Menuju konten utama

Profil Mike Pence & Alasan Tak Dukung Donald Trump di Pilpres AS

Profil mantan Wakil Presiden AS Mike Pence dan alasannya tak lagi mendukung Donald Trump di Pilpres AS 2024.

Profil Mike Pence & Alasan Tak Dukung Donald Trump di Pilpres AS
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence memberikan pidato di sebelah Presiden Estonia Kersti Kaljulaid saat mengunjungi Misi Enhanced Forward Presence NATO dan pasukan Estonia di Tallinn, Estonia, Senin (31/7). ANTARA FOTO/REUTERS/Ints Kalnins

tirto.id - Mike Pence menyampaikan posisinya dalam pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024. Melalui sebuah wawancara di stasiun televisi lokal, politisi Partai Republik AS itu menegaskan tidak akan mendukung Donald Trump di Pilpres AS kali ini.

Sikap Pence terbilang unik, lantaran ia adalah mantan wakil presiden AS di era Trump sejak 2016 hingga 2020. Pence juga maju sebagai pertahana bersama Trump di pemilihan umum (Pemilu) 2020 yang sayangnya gagal terpilih.

Pernyataan Pence baru-baru ini tentu menimbulkan tanda tanya, apa alasan dirinya tak dukung Donald Trump di Pilpres AS tahun ini?

Pilpres AS akan berlangsung pada 5 November 2024. Mengutip Reuters, pada Pilpres kali ini terdapat beberapa kandidat calon presiden (capres) yang diduga akan maju.

Joe Biden akan kembali mencalonkan diri lewat Partai Demokrat. Calon kuat lainnya yang diduga akan maju dari Partai Demokrat ada Mariannel Williamson.

Lawan Biden di Pilpres sebelumnya, yaitu Trump diduga kuat juga akan kembali maju lewat Partai Republik. Sementara itu, ada juga beberapa calon independen yang masuk daftar kandidat capres AS 2023, termasuk Robert F. Kennedy Jr., Cornel West, dan Jill Stein.

Profil Mike Pence

Michael Richard Pence alias Mike Pence adalah politisi yang pernah menempati jabatan tinggi di Pemerintahan AS, termasuk gubernur dan wakil presiden. Mengutip situs Arsip Nasional AS, Mike Pence lahir di keluarga pebisnis dan penganut Katholik pada 7 Juni 1959.

Ia merupakan putra dari Edward Pance dan Nancy Pence, pasangan pebisnis stasiun pengisian bahan bakar ternama di AS. Pence lahir dan menghabiskan masa kecil hingga remaja di Columbus, Indiana.

Pence memutuskan untuk belajar sejarah di Hanover College dan berhasil lulus pada 1981. Selama menempuh pendidikan di Hanover, Pence memperdalam ilmu agama dan memutuskan untuk menjadi penganut Kristen yang taat.

Pence kemudian melanjutkan studi bidang hukum di Indiana University School of Law. Saat menempuh pendidikan di Indiana University, ia bertemu dengan istrinya saat ini, Karen Pence.

Setelah lulus dari Fakultas Hukum, Pence langsung bekerja di sektor hukum praktis. Ia juga memimpin Indiana Policy Review Foundation dan membawakan acara radio bertajuk The Mike Pence Show.

Namanya mulai dikenal masyarakat lewat program radio yang membahas soal kebijakan publik di Indiana tersebut. Pence memutuskan untuk bergabung di dunia politik pada 1977 dengan bergabung di Partai Demokrat selama 6 tahun.

Selanjutnya, pada 1983 ia meninggalkan Partai Demokrat dan pindah ke Partai Republik hingga saat ini. Pada tahun 2000, Pence memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR.

Ia berhasil memperoleh suara terbanyak dari pemilih lokal dan berhasil duduk di parlemen AS di usia 40 tahun. Ia terus bertahan di jabatan tersebut selama 12 tahun hingga 2013.

Sebagai salah satu tokoh publik asal Indiana, Pence mencoba peruntungan untuk maju dalam pemilihan gubernur di wilayah tersebut pada 2013. Pence berhasil terpilih sebagai gubernur Indiana ke-50 dan menjabat hingga 2017.

Pada 2016, Trump menggandeng Pence sebagai calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres AS. Bersama Trump, ia berhasil meraih suara tertinggi di Pilpres 2016 dan resmi menduduki Gedung Puti menjadi Wakil Presiden AS ke-48.

Empat tahun menjabat sebagai wapres, ia kembali maju sebagai pertahana dengan Trump pada Pemilu 2020. Sayangnya, pada pemilu kali ini ia dan Trump gagal melanjutkan jabatannya usai kalah suara dari Presiden AS saat ini, Joe Biden.

Alasan Mike Pence Tak Dukung Trump di Pilpres AS 2024

Melalui wawancara di Fox News, Mike Pence menyampaikan beberapa alasan mengapa dirinya tak dukung Trump di Pipres AS 2024. Alasan utama Pence tak mendukung Trump adalah karenamantan Presiden AS ke-45 itu tak lagi sejalan dengan agenda Partai Republik.

Ia menyoroti sikap Trump yang tak lagi konservatif terhadap beberapa isu yang dianggap penting oleh Partai Republik. Ini termasuk regulasi soal aborsi hingga sikap menghadapi Tiongkok dan pemblokiran TikTok.

Pence juga menilai bahwa Trump mulai meninggalkan komitmennya dalam menangani utang negara. Ia menganggap hal-hal tersebut mulai melenceng dari agenda konservatif yang mereka usung di pemilu sebelumnya.

“Tidak mengherankan jika saya tidak akan mendukung Donald Trump tahun ini,” kata Pence melalui Fox News, Jumat (15/3/2024).

Melalui kesempatan yang sama, Pence menepis bahwa ia tidak lagi mendukung Trump karena alasan pribadi. Pasalnya, hubungan antara Trump dan Pence diduga renggang usai Pilpres 2020.

Tak lama setelah gagal terpilih menjadi presiden, Trump menyerangnya karena ia menolak membatalkan hasil Pemilu 2020 pada 6 Januari 2021. Bahkan loyalis Trump sempat menyebarkan narasi "Gantung Mike Pence."

Trump juga sempat menyerang Pence di Twitter pada 2021 tidak lama setelah kasus kerusuhan Capitol, Washington DC, terkait sengketa pemilu.

Terlepas dari sikapnya yang tak lagi mendukung Trump, Pence juga tidak mengatakan bahwa dia mendukung Joe Biden. Ia memilih untuk merahasiakan surat suaranya.

Baca juga artikel terkait PROFIL atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Politik
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya