tirto.id - Perang antara Israel vs Hizbullah kian memanas. Belakangan keduanya terlibat polemik serangan di Majdal Sham, Dataran Tinggi Golan.
Serangan yang berlangsung Sabtu (27/7/2024) itu menewaskan belasan orang yang mayoritas anak-anak dan remaja. Israel mengklaim bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok Hizbullah dari Lebanon.
Tuduhan Israel dibantah oleh Hizbullah. Mereka menyatakan tak bertanggung jawab atas serangan tersebut dan menuduh balik Israel yang melakukannya.
Menyusul tuduhan tersebut, pihak Israel memberi isyarat akan melakukan serangan balasan. Hal ini menyusul pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengatakan Hizbullah akan membayar harga yang mahal akibat serangan itu.
"Anak-anak ini adalah anak-anak kita," katanya seperti yang dikutip dari The New Arab, "Negara Israel tidak akan, dan tidak bisa, membiarkan ini berlalu. Tanggapan kita akan datang dan akan tegas," lanjut dia.
Usai pernyataan Netanyahu, militer Israel mengirimkan serangan ke Beirut, Lebanon. Hal ini dikhawatirkan menimbulkan eskalasi perang di Timur Tengah.
Fakta Polemik Israel vs Hizbullah di Dataran Tinggi Golan
Dataran Tinggi Golan merupakan bagian dari wilayah Suriah yang diduduki Israel sejak Perang Enam Hari 1967.
Mengutip Aljazeera, sebagian besar wilayah barat Dataran Tinggi Golan sebesar 1.200 km persegi dikuasai Israel. Sebagian wilayah Dataran Tinggi Golan masih menjadi milik Suriah.
Batas wilayah antara Suriah dan Israel ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saat ini Dataran Tinggi Golan dihuni oleh Israel dan masyarakat Arab, termasuk Suriah, Lebanon, serta Yordania.
1. Serangan dijatuhkan di lapangan sepak bola Dataran Tinggi Golan
Serangan roket yang terjadi pada 27 Juli, dijatuhkan di sebuah lapangan sepak bola, di Majdal Sham, Dataran Tinggi Golan. Lapangan sepak bola itu dekat dengan taman bermain anak-anak.
Mengutip ABC News, serangan berlangsung sekitar pukul 18.18 waktu setempat. Kala itu, alarm peringatan bergema di wilayah Majdal Sham.
Beberapa saat kemudian terjadi ledakan roket di wilayah tersebut dan menghatam orang-orang di sekitar lapangan sepak bola.
2. Korban yang tewas dalam serangan di Dataran Tinggi Golan bukan warga Israel
Setidaknya 12 orang tewas akibat serangan di Majdal Sham, Dataran Tinggi Golan dan 49 lainnya luka-luka. Sebagian besar korban adalah anak-anak dan remaja.
Seluruh korban yang tewas bukan merupakan warga Israel. Melansir Aljazeera, korban yang tewas adalah masyarakat Druze yang menempati Suriah dan minoritas di Israel.
3. Israel tuduh Hizbullah serang Dataran Tinggi Golan
Israel menuduh bahwa Hizbullah adalah dalang di balik serangan di Majdal Sham, Dataran Tinggi Golan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Staf Militer Israel Letjen Herzi Halevi.
Halevi mengklaim bahwa roket yang dijatuhkan di lokasi serangan adalah roket Falaq milik Hizbullah. Roket Falaq tersebut diklaim Israel sebagai buatan Iran dengan hulu ledak 53 kg.
"Ini roket Hizbullah. Dan siapa pun yang meluncurkan roket semacam itu ke daerah padat penduduk ingin membunuh warga sipil, ingin membunuh anak-anak," katanya seperti yang dikutip dari The Guardian.
4. Hizbullah bantah kirim serangan ke Dataran Tinggi Golan
Hizbullah membantah tuduhan Israel yang menyebut pihaknya menyerang Dataran Tinggi Golan. Bantahan ini disampaikan oleh pejabat senior Hizbullah Mohammad Afif.
Afif mengklaim bahwa Israel dan sejumlah media yang kontra dengan Hizbullah telah melakukan tuduhan palsu terkait insiden tersebut.
"The Islamic Resistance sama sekali tidak ada hubungannya dengan insiden tersebut, dan dengan tegas membantah semua tuduhan palsu dalam hal ini," kata Afif seperti yang dikutip dari The Guardian.
Lebih lanjut, pihak Hizbullah mengklaim bahwa roket yang meledak di Dataran Tinggi Golan adalah rudal pencegat milik Israel yang menyimpang dari jalurnya.
5. Israel kirim serangan balasan ke Beirut, Lebanon
Israel baru-baru ini mengirim serangan ke Beirut, Lebanon. Serangan ini berlangsung usai ancaman Netanyahu untuk membalas Hizbullah.
Serangan Israel ke pusat kota Beirut, pada Selasa (30/7/2024), pukul 19.40 waktu setempat, diduga sebagai serangan balasan Israel terhadap Hizbullah. Israel sendiri telah mengakui bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pihak Israel mengaku bahwa mereka menargetkan komandan Hizbullah dalam serangan itu.
Editor: Iswara N Raditya