Menuju konten utama

Profil Fuad Shukr Komandan Hizbullah yang Tewas Diserang Israel

Profil Fuad Shukr, komandan tinggi sekaligus salah satu pendiri Hizbullah yang tewas dalam serangan Israel di Beirut, Lebanon, Rabu (31/7/2024).

Profil Fuad Shukr Komandan Hizbullah yang Tewas Diserang Israel
komandan tertinggi Hizbullah Fuad Shukr di lokasi yang dirahasiakan. Jenazah Shukr ditemukan pada 31 Juli dari puing-puing serangan Israel di Beirut selatan, kata sumber yang dekat dengan kelompok itu, sehari setelah serangan yang juga menewaskan lima warga sipil, tiga wanita dan dua anak, menurut laporan kesehatan Lebanon. kementerian. Foto oleh KANTOR MEDIA MILITER HEZBOLLAH / AFP)

tirto.id - Komandan tinggi sekaligus salah satu pendiri Hizbullah Fuad Shukr tewas dalam serangan Israel di Beirut, Lebanon, Rabu (31/7/2024). Kabar tewasnya Shukr dikonfirmasi oleh Hizbullah satu hari setelah serangan.

Shukr dibunuh saat menghadiri sebuah gedung di distrik Haret Hreik, Daniya, Beirut selatan. Melansir Aljazeera, Hizbullah menyatakan bahwa gedung tersebut menjadi sasaran ledakan Israel.

Berdasarkan rekaman kamera pengawas, serangan tersebut menyebabkan gedung luluh lantak. Selain Shukr, serangan itu menewaskan tiga warga sipil, termasuk dua anak-anak. Sementara itu, 74 orang lainnya dilaporkan luka-luka.

Pembunuhan Shukr hanya berselang beberapa jam sebelum pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dibunuh di Teheran, Iran. Sebagai salah satu petinggi Hizbullah, Shukr memang menjadi salah satu target pembunuhan Israel.

Peristiwa meninggalnya Fuad menambah panjang daftar petinggi Hizbullah yang tewas dalam perang melawan Israel beberapa bulan terakhir. Tahun ini sudah ada empat komandan tinggi Hizbullah yang tewas akibat serangan Israel.

Mengutip Reuters, selain Shukr, komandan tinggi Hizbullah yang dinyatakan tewas dalam serangan Israel 2024 adalah Taleb Abdallah, Wissam al-Tawil, dan Muhammad Nimah Nasser.

Profil Fuad Shukr Komandan Hizbullah

Fuad Shukr lahir di Baalbek, Lebanon, pada 15 April 1962. Ia adalah salah satu pendiri kelompok politik dan paramiliter Hizbullah.

Hizbullah sendiri dibentuk pada 1982, menyusul invasi Israel ke Lebanon. Sebelum meninggal dunia, ia menjabat sebagai komandan tinggi Hizbullah.

Shukr bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan militer Hizbullah, khususnya terhadap Israel. Ia juga memiliki peran penting dalam mengawasi mantan sekutunya, Tentara Lebanon Selatan (SLA).

Sebagai salah satu pejabat senior di Hizbullah, kehidupan pribadi Shukr dirahasiakan. Peneliti Atlantic Council Nicholas Blanford menyebut bahwa para pejabat Hizbullah "hidup dalam bayang-bayang" untuk memastikan keselamatan mereka.

Aktivitas Shukr di Hizbullah cukup beragam. Ia pernah menjadi penasihat dan orang kepercayaan Jenderal Hizbullah Hassan Nasralah.

Ia juga pernah menjadi pemasok senjata kelompok Hizbullah. Masih menurut Blanford, Hizbullah mampu mendapatkan berbagai senjata canggih berkat Shukr.

"Termasuk rudal berpemandu presisi, rudal jelajah, rudal antikapal, roket jarak jauh, dan UAV," katanya seperti yang dikutip dari Aljazeera.

Shukr juga memiliki hubungan yang dekat dengan mantan komandan militer Hisbullah Imad Mughniyeh. Setelah Mughniyeh tewas dalam serangan Israel ke Damaskus, 2008, pengaruh Shukr meningkat di kelompok Hizbullah.

Israel menargetkan Shukr selama lebih dari 20 tahun. Pasalnya, pada 2000, Israel mengklaim Shukr terlibat dalam penculikan dan pembunuhan tiga tentara Israel di Shebaa Farms.

Sheeba Farms sendiri adalah wilayah di antara Suriah, Lebanon, dan Dataran Tinggi Golan yang kini diinvasi Israel.

Selain menjadi target pembunuhan Israel, Shukr diincar oleh Amerika Serikat (AS). Ia mendapat status teroris dan daftar pencarian selama lima tahun terakhir.

Mengutip Reward of Justice, Shukr dijuluki sebagai "Teroris Global yang Ditunjuk Secara Khusus" oleh Pemerintah AS. Pihak AS juga menawarkan hadiah sebesar 5 juta dolar AS untuk informasi tentang Shukr.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya