tirto.id - Presiden Iran, Ebrahim Raisi, meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter di daerah pegunungan dekat perbatasan Azerbaijan pada Minggu (19/5/2024) waktu setempat. Lantas, siapa yang akan menjadi Presiden Iran pengganti Ebrahim Raisi ? Simak porfilnya berikut ini.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah mengkonfirmasi bahwa Wakil Presiden Iran, Mohammad Mokhber, akan mengambil alih jabatan presiden sementara setelah meninggalnya Ebrahim Raisi.
Khamenei menjelaskan, selama menjadi presiden sementara, Mohammad Mokhber memiliki tugas untuk memilih presiden baru dalam kurun waktu maksimal 50 hari. Hal tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh konstitusi Iran.
“[Mokhber] berkewajiban untuk mengatur dengan kepala cabang legislatif dan yudikatif untuk memilih presiden baru dalam waktu maksimal 50 hari,” kata Khamenei dikutip Al Jazeera.
Media pemerintah Iran telah melaporkan bahwa pemilihan akan berlangsung pada tanggal 28 Juni 2024. Pendaftaran kandidat akan berlangsung muali 30 Mei hingga 3 Juni 2024.
Khamenei juga mengumumkan lima hari berkabung dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan media pemerintah, dan menambahkan bahwa ia menyampaikan “belasungkawa kepada rakyat Iran”.
Profil Mohammad Mokhber Presiden Sementara Iran
Mohammad Mokhber lahir pada 26 Juni 1955 di Dezful, Khuzestan, Iran. Dia merupakan anak dari Sheikh Abbas Mokhber. Dia memiliki dua gelar doktor yaitu gelar doktor akademik di bidang hukum internasional dan gelar doktor di bidang manajemen.
Dia adalah seorang perwira di korps medis Korps Garda Revolusi Islam selama Perang Iran-Irak. Pada tahun 1990-an, Mokhber adalah CEO Dezful Telecommunications di kampung halamannya, kemudian menjadi wakil gubernur Provinsi Khuzestan.
Sejak tahun 2000-an, ia menjadi kepala Sina Bank selama sekitar sepuluh tahun. Mohammad Mokhber menjadi pejabat senior di Yayasan Mostazafan sebelum menjadi kepala Eksekusi Perintah Imam Khomeini (EIKO) pada tahun 2007.
Reuters melaporkan, Mokhber merupakan bagian dari tim pejabat Iran yang mengunjungi Moskow pada bulan Oktober dan setuju untuk memasok rudal dan lebih banyak pesawat tak berawak ke militer Rusia. Tim tersebut juga mencakup dua pejabat senior dari Garda Revolusi Iran dan seorang pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.
Mokhber sebelumnya adalah kepala Setad, sebuah dana investasi yang terkait dengan pemimpin tertinggi. Sama halnya dengan Raisi, Mokhber juga terkenal dekat dengan pemimpin tertinggi Iran.
Uni Eropa pada tahun 2010 memasukkan Mokhber ke dalam daftar individu dan entitas yang dijatuhi sanksi atas dugaan keterlibatannya dalam “aktivitas rudal nuklir atau balistik”. Dua tahun kemudian, Uni Eropa menghapusnya dari daftar tersebut.
Selanjutnya, paada tahun 2013, Departemen Keuangan AS menambahkan Setad dan 37 perusahaan yang diawasinya ke dalam daftar entitas yang terkena sanksi.
Setad, yang nama lengkapnya adalah SetadEjraiye Farmane Hazrate Emam, atau Markas Besar untuk Menjalankan Perintah Imam, didirikan atas perintah yang dikeluarkan oleh pendiri Republik Islam, pendahulu Khamenei, Ayatullah Ruhollah Khomeini.
Perintah tersebut memerintahkan para ajudan untuk menjual dan mengelola properti yang diduga ditinggalkan pada tahun-tahun kacau setelah Revolusi Islam 1979 dan menyalurkan sebagian besar hasilnya untuk amal.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra