tirto.id - Tagar UK Riots menjadi trending di media sosial. Puluhan orang ditangkap akibat kerusuhan di Inggris sejak hari Sabtu (3/8/2024). Apa yang sedang terjadi di Inggris dan bagaimana latar belakangnya?
Platform media sosial terutama X atau Twitter sedang diramaikan tagar #UKRiots hingga menggema di dunia maya.
Sejumlah akun menampilkan sederet video kerusuhan yang sedang terjadi di berbagai wilayah di Inggris sembari menambahkan tagar berupa #UKRiots.
Sejumlah aparat tampak turun ke lapangan guna mengantisipi keadaan. Alhasil, UK Riots menjadi salah satu trending di media sosial hingga menjadi viral.
Arti UK Riots & Kondisi Terkini Inggris
UK Riots merujuk pada aksi kekerasan yang saat ini sedang terjadi di berbagai kota di Inggris. Mengutip pemberitaan Reuters, kerusuhan itu diawali pada hari Sabtu (3/8) hingga merusak berbagai properti. Aparat keamanan dilaporkan mengalami luka.
Kasus tersebut dilatarbelakangi peristiwa pembunuhan terhadap tiga gadis di Southport, wilayah barat laut Inggris. Para korban terdiri dari Alice Dasilva Aguiar (9 tahun), Elsie Dot Stancombe (7 tahun), dan Bebe King (6 tahun).
UK Riots alias kerusuhan di Inggris lantas diikuti demonstran anti imigrasi dan menyebar di sejumlah kota besar dan kecil.
Mereka katanya bertindak setelah mendapatkan informasi lewat media sosial. Disebutkan bahwa seorang imigran Muslim radikal menjadi tersangka kasus serangan pisau yang dialami anak-anak di kelas dansa itu.
Menurut keterangan kepolisian, tersangka adalah Axel Rudakubana asal Lancashire. Ia berusia 17 tahun dan lahir di Inggris. Demonstran yang berasal dari kelompok anti-imigrasi dan anti-Muslim tetap melanjutkan aksi kekerasan, pembakaran, hingga penjarahan.
Laporan Independent pada Senin (5/8), mengatakan kerusuhan lantas mengguncang hingga Liverpool, Bristol, Manchester, Hull, Belfast, Stoke, dan kota-kota lain. Termasuk pembakaran yang terjadi di tempat penampungan para pencari suaka di Rotherham dan Tamworth.
"Polisi akan melakukan penangkapan. Individu akan ditahan, dakwaan akan menyusul dan hukuman akan menyusul," ucap Sir Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris.
"Saya jamin Anda akan menyesal telah mengambil bagian dalam kekacauan ini, baik secara langsung maupun mereka yang mengobarkan aksi ini secara online dan kemudian melarikan diri," lanjutnya.
"Ini bukan protes, ini terorganisir, premanisme dengan kekerasan dan tidak memiliki tempat di jalanan kita atau secara online," sambung Sir Keir Starmer.
The Guardian menyebutkan 150 orang yang membawa bendera St George's Cross meneriakkan kalimat "Anda bukan orang Inggris lagi" dan "paedo Muslim dari jalan kami".
AP mewartakan demonstrasi terus digaungkan secara online selama beberapa hari ke depan di beberapa kota, seperti Sunderland, Belfast, Cardiff, Liverpool, dan Manchester. Frasa-frasa yang digunakan adalah "cukup sudah", "selamatkan anak-anak kita", dan "hentikan kapal-kapal itu".
Demonstran yang disebut sebagai sayap kanan melakukan protes dengan kekerasan. Kemudian terjadi bentrok dengan polisi, salah satunya di luar sebuah masjid di Southport. Aksi lemparan kaleng bir, botol, dan suar juga terjadi di dekat kantor perdana menteri di London.
Di Masjid Southport, pemimpin Muslim, Yahudi dan Kristen dilaporkan berkumpul bersama. Mereka mengklaim "bersatu mengalahkan segala bentuk kebencian dan ekstremisme di negara kita".
Kepolisian Merseyside yang membawahi wilayah Southport sudah melakukan tujuh penangkapan dan menerjunkan tim spesialis untuk mengidentifikasi pelaku yang terlibat kerusuhan.
Editor: Dipna Videlia Putsanra