tirto.id - Israel meluncurkan rudal ke Iran sebagai bentuk serangan balik ke negara tersebut Jumat (19/4/2024). Peristiwa serangan Israel ke Iran ini menjadi sorotan, karena jatuh pada hari ulang tahun pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei.
Ali Khamenei merupakan Pemimpin Agung Republik Iran yang telah menjabat sejak 35 tahun terakhir. Menyusul peristiwa serangan dari Israel, profil Ali Khamenei disorot publik, khususnya terkait garis keturunannya yang terhubung dengan Nabi Muhammad.
Sebagai orang berpengaruh di Iran, tentu Ali Khamenei banyak terlibat dalam keputusan geopolitik negara tersebut. Ia juga menjadi sosok yang vokal dalam membela kebebasan Palestina dari serangan Israel.
Konflik antara Iran dan Israel yang terjadi belakangan ini juga terkait degan perang Israel dan Hamas. Israel sejak awal mengklaim bahwa Iran mendukung penuh Hamas dan Kelompok Jihad yang berperang melawannya.
Hal ini membuat Israel menargetkan militer Iran. Kemudian pada 1 April 2024, terjadi serangan di Kantor Kedutaan Iran di Damaskus, Suriah. Iran mengklaim bahwa serangan itu dilakukan oleh Israel sehingga menewaskan komandan militer senior Iran.
Israel enggan mengakui telah bertanggung jawab atas serangan tersebut. Ali Khamenei kemudian menyatakan bahwa Israel "harus dihukum" dan menerima serangan balasan.
Serangan tersebut benar-benar terjadi pada 14 April 2024. Iran mengirimkan pesawat tanpa awak ke Tel Aviv yang berhasil dicegah oleh sistem keamanan Israel.
Hari ini, Israel mengirimkan serangan balasan ke ke Kota Isfahan yang juga berhasil dihancurkan oleh Iran. Baik serangan Iran ke Israel maupun Israel ke Iran selama sepekan terakhir tidak menimbulkan kerusakan atau korban.
Profil Ali Khamenei Pemimpin Iran
Ayatollah Ali Husseini Khamenei merupakan Pemimpin Agung Iran yang lahir di Mahsyad, 19 April 1939. Tahun ini Ali Khamenei merayakan ulang tahun ke-84 di tengah konflik negaranya dengan Israel.
Selain menjadi pemimpin spiritual Iran, Ali Khamenei juga berstatus sebagai Panglima Angkatan Bersenjata, Imam Salat Jumat Teheran, dan Diretur Yayasan Ensiklopedia Islam.
Ali Khamenei merupakan anak kedua dari pasangan Hujjatolislam wal-Muslemin Haji Sayyid Jawad Husseini Khamenei dan Mirdamadi. Sang ayah merupakan seminaris dan guru agama, sedangkan sang ibu merupakan kaum terpelajar dan penganut Islam kuat.
Ali Khamenei memang lahir di keluarga terpandang, namun masa kecilnya cukup miskin. Mengutip situs Khamenei.ir, Pemimpin Iran itu mengaku sering kekurangan makanan dan hanya mengonsumsi roti serta kismis sehari-hari.
Khamenei kecil menempuh pendidikan agama di Qom. Mengutip Britannica, Khamenei belajar agama dari para ulama Syiah paling terkemuka di masa itu, termasuk Ruhollah Khomeini.
Sebelum menjadi orang nomor satu Iran, Ali Khamenei adalah mantan pejuang revolusioner. Ia tergabung dalam berbagai komunitas pemuda yang menentang pemerintahan monarki Iran di era 60-an.
Sebagai salah satu aktivis, Ali Khamenei muda sering keluar-masuk penjara akibat dianggap sebagai pemberontak. Selama hidupnya, ia sudah ditangkap dan dijebloskan ke penjara sebanyak enam kali.
Ia juga pernah diasingkan oleh Pemerintah Iran sebelum era revolusi. Selama periode revolusi Iran, Khamenei ditunjuk untuk menjadi anggota Dewan Revolusi.
Lembaga itu kemudian dibubarkan dan Khamenei beralih jabatan menjadi wakil menteri pertahanan. Ia juga menjadi orang kepercayaan Pemimpin Agung Republik Iran pertama, Ruhollah Khomeini.
Jabatan sebagai Pemimpin Agung ini muncul sesuai dengan konsep politik pemerintahan velāyat-e faqīh (pemerintahan oleh ahli hukum agama).
Selama Khomeini menjabat, Khamenei menjabat sebagai wakil pribadi Khomeini di Dewan Pertahanan Tertinggi. Khamenei terpilih menjadi presiden pada Oktober 1981 dan kembali terpilih pada 1985.
Perlu diketahui bahwa jabatan presiden di Iran merupakan jabatan seremonial. Urusan pemerintahan eksekutif lebih banyak dipegang oleh perdana menteri.
Memasuki akhir 80-an, Khomeini mengalami penurunan kesehatan sehingga membutuhkan pengganti segera. Ia menyoroti orang kepercayaannya selama periode revolusi, Khamenei untuk menggantikannya.
Pada 1989 ia meminta anggota dewan untuk merevisi konstitusi. Sayangnya, belum resmi konstitusi direvisi, Khomeini meninggal dunia dan jabatan untuk Pemimpin Agung segera membutuhkan penerus.
Kemudian pada Juni 1989 ditunjuklah Khamenei untuk menjadi pengganti Khomeini. Ia menjabat pemimpin tertinggi Iran sejak saat itu.
Benarkah Ali Khamenei Keturunan Nabi Muhammad?
Ali Khamenei memiliki garis keturunan dengan Nabi Muhammad. Mengutip Shiite News, ia adalah cucu ke-38 dari Nabi Muhammad. Nenek moyang Ali Khamenei diduga berasal dari suku Quaraysh yang tinggal di semenanjung Arab.
Ali Khamenei juga merupakan keturunan bangsawan. Ayah Khamenei, merupakan seorang ulama terpandang dari Tabriz. Ia adalah anak dari Sayyid Hussein Khamenei dan cucu dari Sayyid Mohammad Husseini Tafreshi.
Tafreshi adalah keturunan Sayyid Aftasi yang merupakan anak dari Sultan Sayyid Ahmad, seorang cucu Imam Sajjad. Khamenei juga memiliki garis keturunan ulama dari sang ibu.
Ibu Khamenei adalah anak dari Ayatollah Sayyid Hashem Najafabadi Mirdamadi. Kakek Khamenei ini merupakan anggota keluarga Mirdamad, seorang filsuf terkemuka di era Safawi.
Sayyid Hashem adalah murid Akhund Khorasani dan Mirza Mohammad Hossein Naeeni. Ia dikenal sebagai seorang ahli Al-Quran dan pemimpin salat umum di Masjid Goharshad.
Memiliki garis keturunan seminaris dan agamawan, membuat Ali Khamenei dibekali pemahaman agama yang kuat. Meneruskan jejak pendahulunya, Khamenei menjadi seorang pemimpin sekaligus ulama berpengaruh di Iran.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya