tirto.id - Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi jatuh di tengah pegunungan pada Minggu, 19 Mei 2024, waktu setempat. Raisi dan rombongan dinyatakan tewas setelah puing-puing helikopter berhasil ditemukan hari Senin, 21 Mei 2024.
Mengutip laporan kantor berita IRNA, pemerintah setempat langsung mengirim tim yang dipimpin Brigadir Ali Abdollahi guna melakukan penyelidikan. Mereka sudah menuju lokasi terjadinya kecelakaan helikopter Presiden Iran.
Tehran Times mengabarkan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran Jenderal Mohammad Bagheri menunjuk langsung Ali Abdollahi, Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata.
Ali Abdollahi ditugasi melakukan investigasi secara menyeluruh tentang situasi dan penyebab insiden tragis tersebut. Tim akan melihat semua sisi dan mengungkap alasan yang menyebabkan kejadian ini.
Setidaknya, hasil investigasi akan segera disampaikan setelah mereka menyelesaikan tugas. Selain Presiden Iran Ebrahim Raisi, rombongan lain yang turut menjadi korban tewas dalam peristiwa ini adalah Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian beserta enam pejabat lain, termasuk Gubernur Provinsi Azerbaijan Timur.
Mereka baru saja meresmikan sebuah bendungan di kawasan perbatasan Azerbaijan pada hari yang sama. Helikopter nahas yang sedang dalam perjalanan pulang lantas jatuh di tengah-tengah pegunungan.
Sebab Helikopter Presiden Iran Jatuh
AP News pada Selasa, 21 Mei 2024 melaporkan, Ayatollah Ali Khamenei sebagai pemimpin tertinggi Iran sudah menunjuk Wakil Presiden Iran Mohammad Mokhber untuk menjadi caretaker.
Selain itu, Ali Khamenei menegaskan pemerintah tetap memegang kendali situasi negara menyusul tewasnya Presiden Iran dan Menlu Iran dalam tragedi helikopter jatuh.
Masih berdasarkan sumber yang sama, otoritas setempat belum memberikan pernyataan resmi terkait alasan kenapa helikopter itu bisa jatuh. Iran juga tidak menyatakan bahwa telah terjadi sebuah sabotase yang menyebabkan helikopter jatuh di kawasan pegunungan.
"Saya mengumumkan lima hari berkabung untuk umum dan menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Iran," ucap Ayatollah Ali Khamenei, seperti dikutip via Reuters.
Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi menguraikan penyebab helikopter jatuh adalah karena faktor cuaca buruk dan penuh kabut. Situasi ini yang memaksa helikopter melakukan pendaratan darurat hingga menewaskan Presiden Iran dan seluruh penumpang.
"Presiden dan rombongan sedang dalam perjalanan pulang dengan beberapa helikopter dan salah satu helikopter terpaksa melakukan pendaratan darurat karena cuaca buruk dan kabut," tutur Ahmad Vahidi.
Berdasarkan keterangan Menteri Transportasi Turki Abdulkadir Uraloglu sebagaimana disampaikan via Al-Jazeera, helikopter ternyata tidak menyalakan sistem sinyal sama sekali sebelum jatuh. Setelah dilakukan pemeriksaan, diduga helikopter memang tidak memasang sistem seperti itu.
"Namun sayangnya, [kami pikir] kemungkinan besar sistem sinyal dimatikan atau helikopter tersebut tidak memiliki sistem sinyal tersebut," ucap Uraloglu.
MEHR News Agency menyebutkan Pemilu Presiden Iran akan segera diadakan pada tanggal 28 Juni 2024 untuk mencari pengganti Ebrahim Raisi yang meninggal.
Pertemuan dihadiri Kepala Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif, termasuk Mohammad Mokhber selaku presiden sementara bersama Ketua Parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf dan Kepala Kehakiman Gholamhossein Mohseni Ejei.
Mereka turut memutuskan pendaftaran calon presiden Iran dilakukan pada 30 Mei hingga 3 Juni 2024. Masa kampanye berlangsung selama 12-27 Juni 2024.
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra