Menuju konten utama

Hasil Pilpres Iran 2024 Putaran 1, Siapa Saja Capresnya?

Hasil pemilihan presiden (Pilpres) Iran 2024 putaran I belum menunjukkan adanya pemenang. Ini daftar calon presiden atau capresnya.

Hasil Pilpres Iran 2024 Putaran 1, Siapa Saja Capresnya?
Wanita Iran tiba untuk memberikan suara mereka di tempat pemungutan suara selama pemilihan presiden Iran di Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdi di Irak utara, pada 28 Juni 2024. - Warga Iran memberikan suara dalam pemilihan presiden pada 28 Juni, yang diadakan setelah kematian presiden ultrakonservatif Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter bulan lalu. (Foto oleh Safin HAMID / AFP)

tirto.id - Pemilihan Presiden (Pilpres) Iran 2024 telah menyelesaikan putaran pertama tanpa pemenang. Hal ini menyebabkan Pilpres Iran 2024 akan memasuki putaran kedua pada Jumat (5/7/2024).

Pelpres Iran 2024 putaran pertama diikuti oleh empat calon presiden (capres), yaitu Masoud Pazeshkian, Saeed Jalili, Mohammad Bagher Qalibaf, dan Mostaf Pourmohammadi.

Juru bicara komisi pemilihan umum Iran Mohsen Eslami, menyatakan bahwa Pilpres Iran 2024 berlanjut ke putaran kedua lantaran tidak satupun dari empat capres dapat meraih suara mayoritas.

Melansir Antara, anggota parlemen dari kubu reformis Masoud Pezeshkian dan Saeed Jalili, mantan sekretaris dewan keamanan nasioanl serta negosiator nuklir Iran, menjadi calon terkuat.

Pezeshkian dan Jalili mengalahkan dua calon lainnya, yakni Ketua Parlemen Iran Mohammad Bagher Qalibaf dan mantan menteri kehakiman Mostaf Pourmohammadi.

Sebelum pemilihan berlangsung, terdapat dua capres lain yang mengundurkan diri yaitu Amirhossein Ghazizadeh Hashemi and Alireza Zakani.

Pilpres Iran kali ini dilakukan usai Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia. Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter yang terjadi pada 19 Mei lalu di daerah Varzaqan, Provinsi Azerbaijan Timur, Iran Utara.

Presiden Iran tewas bersama Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, dan sejumlah penjabat Iran lainnya.

Hasil Pilpres Iran Putaran Pertama

Dilansir dari Antara News, Mohsen Eslami menyatakan bahwa perhitungan suara dari 58.640 TPS di seluruh Iran serta 344 TPS di luar negeri telah selesai dilakukan. Pada Pilpres Iran 2024, warga negara Iran yang memiliki hak pilih berjumlah lebih dari 61 juta orang.

Dari total 24.535.185 suara yang dihitung, Pezeshkian meraih suara terbanyak di putaran pertama dengan jumlah 10.415.991 suara. Sementara itu, Jalili menempati urutan kedua dengan perolehan 9.473.298 suara.

Di sisi lain, Mohammad Bagher Qalibaf dan Mostaf Pourmohammadi dinyatakan tidak lolos. Qalibaf tercatat hanya mendapatkan 3.383.340, sedangkan Pourmohammadi hanya memperoleh 206.397 suara.

Menurut undang-undang pemilu Iran, jika tidak ada calon presiden yang mendapatkan lebih dari 50 persen suara, maka akan dilakukan pemilihan untuk putaran kedua. Dua calon dengan perolehan suara terbanyak akan maju ke putaran kedua.

Capres Iran 2024 Putaran I dan II

Pilpres Iran 2024 putaran pertama diikuti oleh empat kandidat, yaitu Pazeshkian, Saeed Jalili, Mohammad Bagher Qalibaf, dan Mostaf Pourmohammadi.

Sayangnya, Qalibaf dan Pourmohammadi gugur karena tak mendapatkan cukup suara untuk ikut di putaran berikutnya. Halnini menyebabkan Pilpres Iran 2024 di putaran II hanya diisi oleh dua orang, yaitu Pazeshkian dan Jalili. Berikut profil keduanya:

1. Profil Capres Iran 2024 Pezeshkian

Dilansir dari situs National Council of Resistance of Iran (NCRI), Masoud Pezeshkian lahir pada September 1954 di Mahabad, Azerbaijan Barat. Sebelumnya, Pezeshkian sempat mendaftar sebagai calon presiden pada tahun 2013 dan 2021. Ia mengundurkan diri pada pemilihan 2013 dan didiskualifikasi pada pemilihan 2021.

Pezeshkian dikenal sebagai tokoh yang memiliki karier panjang dalam politik Iran, termasuk menjabat sebagai Menteri Kesehatan, Perawatan, dan Pendidikan Kedokteran di bawah pemerintahan Mohammad Khatami.

Selain itu, Pezeshkian juga telah menjadi anggota parlemen untuk lima periode berturut-turut dari periode kedelapan hingga dua belas. Dia juga pernah menjabat sebagai anggota presidium dari tahun 2016 hingga 2020.

Selama Perang Iran-Irak, Pezeshkian berperan penting dalam mengirimkan tim medis ke garis depan, sekaligus bertugas sebagai kombatan dan dokter. Pada tahun 1999, ia menjabat sebagai Wakil Menteri Kesehatan, Perawatan, dan Pendidikan Kedokteran selama enam bulan di bawah pemerintahan Khatami.

Pada periode kedua Khatami, Pezeshkian diangkat menjadi Menteri Kesehatan. Meskipun posisinya ini memicu kontroversi dan kritik, ia berhasil melewati mosi tidak percaya dari parlemen.

Selama berkarir di parlemen, Pezeshkian terpilih sebagai wakil rakyat untuk Tabriz, Azarshahr, dan Osku dari tahun 2008 hingga 2024. Pada periode kesepuluh, ia terpilih sebagai Wakil Ketua Parlemen pertama dengan 158 suara, mewakili faksi Prudence and Hope yang sejalan dengan Presiden Hassan Rouhani saat itu.

2. Profil Capres Iran 2024 Saeed Jalili

Saeed Jalili lahir pada tahun 1965. Ia dikenal sebagai sosok yang berpengaruh dalam politik Republik Islam Iran. Lebih lanjut, dilansir dari United Against Nuclear Iran, Jalili dikenal karena pandangan ideologisnya yang keras dan peran aktifnya dalam mendukung kebijakan luar negeri serta program nuklir Iran.

Karir Jalili dimulai saat ia bergabung dengan Basij selama Perang Iran-Irak. Ia kehilangan sebagian kaki kanannya dalam pertempuran pada tahun 1986. Pengalaman ini menjadikannya "martir hidup" dan memperkuat pandangan politiknya yang keras.

Setelah perang, Jalili bekerja di Kementerian Luar Negeri dan menyelesaikan penelitian doktoralnya di Universitas Imam Sadegh. Universitas Imam Sadegh merupakan sebuah institusi yang dikenal karena mengindoktrinasi para teknokrat dengan ideologi Republik Islam.

Pada tahun 2005, Ahmadinejad mengangkat Jalili sebagai wakil menteri luar negeri. Selanjutnya, pada tahun 2007, Jalili menggantikan Ali Larijani sebagai sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.

Selama menjadi sekretaris dewan keananan, ia menjadi perwakilan utama Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei. Jalili terlibat dalam pembuatan kebijakan luar negeri dan pertemuan tokoh-tokoh luar negeri, seperti pemimpin Hizbullah dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Jalili dikenal karena pendekatan kerasnya dalam negosiasi nuklir, yang menyebabkan sanksi internasional terhadap Iran. Jalili menjabat sebagai negosiator nuklir di bawah pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad (2005-2013).

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Iswara N Raditya