dalam. Penyebab kanker telinga belum diketahui secara pasti, tapi infeksi yang terjadi berulang diduga bisa menyebabkan penyakit ini.
Kanker telinga pun bermacam-macam, misalnya kanker sel skuamosa, kanker sel basal, atau melanoma di telinga. Salah satu gejala kanker telinga adalah keluarnya cairan yang bisa mengeluarkan bau. Gejala lainnya meliputi sakit pada telinga, hilang pendengaran, otor wajah melemah, pusing, sakit kepala, hingga telinga berdenging.
6. Masalah Kulit
Telinga bau tidak hanya disebabkan oleh masalah di dalam telinga, tapi juga di bagian luar. Laman Medical News Today menyebutkan bahwa kondisi kulit seperti eksim atau dermatitis seboroik dapat terjadi di bagian belakang telinga dan menyebabkan bau.
Penyebab pasti dermatitis seboroik memang belum diketahui, tapi ada dugaan bahwa kondisi kulit ini berkaitan dengan mikroorganisme sejenis yeast yang jumlahnya berlebih di kulit penderitanya. Faktor pemicunya bisa karena genetik, hormon, stres, hingga cuaca.
Masalah kulit ini sebenarnya tidak berbau, tapi kulitnya yang bersisik dapat menjebak minyak dan keringat sehingga menimbulkan bau. Pengobatan antijamur direkomendasikan untuk dermatitis seboroik dan tentunya harus sesuai dengan anjuran dokter.
7. Area Telinga Kotor
Belakang telinga tak hanya bisa memerangkap keringat, tapi juga residu produk perawatan kulit dan rambut. Jika dibiarkan menumpuk, tentu akan menimbulkan bau tak sedap. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan telinga baik luar maupun dalam.
7 Cara Mengatasi Telinga Bau dengan Mudah
Telinga bau bisa mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga harus diatasi. Cara menghilangkan bau telinga pun harus sesuai dengan faktor penyebabnya agar masalah bau pada telinga benar-benar tuntas.
Berikut beberapa cara untuk mengatasi telinga bau:
1. Rutin Membersihkan Telinga Luar
Kebersihan menjadi faktor penting untuk mencegah telinga bau. Selain saat mandi, bersihkan sekitar telinga dan bagian belakangnya dengan sabun. Bisa juga dibersihkan dengan cotton bud atau kain/lap yang sudah dibasahi.2. Bersihkan Telinga Bagian Dalam dengan Benar
Tidak direkomendasikan menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga bagian dalam. Anda bisa menggunakan obat tetes telinga yang banyak dijual di pasaran. Obat tetes ini bisa mengandung minyak mineral, baby oil, gliserin, atau hidrogen peroksida.3. Pastikan Telinga Tidak Lembab
Salah satu cara mengobati telinga mengeluarkan cairan kuning dan berbau secara alami adalah memastikan telinga tetap kering, baik setelah mandi atau berenang. Telinga yang lembab atau basah karena kemasukan air bisa menyebabkan infeksi yang membuat telinga jadi bau.4. Hindari Memasukkan Benda Asing ke Telinga
Sebisa mungkin hindari memasukkan benda asing ke dalam telinga, misalnya cotton bud. Selain kapasnya bisa tertinggal di dalam, cotton bud justru bisa mendorong kotoran telinga masuk lebih dalam lagi.5. Jaga Kebersihan Rambut
Rambut bisa memerangkap debu dan kotoran sehingga dapat mengotori bagian belakang telinga. Maka, penting untuk menjaga kebersihan rambut setiap hari. Apabila memiliki rambut panjang dan Anda cukup aktif berkegiatan di luar rumah, rambut bisa diikat agar tidak bersentuhan langsung dengan bagian belakang telinga.6. Gunakan Minyak Esensial di Belakang Telinga
Mengoleskan minyak esensial di belakang telinga dapat membantu menenangkan kulit, mempercepat penyembuhan, bahkan bisa menangkal bau tak sedang. Contoh minyak esensial yang bisa digunakan antara lain tea tree oil dan minyak peppermint.7. Cari Bantuan Medis
Apabila telinga bau disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti kolesteatoma atau kanker, maka Anda disarankan untuk segera mencari bantuan medis. Konsultasikan dengan dokter spesialis untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.Mengatasi masalah telinga bau tidak hanya penting untuk menjaga kenyamanan, tetapi juga untuk memastikan kesehatan telinga tetap optimal. Dengan mengenali penyebabnya, kita bisa terhindar dari masalah kesehatan telinga yang lebih serius.
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani