Menuju konten utama

Update Serangan Israel ke Lebanon: 3 Komandan Hizbullah Tewas

Serangan Israel ke Lebanon bagian selatan telah menewaskan tiga komandan Hizbullah, termasuk Muhammad Nimah Nasser.

Update Serangan Israel ke Lebanon: 3 Komandan Hizbullah Tewas
Asap mengepul dari lokasi yang menjadi sasaran penembakan Israel di desa Dhayra di Lebanon selatan pada 4 Juli 2024. - (Foto oleh Kawnat HAJU / AFP)

tirto.id - Perang antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon masih berlangsung. Serangan Israel ke Lebanon bagian selatan telah menewaskan tiga komandan Hizbullah.

Kelompok Hizbullah mengumumkan, pada Rabu (3/7/2024), bahwa komandan senior mereka, Muhammad Nimah Nasser tewas. Nasser menjadi komandan ketiga Lebanon yang tewas dalam serangan Israel sejak Oktober 2023.

Pengumuman kematian Nasser dikirim oleh kelompok Hizbullah melalui telegram. Pihaknya juga tak menyebutkan waktu dan lokasi kematian Nasser atau yang dikenal sebagai “Haji Abu Naameh.”

Dilansir dari Al Jazeera, sebuah sumber mengatakan bahwa sebelumnya seorang komandan telah terbunuh di daerah Hosh di Tyre, Lebanon Selatan. Komandan yang terbunuh di Tyre itu diduga sebagai Nasser.

Nasser bukan satu-satunya petinggi militer Hizbullah yang terbunuh dalam perang dengan Israel. Sebelumnya, Taleb Abdallah yang juga merupakan komandan Hizbullah tewas dalam serangan Israel, Juni 2024.

Abdallah adalah pejabat militer Hizbullah dengan pangkat tertinggi yang terbunuh sejak kelompok ini mulai memerangi Israel pada 8 Oktober sebagai tanggapan atas pengeboman Gaza.

Di sisi lain, militer Israel telah mengonfirmasi bahwa mereka menargetkan Nasser, yang dianggap sebagai rekan Abdallah. Israel mengklaim Nasser bertanggung jawab atas serangan anti-tank dan roket Hizbullah dari barat daya Lebanon.

Pada bulan Januari, serangan Israel juga menewaskan Wissam al-Tawil, seorang komandan tinggi lainnya dari kelompok tersebut.

Kondisi Terkini Perang Israel dan Lebanon

Setelah komandan tinggi Nasser terbunuh, kelompok Hizbullah Lebanon melakukan serangan balasan. Masih mengutip Al Jazeera, Hizbullah mengatakan telah meluncurkan 200 roket dan pesawat tak berawak yang menargetkan posisi militer Israel, pada Kamis (4/7/2024)

Sebuah sumber Hizbullah mengofirmasi bahwa serangan pada Kamis merupakan serangan besar kedua dalam dua hari berturut-turut sebagai pembalasan atas pembunuhan Nasser. Serangan ini meledak di beberapa pangkalan militer Israel utara dan dataran tinggi Golan Suriah yang diduduki Israel.

Sementara itu, militer Israel mengatakan bahwa pasukannya "menyerang pos-pos peluncuran di Lebanon selatan". Serangan ini dilakukan setelah sejumlah proyektil dan serangan udara yang mencurigakan menyeberang dari Lebanon ke wilayah Israel.

Israel mengklaim sebagian besar serangan berhasil dicegat. Meski sebagian besar berhasil dicegat, kebakaran terjadi di sejumlah wilayah di Israel utara.

Saat serangan terjadi, 17 peringatan dibunyikan selama 90 menit di berbagai wilayah utara, dari Nahariya di barat hingga Golan di timur. Selain itu, media Israel melaporkan sebuah kendaraan berisi pasukan Israel terkena proyektil.

Dilaporkan ada dua serangan langsung terhadap dua bangunan, satu di Acre dan satu lagi di utara kota. Layanan ambulans Magen David Adom mengatakan dua orang wanita dibawa ke rumah sakit di Israel utara dengan luka ringan.

Dilansir dari Reuters, serangan Israel di Lebanon telah menewaskan lebih dari 300 pejuang Hizbullah dan sekitar 90 warga sipil. Sementara itu, Israel mengatakan bahwa tembakan dari Lebanon telah menewaskan 18 tentara dan 10 warga sipil.

Awal Mula Perang Israel dan Hizbullah

Dikutip dari The Economist, Israel dan Hizbullah Lebanon telah memulai perang dengan intensitas rendah sejak Oktober 2023. Kelompok Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel untuk mendukung Hamas di Gaza.

Beberapa minggu terakhir ini, tensi antara Hizbullah dan Israel semakin meningkat. Berdasarkan pemantauan satelit Nasa, terjadi peningkatan aktivitas kebakaran yang terjadi di wilayah perbatasan Lebanon dan Israel.

Lonjakan aktivitas itu mulai terdeteksi pada pertengahan Mei. Pada tanggal 2 Juni, satelit tersebut mencatat hari terburuk sejak akhir Oktober.

Selaras dengan jumlah serangan yang meningkat, Hizbullah juga menyerang lebih dalam ke Israel. Kelompok ini menggunakan lebih banyak pesawat tak berawak peledak, yang lebih sulit dicegat oleh pertahanan udara Israel.

Israel lebih sering menyerang di sekitar Sidon, kota terbesar di Lebanon selatan.

Rangkaian peperangan yang terjadi berdampak pada warga sipil Lebanon. Hal ini menyebabkan Pemerintah Lebanon mengumumkan bahwa negaranya darurat perang.

“Kita sedang dalam kondisi perang, dan telah banyak sekali korban jiwa, baik warga sipil maupun non-sipil, dan banyak desa telah hancur akibat agresi Israel,” Perdana Menteri (PM) Lebanon Najib Mikati, Sabtu (29/6/2024), seperti yang dikutip dari Asharq Al-Awaat.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Iswara N Raditya